Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Kadir Cerita Asal-usul Nama Panggung hingga Kehidupan Keras sejak Kecil

Baca di App
Lihat Foto
YouTube TRANS7 OFFICIAL
Pelawak Kadir jadi bintang tamu acara Okay Bos Trans7
|
Editor: Kistyarini

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencinta dunia lawak mungkin sudah tidak asing lagi dengan komedian Kadir.

Pria yang sering berlogat Madura saat melawak itu sudah malang melintang di dunia hiburan Tanah Air sejak tahun 1980an.

Menjadi bintang tamu program Okay Bos di Trans7, Kadir menceritakan perjalanan hidupnya yang keras.

Baca juga: Peran Dukun Antar Kadir Sukses di Industri Hiburan Tanah Air

Asal-usul nama Kadir

Berbincang dengan pembawa acara Raffi Ahmad, Kadir mengatakan nama aslinya adalah Mubarak. Dia memilih Kadir sebagai nama panggung.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupanya, nama Kadir ternyata diambil dari salah satu kenalannya di kampung halaman.

"Kebetulan di kampung saya ada orang namanya Kadir, itu bisa dikenal ke mana-mana, mudah diingat semua orang," katanya.

Baca juga: Kadir Ungkap Cerita di Balik Nama Panggungnya, Apa Itu?

Akhirnya nama tersebut kini melekat dan menjadi bagian dari karier Mubarak di industri hiburan Tanah Air.

Peran dukun antar kesuksesan

Setelah bergabung dengan grup lawak Srimulat, Kadir pergi ke Jakarta pada 1984.

Saat itu, TVRI tengah mempersiapkan diri untuk menggelar acara ulang tahun dan membutuhkan banyak talenta di bidang komedi.

"Saya tuh keluar 5 menit jadi dukun setelah itu masuk lagi. Namanya juga orang baru di Jakarta. Itu jadi rezeki saya," kata Kadir.

Baca juga: Sebut Gaji Main Ludruk, Kadir: Buat Makan Sekali Aja Enggak Cukup

Ternyata penampilannya di acara itu rupanya dilirik seorang sutradara.

"Ada kebetulan sutradara mau produksi tinggal satu tokoh Madura yang belum dapat, akhirnya saya kepilih buat casting," kata Kadir.

Kadir tak menyangka karena ia hanya muncul selama lima menit dan berperan sebagai dukun.

Kadir merasa beruntung dengan peran dukun tersebut yang mengantarkannya ke dunia hiburan yang lebih luas.

Kehidupan keras

Kadir pernah menjadi anggota sebuah kelompok seni ludruk. Dia mengalami kehidupan yang keras saat itu.

"Makan sehari sekali? Sering sekali. Karena apa, kita gajian mengandalkan penonton. Begitu kita mau main sore, misalnya, hujan deras. Siapa yang mau nonton? Enggak ada pemasukan," kata Kadir.

Bahkan, pemeran film Cintaku di Rumah Susun itu menyebut uang yang didapatkan kadang tidak cukup untuk membeli makan, meskipun sekali.

"Minimal kalau main ramai, malam Minggu itu bisa makan dua kali," kata Kadir.

 

Akhirnya, cara terbaik untuk mengatasi keterbatasan ekonomi itu, Kadir biasa membuat nasi liwet bersama teman-temannya.

Kehidupan masa kecil

Kepada pembawa acara Raffi Ahmad, Kadir juga menceritakan masa-masa pahitnya saat masih kecil.

"Saya kelas 4 SD, abah saya meninggal, saya panggil bapak saya itu abah. Tinggal ibu saya yang tidak pernah kerja, kebingungan. Mau tidak mau saya membantu," kata Kadir.

Pria kelahiran September 1951 itu pun sudah bekerja demi mendapatkan uang. Dia misalnya pernah berjualan permen tape sambil bersekolah.

Kadir sangat bersyukur karena pekerjaan-pekerjaan kecil seperti itu bisa meringankan beban ibunya.

"Pulang saya dapat rezeki sendiri, tidak ganggu orangtua. Terus baru saya ikut sandiwara ludruk," kata Kadir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi