Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Jalan Berliku Rhoma Irama dan Musik Dangdut di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ANDI MUTTYA KETENG
Rhoma Irama dalam konferensi pers Synchronize Fest 2016 di Mitra Terace, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2016).
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan berliku dilewati oleh penyanyi Rhoma Irama ketika menciptakan musik dangdut di Indonesia.

Dalam perbincangannya bersama komedian Miing Bagito, Rhoma Irama menceritakan berbagai sejarah dari mulai awal dangdut tercipta hingga perjuangannya memasukkan unsur dakwah ke dalam musiknya.

Baca juga: [POPULER HYPE] Rhoma Irama Cerita Dilempar Sandal | Pemeran Ali Topan Meninggal Dunia

Berikut rangkuman perbincangan seru Rhoma Irama bersama Miing Bagito.

1. Niat menyelamatkan orkes melayu

Pada awal era 1970-an, Rhoma Irama sebenarnya berniat menyelamatkan orkes melayu dari kepunahan akibat demam musik rock.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi itu semakin diperparah ketika band sekelas Deep Purple menggelar konser di Indonesia.

Baca juga: Ucapkan Salam di Atas Panggung, Rhoma Irama Diteriaki dan Dilempari Sandal

Rhoma Irama lalu membentuk Soneta grup sebagai upayanya menyelamatkan orkes melayu.

Revolusi pun terjadi ketika Rhoma menggabungkan orkes melayu dengan sedikit sentuhan rock dan menjadi dangdut.

2. Pengaruh besar Deep Purple

Keputusan Rhoma Irama memasukkan unsur rock ke dalam musik Soneta tak lepas dari pengaruh Deep Purple.

Baca juga: Perjuangan Rhoma Irama Dapatkan Gitar Buntung di Hong Kong

Kehadiran unsur rock dalam musik baru yang diusung Soneta adalah bagian dari strategi Rhoma Irama agar bisa didengar oleh masyarakat.

"Memang itu sengaja, satu strategi. Dari beat, sense of rock, kita masukan ke dalam orkes melayu tapi sense of dangdutnya enggak hilang," kata pria kelahiran Tasikmalaya 11 Desember 1946 itu.

3. Dangdut dan dakwah

Perjuangan Rhoma Irama dalam membentuk musik dangdut tak berhenti sampai di situ saja.

Pada tahun 1973 ia berusaha untuk memasukkan unsur dakwah ke dalam musik-musik Soneta.

Baca juga: Rhoma Irama: Waktu Kecil Lihat Hakim Memvonis Kayaknya Asyik Sih

Langkah pertama yang diambil adalah dengan mengucapkan salam di atas panggung dan berujung pelemparan sandal dari para penonton.

"Salam pertama saya ucapkan di Ancol tahun 1973. Begitu salam, hujan sandal. 'Hey, hey, ini bukan masjid! Saking tabunya itu salam di panggung musik," ucap Rhoma.

Namun perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil.

Baca juga: Sinopsis Film Raja Dangdut, Kisah Cinta Rhoma Irama Terhalang Restu Ibu

Rhoma Irama bahkan selalu menyisipkan unsur dakwahnya ke dalam lirik-lirik lagunya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi