JAKARTA, KOMPAS.com - Film dokumenter A Love Song Latasha mengangkat kisah pasca tragedi yang menimpa Latasha Harlins pada 1991.
Nama Latasha Harlins mendadak ramai diperbincangkan di Amerika Serikat pada Maret 1991, saat tragedi memilukan menimpa remaja berusia 15 tahun tersebut.
Ketika itu, Latasha dituduh melakukan percobaan pencurian di sebuah toko minuman bernama Empire Liquor.
Soon Ja Du, sang pemilik toko, menyatakan bahwa Latasha menaruh sekotak jus jeruk ke dalam ranselnya tanpa membayar.
Baca juga: Chadwick Boseman Black Panther dalam Jajaran 300 Artis Pendukung Black Lives Matter
Berbanding terbalik dari pernyataan Ja Du, fakta persidangan menunjukkan bahwa Latasha memang berencana membayar.
Dengan alasan membela diri, Ja Du melempar bangku ke arah Latasha sebelum akhirnya menembak sang remaja dari arah belakang.
Kematian Latasha menyisakan luka mendalam bagi keluarga serta komunitas warga kulit hitam di Amerika Serikat.
Baca juga: Diam-diam, Patung Edward Colston Digantikan Patung Black Lives Matter
Dalam film dokumenter A Love Song for Latasha, sutradara Sophia Nahli Allison mencoba menghidupkan kembali kenangan tentang Latasha Harlins.
Melalui narasi yang dirangkum dengan durasi 19 menit, Sophia memberi gambaran tentang hal-hal apa saja yang bisa dicapai Latasha jika ia masih hidup hingga hari ini.
Simak kelanjutan kisah memilukan dari Latasha Harlins di Netflix mulai 21 September 2020 mendatang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.