Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Berdarah Indonesia, Eddie van Halen Alami Bullying sejak Kecil

Baca di App
Lihat Foto
AFP/GETTY IMAGES/ETHAN MILLER
Gitaris legendaris Eddie Van Halen tampil di Billboard Music Awards 2015 di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, pada 17 Mei 2015. Pendiri band Van Halen tersebut meninggal dunia akibat kanker pada 6 Oktober 2020.

KOMPAS.com - Berdarah Belanda Indonesia, kakak beradik Alex dan Eddie van Halen mengalami bullying (perundungan) saat masih kecil.

Sebagaimana diketahui, ibu mereka bernama Eugenia yang berasal dari Rangkasbitung, Indonesia, sedangkan ayah mereka, Jan van Halen, berdarah Belanda.

Hal itu diungkapkan vokalis band Van Halen David Lee Roth dalam wawancara dengan WTF with Marc Maron pada 2019.

Baca juga: Alasan Lagu “Jump” Van Halen Tetap Long Lasting hingga Kini, Berita Bunuh Diri sampai Selebrasi Milanisti

Menurut Lee Roth, kakak beradik van Halen sering dipanggil "half-breed" yang berarti tak berdarah murni di Belanda.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka tumbuh di lingkungan yang sangat rasialis sampai mereka memutuskan meninggalkan negara itu (Belanda)," tutur Roth di podcast tersebut seperti dilansir NBC.

Jan van Halen pun memboyong keluarga kecilnya ke Amerika Serikat, di kota Pasadena.

Baca juga: 3 Fakta Kematian Eddie Van Halen, Gitaris Legendaris Keturunan Rangkasbitung

"Mereka datang di Amerika dan tidak bisa berbahasa Inggris di awal 1960an. Itu menyulut, hal-hal semacam itu, sangat serius," kata David Lee Roth.

Eddie van Halen meninggal dunia pada Selasa (6/11/2020) setelah berjuang melawan kanker selama sekitar 10 tahun.

Dalam wawancara pada 2017, Eddie van Halen mengatakan keluarga mereka dianggap sebagai warga negara kelas 2.

Baca juga: Mantan Istri Eddie Van Halen Memberikan Penghormatan yang Menyentuh

"Kami sudah mengalaminya di Belanda, sejak hari pertama, kelas satu," kata Eddie van Halen.

"Sekarang kamu berada di negara lain yang kamu tidak bisa bahasanya, tidak tahu apa-apa dengan apa pun dan itu sangat menakutkan," lanjut dia.

"Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tetapi saya rasa itu membuat kami lebih kuat karena memang harus (lebih kuat)," tutur Eddie van Halen.

Baca juga: Duka Para Musisi Kenang Kepergian Eddie Van Halen

Dalam wawancara itu Eddie van Halen mengatakan teman-teman pertamanya di AS adalah siswa berkulit hitam karena dia dianggap minoritas.

"Para pembuli itu orang (siswa) kulit putih. Mereka menyobek PR dan kertas saya, memaksa saya makan pasir di tempat bermain, hal-hal semacam itu dan anak-anak kulit hitam yang bersama saya," tutur van Halen.

Alex dan Eddie van Halen kemudian mendirikan band Van Halen di Pasadena pada 1972.

Baca juga: Obituari: Eddie Van Halen, Mozart-nya Rock yang Punya Darah Indonesia

Sejak itu mereka sudah merilis 12 album studio, termasuk yang terbaru, Different Kind of Truth, pada 2012.

Album bertajuk Van Halen (1978) melahirkan lagu-lagu ikonik seperti "Runnin' with the Devil", "Ain't Talkin' 'Bout Love", dan "You Really Got Me".

Sementara itu album 1984 mencetak sukses besar dengan lagu-lagu seperti "Jump", "Hot for Teacher", dan "Panama".

Baca juga: Profil Eddie Van Halen, Rocker Legendaris Putra Perempuan Rangkasbitung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: People
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Kistyarini
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi