Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Lika-liku Perjalanan Karier Soleh Solihun di Majalah Playboy

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Artis peran Soleh Solihun berpose usai wawancara di kantor redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (4/4/2018). Film Reuni Z akan tayang di bioskop mulai 12 April mendatang.
|
Editor: Andika Aditia

JAKARTA, KOMPAS.com - Komika Soleh Solihun sempat merasakan bekerja sebagai wartawan di majalah Playboy.

Kehadiran Playboy pada saat itu mendapat sorotan lantaran kerap dianggap sebagai majalah porno.

Di tengah pertanyaan apakah majalah Playboy sebuah produk jurnalistik atau bukan, Soleh Solihun berhasil memberikan bukti sahih.

Ia mendapat penghargaan Adiwarta pada tahun 2006 saat masih berseragam Playboy.

1. Arti Adiwarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adiwarta sangat berarti bagi Soleh Solihun untuk membungkam kritikan orang-orang yang menyangsikan eksistensi Playboy. 

Baca juga: Kerja di Majalah Playboy, Soleh Solihun: Nyokap Gue Ikut Demo Menentang

Penghargaan tersebut bahkan mampu menjadi bukti bahwa Playboy adalah sebuah media massa yang sudah mengantongi izin dari Dewan Pers Indonesia.

"Ketika gue menang penghargaan, gue bisa bilang kepada orang-orang yang menyangsikan bahwa Playboy bukan produk jurnalistik (bahwa) ini tulisan wartawan Playboy," kata Soleh dalam acara Beginu Kompas TV.

Apalagi, saat itu salah satu dewan jurinya adalah Effendi Gazali yang termasuk menentang kehadiran Playboy di Indonesia.

2. Izin orangtua bekerja di Playboy

Soleh Solihun selalu meminta izin ketika akan berpindah tempat kerja, termasuk saat dari Trax menuju Playboy.

Saat itu, Playboy juga menuai pro dan kontra karena kontennya dianggap berbau pornografi.

"Bokap gue nanya gini, 'tapi itu bukannya majalah telanjang?', 'enggak kok di Indonesia enggak telanjang, sama saja kayak majalah lain, masih pakai bikini'," jawab Soleh. 

Baca juga: Pernah Jadi Jurnalis Majalah Playboy, Soleh Solihun Dapat Penghargaan Adiwarta

Akhirnya Soleh Solihun berhasil mendapatkan restu dari orangtua untuk bekerja di majalah Playboy.

3. Ibunya pernah ikut demo menentang Playboy

Walau sang anak bekerja di majalah Playboy, ibu Soleh Solihun pernah mengikuti demo menentang kehadiran majalah dengan logo kelinci tersebut.

"Walaupun nyokap gue yang ikut demo, nyokap gue laporan, waktu ada demo menentang Playboy, dia ikut," ucap Soleh.

Beruntung masalah itu tak merembet jauh dan malah merugikan Soleh Solihun di tempat kerjanya.

Baca juga: Soleh Solihun Tak Pernah Berencana Jadi Stand Up Comedian

Majalah Playboy Indonesia tak bertahan lama.

Edisi perdanaya terbit pada 7 April 2006 dan akhirnya harus tutup pada Maret 2007.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi