JAKARTA, KOMPAS.com - Raditya Dika, sosok penulis dan komika yang ternyata memiliki prinsip hidup kuat yang dipegangnya sedari kecil.
Tak hanya didapat dari ajaran orangtua tapi juga berbagai buku yang dibacanya.
Bagaimana rahasia sukses seorang Raditya Dika, berikut rangkuman dari pengakuan pria kelahiran tahun 1984 itu.
Hobi baca sejak kecil
Memiliki orangtua yang sibuk, Raditya Dika akhirnya dibiasakan orangtuanya untuk menghabiskan waktu dengan membaca buku.
Baca juga: Raditya Dika Ungkap Alasan Sulit Tampil di TV
Bukannya bosan, Raditya Dika kecil justru semakin tenggelam dengan berbagai cerita dalam buku.
Karena hobi bacanya itu juga, ketika kelas 4 Sekolah Dasar, Raditya yang memiliki nama asli Dika Angkasaputra Moerwani Nasution itu memberi nama dirinya sendiri dengan nama Raditya yang berasal dari bahasa Sansekerta.
"Aku pulang sekolah bilang ke mama, ke orangtua, 'ma, kayaknya namaku kalau diganti jadi Raditya aja bagus deh'. Terus mamaku, 'ya sudah boleh'. Sudah habis itu berubah sampai sekarang," ujar Raditya.
Terbiasa gunakan data
Ketika menulis, menciptakan suatu karakter, atau apapun yang dilakukan itu, Raditya selalu menggunakan data-data.
Baca juga: Raditya Dika Ungkap Kebiasaannya hingga Selalu Sukses di Berbagai Bidang
"Aku orangnya heavy on data banget, aku orangnya suka banget olah data, jadi dari situ aku biasa mentabulasi, misalnya membuat karakter," tutur Dika.
Memilih jadi berbeda
Sadar persaingan berat, Raditya tidak ingin menjalani apapun yang serba biasa.
Seperti ketika akhirnya dia meluncurkan buku-buku dengan judul unik dan berunsur hewan.
Tentu saja buku-buku Raditya Dika jadi terdengar lain dibanding buku cerita biasanya yang memiliki judul-judul indah.
Baca juga: Raditya Dika Sebut Tak Jadi Komedian Jika Bukan karena Lupus
"Berangkat dari rasa pengin jadi orang yang berbeda, karena aku tahu yang lebih pinter banyak, lebih lucu banyak, lebih jago nulis banyak, tapi kalau aku beda, aku sendirian, itu yang aku pegang," kata Raditya.
Tak hanya beda tapi juga bagus
Berbeda saja tidak cukup, bagi Raditya Dika karya yang dia hasilkan harus bagus, di mana dia akhirnya menjadi penggemar pertama dari karyanya.
Karena dengan begitu, setidaknya di luar sana akan ada satu orang lain yang memiliki selera sama seperti dia.
"Menurut aku (bagus) yang pertama banget memuaskan diri kita sendiri dulu, patokan aku itu sebenarnya, paling enggak aku punya satu fans dari karyaku, yaitu diriku sendiri," ujar Raditya.
Baca juga: Lama Memutuskan Menikah, Ternyata Ini yang Dikhawatirkan Raditya Dika
Jatuh cinta pada Lupus
Mengagumi cerita-cerita Lupus yang ditulis Hilman Hariwijaya, Raditya bahkan menyebut kalau Lupus adalah awal yang membuat dia ingin terjun ke dunia komedi.
"Aku ngerasa ketika dari tulisan kita bisa baca dan ketawa, buat aku sih aneh, kok bisa dan gue pengin kayak gitu," ucapnya.
Lebih memilih menjadikan diri sendiri obyek komedi
Meskipun tidak selalu, tapi Raditya Dika lebih suka menjadikan dirinya sendiri sebagai obyek komedi.
"Gimanapun komedi itu butuh obyek, mending gue aja yang ditertawakan," kata Raditya Dika.
Baca juga: Raditya Dika Heran Ingat Masa Kecilnya Naksir Cewek Saat Kelas 4 SD
Kalaupun harus membawa nama orang lain sebagai obyek, dia tidak boleh memiliki niat bermusuhan atau memusuhi orang tersebut.
Tak mau bermasalah
Cenderung jauh dari masalah, baik dengan netizen atau artis lainnya, Raditya memegang prinsip hidup untuk tidak menanggapi berlebihan semua hal.
"Kalau kita tahu itu truth-nya, maka apapun yang orang bilang enggak akan menggoyangkan kebenaran yang kita tahu. Jadi kita menjalani hidup dengan sesantainya aja," kata Raditya.
Tak takut persaingan
Raditya Dika boleh saja menjadi yang pertama di YouTube dengan subscriber terbanyak, tapi belakangan semua itu dibalap Atta Halilintar.
Baca juga: Judul Ada Nama Hewan, Karya Raditya Dika Ditaruh di Rak Buku Peternakan
Demikian halnya dalam film, meskipun lebih dulu terjun, tapi Ernest Prakasa lebih berkibar dan bahkan meraih piala Citra.
Menanggapi itu semua, Raditya justru senang karena itu jadi kesempatan buat dia berkolaborasi dan membuat industri tersebut semakin dilirik serta dipercaya.
"Seru ya karena industrinya jadi berkembang, semakin banyak orang, yang masuk ke dalam industri mungkin film gitu, maka kepercayaan masyarakat terhadap industrinya sendiri jadi naik," kata Raditya.
Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Pelangi dari Raditya Dika
"YouTube pun kayak gitu, ketika Atta semeledak itu, Atta dibicarain orang-orang, maka advertiser jadi ngelirik kan," sambungnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.