JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi penyuka tayangan komedi, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Jarwo Kwat.
Pemilik nama lahir Sujarwo itu sudah malang melintang di dunia komedi Tanah Air.
Bukan hanya tampil di layar kaca, Jarwo Kwat juga aktif sebagai salah satu orang yang melestarikan seni budaya Indonesia, seperti Ludruk atau Ketoprak.
Namun, Jarwo Kwat tidak menampik bahwa kondisinya sekarang telah berbeda yang mana seni budaya sudah jarang diminati masyarakat.
Tidak sedikit orang menganggap seni budaya telah ketinggalan zaman dan digantikan oleh masuknya budaya Eropa atau Korea Selatan.
Berikut rangkuman Kompas.com dari pembicaraan Jarwo Kwat seputar dunia komedi.
Menyesuaikan zaman
Jarwo Kwat rupanya tidak kehabisan akal untuk tetap melestarikan seni budaya yang ada di Indonesia.
Ia menyarankan agar para pelaku seni budaya memadukannya dengan hal yang sedang tren di masa kini.
"Harusnya, itu boleh, menyesuaikan zaman supaya anak-anak muda ini tertarik untuk menonton, belajar, dan menggeluti itu," kata Jarwo Kwat seperti dikutip Kompas.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Senin (16/11/2020).
"Tetapi misalnya kalau kita tetap pakem yang dulu aja, ya anak sekarang kan maunya enjoy, gampang diserap, dinikmatinya juga enak," ucap Jarwo melanjutkan.
Baca juga: Jarwo Kwat: Enggak Sangka Profesi Komedian Bisa Sekolahkan Anak Sampai S2
Bukti
Bukan hanya omongan belaka, pria kelahiran Agustus 1967 itu juga membuktikan dan mencontohkan apa yang ia lakukan bersama teman-temannya.
Untuk tetap melestarikan seni budaya, Jarwo Kwat dan teman-temannya itu menyesuaikan pertunjukkan Ludruk atau Ketoprak dengan zaman di masa kini.
"Misalnya cerita Malin Kundang di sebuah pertunjukan. Secara garis benang merah, itu masih Malin Kundang. Tetapi kami selipkan tokoh-tokoh yang sekarang mereka gandrungin. Misalnya, Malin Kundang berlayar dengan gaya Titanic," ucap Jarwo.
Bantah pergeseran nilai
Walau begitu, Jarwo Kwat membantah apa yang dilakukannya itu bukanlah menggeser cerita atau pun nilai budaya.
"Tetapi alhamdulillah, sejauh kami tidak menyimpang dari garis atau benang merah, ya enggak masalah dan enggak apa-apa. Asal kami enggak mengubah. Misalnya Malin Kundang dikutuk jadi bapau, nah itu baru tuh," ujar Jarwo sambil tertawa.
Lebih lanjut, Jarwo Kwat juga mengambil contoh dengan tokoh Rama dan Sinta di dalam kisah Ramayana.
Jarwo menyarankan, bisa saja Rama diperankan dengan Rizky Billar dan Sinta diperankan oleh Lesty Kejora.
Dengan begitu minat masyarakat untuk menonton sekaligus belajar seni dan budaya meningkat.
Baca juga: Ingin Tarik Minat Anak Muda, Jarwo Kwat: Seni Budaya Harusnya Menyesuaikan Zaman
Sarankan DPR gelar RDP
Menurut Jarwo Kwat, upaya untuk mempertahankan seni budaya Tanah Air juga harus didorong oleh pemerintah.
Pasalnya, Jarwo Kwat merasa pemerintah saat ini kurang memperhatikan seni budaya Indonesia.
Oleh sebab itu, Jarwo menyarankan anggota DPR untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan mengundang orang-orang kredibel di bidang seni budaya.
Menurut Jarwo Kwat, sebuah negara bisa dikatakan maju apabila seni dan budaya di dalam negerinya kokoh.
"Profesi seni itu harus lebih diakui. (Salah satu) syarat memajukan sebuah bangsa bagaimana seni budaya itu bisa jadi tulang punggung," kata Jarwo Kwat.
Baca juga: Merasa Dunia Seni Budaya Kurang Diperhatikan, Jarwo Kwat Sarankan DPR Gelar RDP
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.