KOMPAS.com – Penyanyi Lady Gaga mengungkapkan detail terbaru tentang perjuangannya melawan depresi dan perjalanannya yang menantang untuk mencintai diri sendiri.
Dalam sebuah wawancara dengan Lee Cowan di CSB Sunday Morning, Gaga membuka tentang pertempuran batinnya dengan menjadi alter ego dan kehilangan mantan personanya sebagai Stefani Germonatta.
“Musuh terbesar saya adalah Lady Gaga, itulah yang saya pikirkan. Musuh terbesar saya adalah dia,” kenang pelantun Chromatica itu.
Gaga mencontohkan, pertengkaran batinnya sendiri, “Anda tidak bisa pergi ke toko bahan makanan sekarang. Jika Anda pergi makan malam dengan keluarga Anda, seseorang datang ke meja, Anda tidak bisa makan malam dengan keluarga tanpa itu tentang Anda, itu selalu tentang Anda. Sepanjang waktu".
Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Always Remember Us This Way - Lady Gaga
Lady Gaga membagikan album terbarunya, Chromatica, menawarkan pandangan yang jujur tentang masa gelap dalam hidupnya, termasuk penyakit mental dan pemulihan trauma.
“Tidak ada satu lagu pun di album itu yang tidak benar, tidak satu pun,” kata Gaga kepada Cowan.
Misalnya, Gaga mengatakan, lirik “Pop a 911” adalah referensi untuk pengobatan untuk saya Ketika dulu panik karena gejolak batin dengan diri sendiri.
Ditanya soal begitu gelap tentang waktu tertentu yang disinggungnya dalam Chromatica, Gaga mengatakan, ia telah mencapai titik di mana dia benar-benar menyerah pada dirinya sendiri.
“Saya benci menjadi terkenal, saya benci menjadi bintang, saya merasa lelah dan habis,” kata Gaga.
Baca juga: BLACKPINK Ungkap Karya Lady Gaga Menginspirasi Selama Masa Trainee
“Tidak selalu mudah jika Anda memiliki masalah mental untuk membiarkan orang lain melihat. Saya biasa menunjukkan, saya dulu menyakiti diri sendiri, saya biasa berkata ‘Lihat, saya memotong diri saya sendiri, lihat saya terluka’,” kata Gaga melanjutkan.
Perempuan 34 tahun itu berujar, melakukan seperti itu lantaran orang lain tidak bisa melihat kesehatan mental dirinya.
Pelantun “Stupid Love” itu juga mengungkapkan bahwa dia dulu memiliki pikiran untuk bunuh diri setiap hari.
“Saya tidak begitu mengerti mengapa saya harus hidup selain berada di sana untuk keluarga saya. Itu adalah pemikiran dan perasaan yang nyata, mengapa saya harus bertahan?” ujar Gaga.
“Saya tinggal di rumah ini, sementara orang-orang mengawasi saya selama beberapa tahun untuk memastikan bahwa saya aman,” ucap Gaga.
Baca juga: BLACKPINK Ungkap Karya Lady Gaga Menginspirasi Selama Masa Trainee
Gaga menjelaskan, pemicu terbesarnya adalah gentrifikasi dan dibombardir di depan umum.
“Jika saya di toko bahan makanan dan seseorang datang sangat dekat dengan saya, lalu mulai mengambil foto saya, hanya panik total, rasa sakit di seluruh tubuh”.
“Saya menguatkan diri karena saya takut, dia berbagi, ini seperti saya adalah objek, saya bukan manusia,” kata Gaga.
Meski begitu, Gaga menyadari harus tetap menciptakan karya dan bermusik.
Baca juga: Lady Gaga Didapuk Perankan Salah Satu Karakter X-Men?
“Saya bersumpah demi masa depan anak-anak saya yang belum lahir, saya tidak tahu mengapa tetapi saya harus melakukannya,” ucap Gaga.
Sejak diluncurkannya Chromatica, Gaga mengaku telah mendapatkan cara untuk mencintai dirinya sendiri, “Saya tidak membenci Lady Gaga lagi”.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.