Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 9 Mar 2021

Platform publikasi karya akademik dari akademisi Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk khalayak luas demi Indonesia yang semakin maju.

Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

K-Popers dan Gerakan Sosial di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/BOONTOOM SAE-KOR
Ilustrasi tanda cinta ala penggemar K-Pop
Editor: Laksono Hari Wiwoho

Oleh: Yohanes Widodo

SIKLON tropis Seroja memorak-porandakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (3/4/2021) lalu. Di saat yang sama, media-media besar di Jakarta, juga Presiden Joko Widodo, sibuk mengurusi pernikahan Atta-Aurel, pasukan K-Popers Indonesia bergerak dan membangun inisiatif dengan membuat alert dan menaikkan tagar #prayforNTT. K-Popers menjadi inisiator dan top influencer.

Menurut data dari Drone Emprit berjudul "Siklon Seroja dan Aurel-Atta" pada 3 -5 April 2021, inisiatif ini dimulai dari akun @cibancaa, seorang K-Popers asal NTT. Gusar karena NTT porak poranda, namun media-media Jakarta dan pemerintah belum juga tergerak, Minggu (4/4/2021) pukul 16.58, dia membuat cuitan di Twitter.

"Satu NTT udah porak-poranda tapi masih belum masuk berita nasional. banjir bandang, longsor, hujan angin, pohon tumbang, jembatan rubuh, dll, terjadi di sebagian besar wilayah NTT. The government must take some actions. #kupang #prayforNTT atta, kimi, jihoon," tulis @cibancaa.

Tagar #prayforNTT pun jadi trending topic. Menariknya, cuitan yang paling banyak di-retweet sebagian dari akun K-Popers.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di sini kita bisa melihat bagaimana femomena fandom di Indonesia, dalam hal ini K-Popers, memiliki kekuatan dan mampu dalam mendesakkan atau memengaruhi isu publik.

Fenomena fandom

K-Pop telah menjadi salah satu produk budaya paling kuat di Asia Timur, dan kini makin populer di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

K-Popers adalah fans atau fandom, yakni sekumpulan orang yang memiliki ketertarikan di bidang dan tujuan yang sama yaitu mendukung idola mereka. Fans berperan aktif menghubungkan dunia mereka dengan karakter tokoh idolanya. Selain mengagumi idola, fans juga.

K-Popers umumnya tergolong fanatik atau die-hard fans. Tak sebatas menyukai karya-karya idolanya, mereka juga mengikuti proses awal terbentuknya grup, mengupdate perkembangan management idola mereka, dan mendukung dengan mengikuti kegiatan idola dengan menonton konser musik ataupun menonton filmnya.

Grup K-Pop memiliki fans masing-masing. Misalnya, ARMY menjadi sebutan fans untuk BTS dan NCTzen untuk fans NCT. Di Indonesia, K-Popers dikenal sebagai fans yang sangat kompak. Banyak yang menyebut mereka seperti segerombolan pasukan yang siap bergerak kapan saja untuk selalu mendukung sang idola.

K-Popers umumnya milenial dan Gen-Z yang hidup dan sangat aktif di dunia digital. K-Popers sering dianggap terlalu berisik dan sering nyampah.

Sejumlah pihak menyebut K-Popers sebagai "preman Twitter". Banyak haters yang menyerang mereka. Komentar negatif (hate comment) hingga perang komentar (fanwar) jadi makanan sehari-hari.

Komentar miring tak membuat K-Popers berhenti mendukung idolanya. Hal ini justru membuat mereka makin menyatu untuk saling menguatkan agar mereka tetap bersama mendukung sang idola.

Seiring berjalannya waktu, mereka mulai belajar untuk tidak peduli atas komentar dari para antis—sebutan untuk haters idola mereka. Usaha mereka bisa dikatakan berhasil karena stereotype K-Popers membaik.

Membajak dan menenggelamkan tagar

Kekompakan, kebersamaan, dan kekuatan K-Popers Indonesia di jagat media sosial tak hanya tampak pada isu Siklon Tropis Seroja. Kekutan K-Popers juga mampu membendung penyebaran konten negatif dengan cara membajak dan menenggelamkan tagar tertentu.

Misalnya, di pengujung 2020, Twitter ramai dengan trending topic tentang video syur artis mirip Gisella Anastasia. K-Popers yang kesal dengan penyebar video lalu membanjiri trending topic Gisella dengan video fancam. Tujuannya, agar membantu video syur tersebut tenggelam dan sulit ditemukan.

Kasus serupa dialami oleh artis Jessica Iskandar. K-Popers kembali beraksi membentuk pasukan demi membanjiri trending topic Twitter dan menimbun video tersebut dengan video fancam boyband atau girlband idola mereka.

Hal ini dengan cepat mereka lakukan karena masing-masing punya puluhan video fancam yang tersimpan di handphone sehingga dapat dibuka dan dikirim sewaktu-waktu.

Usaha yang dilakukan oleh K-Popers terbilang berhasil. Akhirnya banyak orang kesulitan untuk menemukan video tersebut. Tak sedikit yang berkomentar pedas terhadap ulah K-Popers karena risih ketika linimasa mereka dipenuhi wajah boyband dan girlband Korea.

Strategi sabotase atau membanjiri tagar dengan konten yang tidak relevan juga dilakukan K-Popers saat kampanye Trump dalam ajang pemilihan presiden AS lalu. K-Popers memesan tiket ke kampanye Trump tanpa ada niat untuk hadir.

K-Popers juga membajak tagar #ImpeachBidenNow di Twitter dan membanjirinya dengan foto-foto idola sehingga postingan yang mengkritik Presiden AS Joe Biden pun tenggelam.

K-Popers dan gerakan sosial

Kepedulian di kalangan K-Popers memang bukan hal yang sama sekali baru. Mereka sering mengumpulkan dana untuk membeli hadiah pada ulang tahun idola mereka. K-Popers juga membangun tradisi amal yang kuat. Mereka sering mengggalang dana untuk tujuan amal.

Sikap kekeluargaan para army begitu kuat dengan menjadikan media sosial sebagai utama. Saat banjir melanda Kalimantan Selatan, Januari 2021 lalu, seorang K-Popers Safitri terjebak di rumahnya yang tanpa listrik, lalu ia meminta bantuan di media sosial.

Tak lama kemudian, army setempat membantu mengatur kebutuhan makanan dan lilin untuk dikirim ke rumahnya (Wax Walden dan Natasya Salim, 13/2/2021).

Inisiatif K-Popers terhadap isu sosial barangkali diinspirasi oleh artis idola mereka yang telah menunjukkan kepedulian mereka yang paling terhadap masyarakat.

BTS, misalnya, mengusung program Hope Delivery—sebuah program di bawah Love Food Bank yang membantu menyediakan mahakan bagi orang tua dan anak-anak miskin.

BTS pernah memberikan donasi kepada keluarga korban bencana feri Sewol. Mereka juga menjadi duta UNICEF, untuk isu kesehatan mental, penindasan, dan kekerasan.

Sejumlah artis Korea juga sering memberikan donasi untuk pendidikan dan menggerakkan pasukan mereka untuk berdonasi melawan penyebaran Covid-19, termasuk isu lingkungan dan perubahan iklin.

Di luar itu, mereka menggunakan media sosial untuk membuat kampanye politik, termasuk mengumpulkan dana untuk gerakan Black Lives Matter di Amerika Serikat dan mendukung gerakan pro demokrasi di Thailand, sekaligus berjuang untuk masa depan mereka.

K-Popers Indonesia Nurul Sarifah mendirikan gerakan Kpop4Planet, pertengahan Januari 2021 sebagai platform diskusi dan mengusung kesadaran tentang perubahan iklim yang berpengaruh terhadap kota-kota di mana mereka tinggal.

Sebelumnya, 16 grup K-Pop di seluruh Indonesia menggalang dana untuk para korban gempa di Palu, Sulawesi dan banjir di Kalimantan Selatan (Beh Lih Yi, 4/2/2021). Tahun lalu, K-Popers Indonesia mendorong kampanye online tentang deforestasi di Papua lewat tagar #SavePapuanForest di media sosial.

Kekuatan tersembunyi

Kekuatan, pengaruh, dan gerakan kolektif K-Popers tak lagi bisa dipandang remeh. Semangat muda dan spirit menjadi garis depan semestinya dimanfaatkan oleh pemerintah dan pihak berwenang dengan memobilisasi mereka, misalnya, kampanye Covid-19.

Jika K-Popers dilibatkan, mereka dapat menggunakan bahasa—yang beresonansi—kaum muda, sehingga mampu menggerakkan mereka.

Di balik fakta bahwa media sosial identik dengan keriuhan dan konten negatif, selalu ada the wisdom of the crowd yang berupaya menjadikan Internet jadi lahan subur berkembangnya konten positif, kebajikan, dan nilai-nilai hidup yang baik.

Tantangannya, bagaimana mengundang makin banyak orang baik dan orang bijak untuk mewarnai media sosial kita.

***

Yohanes Widodo
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi