JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak hanya menjadi kakak adik, YouTuber sekaligus pengusaha Jehian Panangian dan Jerome Polin bisa meraih kesuksesan bersama dengan masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2020.
Setelah mengetahui pengumuman daftar tersebut pada 20 April 2021, Jehian dan Jerome berbagi cerita mereka mengenai capaian tersebut serta soal perjalanan mereka bersama.
Tanggapan orangtua
Ketika Jehian dan Jerome melakukan video call, orangtua serta adik mereka muncul di belakang Jehian untuk memberikan selamat.
Jerome menanyakan tanggapan ibu dan ayahnya mengenai keberhasilan ini.
"Bangga banget. Seperti melihat betapa hasil kerja keras kalian sungguh-sungguh dapat diwujudkan melalui prestasi-prestasi ini. Terus berkarya. Satu yang mama selalu bilang sama kalian, menjadi bangga tapi tidak menjadi sombong. Asyik," ujar ibu Jerome dan Jehian, dikutip dari kanal YouTube Nihongo Mantappu, Kamis (27/5/2021).
Baca juga: Jerome Polin dan Jehian Panangian Hampir Tak Pernah Bertengkar, tetapi...
Ayah Jehian dan Jerome mengaku sangat bersyukur dan yakin mereka akan lebih sukses.
"Jadi aku sebagai papamu bersyukur banget untuk kalian berdua, untuk capaian ini dan papa sangat yakin banget bahwa ini baru permulaan-permulaan. Masih terlalu banyak yang akan kalian capai sebagai seorang yang hormat dan takut akan Tuhan," tutur ayah mereka.
Sempat pesimis masuk
Jehian mengungkapkan, mereka sempat gagal masuk nominasi Forbes 30 Under 30 Indonesia.
"Sebenarnya sebelum yang Asia ini ada yang Indonesia kan, dan kita enggak masuk," ucap Jerome Polin.
Maka itu mereka pesimis bisa melampaui lingkup dalam negeri, yakni Asia.
Baca juga: Jehian Panangian dan Jerome Polin, Kakak Adik yang Juga Partner Bisnis
"Eh bisa masuk yang Asia. Gila. Puji Tuhan sih, berkat Tuhan," kata Jerome terheran-heran.
Tahun 2019 tolak dinominasikan ke Forbes
Jehian bercerita, akhir 2019 ia pernah ditanya apakah mau mencoba untuk dinominasikan dalam Forbes 30 Under 30 Indonesia ataupun Asia.
Sesudah diskusi dengan adiknya, mereka memutuskan menolak tawaran itu karena merasa belum pantas.
"Akhirnya keputusan kita waktu itu adalah enggak dulu. Karena kita mau fokus sama diri kita sendiri satu tahun lagi dan kita merasa itu adalah batu loncatan yang belum pada timeline kita waktu itu," ungkap Jehian.
Menurut Jehian, itulah cara mereka bekerja untuk tidak sekadar mementingkan sisi tujuan.
Baca juga: Jehian dan Jerome Polin Sempat Tolak Dinominasikan untuk Forbes 30 Under 30 pada 2019
"Itu definisi dari tidak bekerja untuk objektif Karena kalau objektif, kesempatannya datang, sekecil apapun (langsung ambil)," jelas Jehian.
"Dan kalau itu objektifnya (tujuannya), setelah kita dapat itu, kita akan berhenti, sudah bebas, 'aku akan leha-leha' gitu," timpal Jerome.
Paket lengkap dari kakak adik sampai rekan bisnis
Masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia, Jehian jadi menyadari ia memang selalu bersama Jerome.
"Pas aku lihat yang kita berdua itu, aku langsung kepikiran, 'Kita berdua itu ya kita berdua terus gitu'," tutur Jehian Panangian.
Jehian menyebut adiknya bisa menjadi keluarga, teman, dan rekan bisnis. Itu hang menjadi keunggulan mereka menurut Jehian.
Baca juga: Jerome Polin dan Kakaknya Sempat Pesimis Masuk Forbes 30 Under 30 Asia
"Terus aku melihat milestone ini sebagai suatu pernyataan bahwa kita tuh diberkati sama privilege ini Jer. Bahwa kita kakak adik yang bisa saling kerja, bisa saling apa. Ya we cannot take it for granted (kita tidak bisa menerima begitu saja) sih," ujar Jehian.
Jarang bertengkar, tetapi...
Keakraban Jehian dan Jerome selalu terjalin sejak kanak-kanak.
"Aku sama Bang Ian ini benar-benar dari kecil akrab seakrab itu, dan kami berdua itu hampir enggak pernah bertengkar," ujar Jerome.
Meski begitu mereka juga tidak selalu punya pendapat yang sejalan.
"Kalau debat sering debat. Kayak keluarin pendapat masing-masing cuma bertengkar itu jarang banget dari kecil," tutur Jerome.
Baca juga: Jerome Polin dan Jehian Panangian Masuk Forbes 30 Under 30 Asia, Begini Tanggapan Ayah dan Ibunya
Mereka juga saling bergantung. Jerome mengaku selalu berdiskusi dengan kakaknya dahulu sebelum mengunggah sesuatu di media sosial. Jehian pun sering bertanya perihal kreativitas kepada Jerome.
Sejak 2015, mereka membentuk akun belajar Math Q&A dan kini telah berkembang menjadi Q&A Group.