JAKARTA, KOMPAS.com - Pelawak senior Malih Tong Tong menceritakan tentang perjuangan hidupnya sebelum terkenal seperti sekarang.
Malih telah melalui berbagai lika-liku kehidupan, dari putus sekolah, menjadi kuli bangunan hingga kini berhasil meraih kesuksesan sebagai pelawak.
Sembari mengobrol dengan komedian Komeng, Malih juga memberikan sejumlah wejangan untuk anak-anak muda zaman sekarang.
Kompas.com telah merangkum kisah perjuangan hidup Malih Tong Tong, sebagai berikut.
Baca juga: Ade Londok Minta Maaf kepada Malih Tong Tong hingga Kapok Tampil di Televisi
Putus sekolah karena biaya
Pelawak senior berusia 71 tahun itu harus berhenti sekolah karena keterbatasan biaya lantaran sang ayah telah pensiun.
"Lah orang-orang enggak sekolah bisa hidup. Mendingan nangon (ngurus) kambing. Kambing, sapi, kerbau, itu aja rautan (kerjanya), jadi orang (bisa sukses) lu," ujarnya.
Hal terpenting menurut Malih yang bakal disenangi orang-orang adalah bersikap baik dan jujur.
"Yang penting, jujur. Sudah itu orang senangnya," tambah Malih.
Baca juga: Sebelum Jadi Pelawak Terkenal, Malih Tong Tong Jadi Kuli Bangunan
Bekerja sebagai kuli bangunan
Sebelum berkarier di dunia hiburan Tanah Air, Malih Tong Tong pernah menjadi kuli bangunan.
"Bukan nyari tambahan, sebelum pemain topeng, pemain melenong, main sinetron, saya kan kuli bangunan, tukang bangunan," ujarnya.
Malih menuturkan ketika menjadi kuli bangunan itu, upahnya harus dibagi 3 dengan rekan kerjanya yang lain.
Baca juga: Beri Wejangan, Malih Tong Tong: Pengin Sukses? Berjuang, Jangan dari Orangtua
Tak mau bergantung hidup dengan orangtua
Meski saat itu pekerjaan sang ayah merupakan Wakil Kepala Desa, Malih tidak mau menggantungkan hidupnya.
"Awalnya saya hidup sebagai manusia ini awalnya jadi tukang bangunan. Saya mah dari dulu enggak pakai urusan orangtua, hidup sendiri, enggak pernah (bergantung)," ucap Malih.
Malih juga mengatakan, jika ingin meminta uang kepada orangtua, dirinya harus bekerja terlebih dahulu
Baca juga: Bikin Malih Tong Tong Terjatuh, Ade Londok Minta Maaf
Wejangan Malih Tong Tong
Malih berkata, jika ingin sukses seperti orang-orang, maka hidup harus penuh perjuangan, bukan bergantung kepada orangtua.
"Pengin jadi orang (sukses)? Berjuang, kata berjuang itu maksudnya berusaha, jangan dari orangtua," ucapnya.
Malih kemudian mengatakan kalau anak zaman sekarang kerap kali meminta sesuatu kepada orangtuanya tanpa usaha terlebih dahulu.
Ia menambahkan seorang anak berhak meminta sesuatu kepada orangtua, tetapi harus sesuai dengan penghasilan orangtuanya sendiri.
"Itu anak sekarang, minta enggak dipikir lagi kemampuan orangtuanya seperti apa, boleh minta, tapi ukur sama kemampuan," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.