Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Mengenang Sophie Xeon dan Karya-karyanya..

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/Sam Smith
Mendiang musisi Sophie Xeon.
Penulis: Cynthia Lova
|
Editor: Andika Aditia

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi sekaligus produser Sophie Xeon meninggal dunia pada Sabtu (30/1/2021).

Musisi asal Skotlandia ini meninggal di usia 37 tahun.

Meninggalnya Sophie Xeon dibenarkan Transgressive selaku label rekaman yang menaungi Sophie.

Menurut manajemennya, ia meninggal setelah kepleset saat ingin melihat bulan purnama pada pukul empat pagi.

Sophie meninggal di rumahnya di Ibu Kota Yunani, Athena.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya-karya Sophie

Sophie memang tidak terlalu menggaung di dunia musik. Meski demikian, Sophie cukup dikenal di kalangan musisi.

Baca juga: Sophie Xeon Meninggal Dunia karena Terpeleset

Sophie menyukai dunia musik memang sejak kecil. Dia punya keinginan untuk menjadi produser musik elektronik.

Awalnya, Sophie mencoba menjadi DJ pernikahan dan ulangtahun keluarganya. Lalu, karier musiknya dimulai saat dia mulai bergabung bersama band Motherland.

Sophie kemudian terlibat dengan artis yang berafiliasi dengan label PC Music setelah bertemu dengan DX Kidz, sebuah proyek antara AG Cook dan Danny L Harle.

Singel debut Sophie "Nothing More to Say" dirilis pada Februari 2013 melalui label Glaswegian Huntleys+ Palmers yang berbasis di London.

Pada pertengahan 2014, Sophie berkolaborasi dengan AG Cook dan artis yang berbasis di AS Hayden Dunham untuk proyek QT, ikut memproduksi singel debutnya "Hey QT" dengan Cook.

Baca juga: Ikon Hollywood Cicely Tyson Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Singel Sophie berikutnya berjudul "Lemonade" dirilis pada Agustus 2014.

Kemudian, pada tahun 2015 Sophie bekerja sama dengan Madonna untuk memproduseri singel "Bitch, I'm Madonna" bersama Charli XCX.

Usai sukses di balik layar, Sophie mulai beralih ke depan layar.

Debut album Sophie, Oil of Every Pearl's Un-Insides mengantarnya masuk nominasi Grammy untuk kategori Best Dance/ Electronic Album pada tahun 2018.

Tidak hanya masuk dalam Grammy, Sophie juga pernah masuk dalam Libera Award kategori Best Best Dance/ Electronic Album lewat albumnya berjudul Oil of Every Pearl's Un-Insides.

Baca juga: Meninggal Dunia, Song Yoo Jung Dikenang sebagai Pemberi Kebahagiaan

Kemudian, ia juga masuk dalam AIM Independent Music Awards dengan kategori Best Creative Packaging lewat album tersebut.

"Sophie adalah pionir dari sound baru, satu dari seniman paling berpengaruh di dekade terakhir," kata publisisnya.

Sophie Xeon dikenal dengan pesan-pesan yang dituliskan di dalam lagu-lagunya.

Sophie ingin disebut sebagai Transness

Sophie adalah seorang wanita transgender. Dia lahir sebagai pria, namun prefensi gendernya diubah seiring berjalannya waktu.

Meski begitu, Sophie tidak ingin dilabeli transgender, Sophie menyebut dirinya sebagai transness. Dengan menjadi transness, manusia tidak perlu memenuhi peran tradisional tertentu berdasarkan gender.

Baca juga: Larry King, Pembawa Acara Legendaris, Meninggal Dunia

"Transness mengambil kendali untuk membawa tubuh lebih sejalan dengan jiwa dan roh, jadi keduanya tidak saling bertarung untuk berjuang dan bertahan hidup," kata Sophie beberapa waktu lalu dengan majalah Paper.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi