KOMPAS.com - Musisi dan penyanyi Demi Lovato melayangkan kritik keras terhadap kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pelantun "Heart Attack" itu menyampaikan protes dalam lagu terbarunya, "Commander In Chief".
Video klip lagu tersebut dirilis setelah penampilannya pada Billboard Music Awards 2020.
Baca juga: Pertunangan Kandas, Demi Lovato Bakal Tuangkan Perasaan Lewat Lagu?
"If I did the things you do / I couldn't sleep, seriously / Do you even know the truth? / We're in a state of crisis, people are dyin' / While you line your pockets deep / Commander in Chief, how does it feel to still / Be able to breathe?"
Demikian sepenggal lirik lagu "Commander in Chief" yang juga ditulis oleh Julia Michaels, Finneas, Justin Tranter, dan Eren Cannata tersebut.
Lovato kemudian menanggapi berbagai kritik yang ditujukan kepadanya gara-gara lagu tersebut.
Baca juga: Demi Lovato Putus dengan Max Ehrich, Pertunangan Tak Berlanjut ke Pernikahan
Lovato mengatakan lebih tertarik menyuarakan integritasnya sebagai orang Amerika daripada menyenangkan para penggemarnya.
"Saya benar-benar tidak peduli jika ini menghancurkan karier," tulisnya, Rabu, dalam Insta Story-nya.
"Karier saya bukan tentang itu. Saya membuat karya seni yang mewakili apa yang saya yakini. Dan saya melahirkan lagu ini bahkan dengan risiko kehilangan penggemar. Saya tentu akan lebih memilih integritas dalam karier saya,” lanjut Demi Lovato.
Baca juga: Demi Lovato Resmi Bertunangan dengan Max Ehrich
Dengan lagu itu, Demi Lovato mengajak warga negara AS untuk menggunakan hak suara dalam pemilihan presiden pada November mendatang.