Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Kehidupan Sulis Dulu, Kerap Dihina Tetangga hingga Makan Buah Setengah Busuk

Baca di App
Lihat Foto
YouTube Melaney Ricardo
Penyanyi religi, Sulis saat berbincang dengan Melaney Ricardo
Penulis: Firda Janati
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehidupan Sulis sebelum menjadi penyanyi religi ternyata penuh dengan perjuangan yang tak mudah dilalui.

Penyanyi asal Solo ini mengaku, bukan berasal dari keluarga berkecukupan. Bahkan, bisa disebut serba kekurangan.

Sulis sering mendapat hinaan dari beberapa tetangganya karena kondisi hidupnya.

Dalam vlog Melaney Ricardo, Sulis pertama kalinya menceritakan kehidupan masa kecilnya sebelum jadi penyanyi sukses.

Impian ingin punya televisi

Sulis mengaku, tak pernah sekalipun terbesit dalam pikirannya untuk menjadi penyanyi religi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup keluarganya yang serba kekurangan saat itu, membuat Sulis hanya ingin membelikan televisi untuk keluarga.

Terlebih, Sulis terkadang tak dizinkan masuk ke rumah tetangga karena keseringan menumpang nonton televisi.

Tak hanya itu, keluarga Sulis juga sempat dihina oleh beberapa tetangganya lantaran tak mampu membeli sebuah televisi.

Baca juga: Tak Pernah Mimpi Jadi Penyanyi Religi, Sulis Hanya Ingin Punya TV Saat Kecil

"Dulu cita-citaku cuma satu, pengin punya TV. Waktu kecil aku numpang kalau liat TV, ya aku pergi ke rumah tetanggaku. Itu pun kadang boleh masuk, kadang enggak dibolehin masuk," ungkap Sulis.

Jangankan televisi, Sulis mengatakan, kondisi rumahnya hanya sepetak tanpa memiliki kamar mandi.

"Rumah aku enggak ada kamar mandi. Jadi MCK (kamar mandi) umum," ujar Sulis.

Pekerjaan ibu dan ayah Sulis

Penyanyi religi berusia 31 tahun ini mengatakan, ayahnya dulu melakoni dua profesi berbeda dari pagi hingga malam.

"Kalau pagi, ayahku jadi supir di satu majikan. Kalau malam, ayahku pinjam becak temannya, ngebecak untuk uang saku aku dan kakak-kakakku sekolah," ujar Sulis.

Baca juga: Kisah Awal Karier Sulis Jadi Penyanyi Religi dan Duet dengan Hadad Alwi

Sementara sang ibu, berjuang keras sebagai penjahit pakaian dalam yang bekerja dari pagi.

"Tiap hari (ibu) jalan, mungkin pulang pergi 10 kilometer, dipundaknya bawa karung dipundaknya. Aku ikutin dari belakang," ucap Sulis.

Pernah makan buah setengah busuk

Kemudian, Sulis mengatakan, buah menjadi makanan paling mewah baginya dan keluarga dulu.

Meskipun sulit, kata Sulis, orangtuanya ingin anak-anak mereka tetap bisa memakan buah.

Oleh karenanya, berbagai cara dilakukan sang ibu. Bahkan, sampai membeli buah setengah busuk.

"Jadi mamaku kepingin anaknya makan buah. Jadi, mamaku ke pasar. Dia datang ke satu tukang buah itu ada buah yang setengah busuk, ditungguin sama mama, dibeli," cerita Sulis.

Baca juga: Dulu Hidup Susah, Sulis Pernah Makan Buah Setengah Busuk

Dapat beasiswa dari SD hingga kuliah

Meski keadaan ekonomi yang serba kekurangan, orangtua Sulis tetap mengutamakan pendidikan anak-anaknya.

Sulis sangat menghargai jerih payah kedua orangtuanya, sehingga ia tak ingin menambah beban karena kehidupannya saat itu juga sudah sulit.

Akhirnya, Sulis berjuang untuk mendapat beasiswa dari sekolah dasar hingga kuliah.

"Makanya aku ngotot banget harus dapat beasiswa. Alhamdulillah dari sekolah dasar sampai kuliah dapat scholarship terus," ucap Sulis.

Baca juga: Kerasnya Perjuangan Sulis Raih Beasiswa dari SD hingga Kuliah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi