Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Pernah Jadi Korban Pelecehan Seksual, Putri Gordon Ramsay Menderita PTSD

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @hollyramsayy
Holly Ramsay bersama ayahnya Gordon Ramsay
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Putri chef ternama Gordon Ramsay, Holly membuat pengakuan mengejutkan tentang dirinya yang menderita PTSD, kecemasan dan depresi.

Holly yang kini berusia 21 tahun, menceritakan dalam podcastnya kondisi di awal dia masuk kuliah.

"Di tengah kedua tahun pertama (kuliah) aku mengalami PTSD dan aku tidak tahu ini terjadi," kata Holly.

Tak sadar dengan kondisinya, yang ingin dilakukan Holly saat itu hanya pergi keluar.

"Aku banyak keluar, aku melewatkan kelas karena aku keluar. Aku terlalu banyak pergi clubbing, aku sama sekali tidak menikmati diriku sendiri," ujarnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Aku berjuang lebih keras, tetapi aku tidak menyadarinya karena menurutku itu hanya karena mabuk atau banyak pekerjaan," lanjutnya.

Holly kemudian keluar dari Ravensbourne University setelah satu tahun dan dirawat di Nightingale Hospital di Marylebone

Ini merupakan satu-satunya rumah sakit kesehatan mental swasta di London.

Selama tiga bulan, Holly dirawat di rumah sakit itu dimana dia didiagnosis dengan PTSD, kecemasan dan depresi.

"Sejak itu, aku menjalani terapi tiga kali seminggu. Saya sekarang memiliki diagnosis ini yang saya bawa ke mana-mana," ujarnya.

Ketika menerima diagnosisnya, Holly merasa beban besar yang dibawanya akhirnya diambil, itu sesuatu yang akhirnya menjelaskan kenapa selama ini dia bersikap seperti itu.

Dari pengakuannya, PTSD yang dia alami merupakan akibat dari dua pelecehan seksual yang dialami ketika dia berusia 18 tahun.

"Aku tidak mengatakan pada siapapun tentang ini hingga setahun setelahnya. Aku hanya menguburnya dalam kotak di belakang pikiran saya dan mencoba untuk melanjutkan segalanya sebaik mungkin," ucapnya.

Holly juga mengatakan, dia tidak menyadari kalau orang bisa menderita PTSD setelah mengalami pelecehan seksual, berpikir itu hanya bisa terjadi pada situasi dengan kekerasan saja.

Dia bersyukur, keluarganya, sang ayah, Gordon, ibu, dua saudara kembar dan kakak dan adiknya semua memberikan dukungan dalam perjalanan kesehatan mentalnya.

"Aku telah kehilangan teman. Ini pasti sebuah perjalanan. Tapi saya berharap dengan berbicara saya dapat membantu orang lain," ujarnya.

"Aku berharap dengan mendengarkan, kita bisa terus melanjutkan untuk mendobrak stigma seputar kesehatan mental. Meminta bantuan bukan hanya hal paling berani yang bisa kamu lakukan, tapi juga langkah awal meraih diri kamu yang lebih bahagia dan sehat," kata Holly.

Menurut laman psychiatry.org, gangguan stres pasca trauma (PTSD) adalah gangguan kejiwaan yang mungkin terjadi pada orang yang pernah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis seperti bencana alam, kecelakaan serius, aksi teroris, perang atau pertempuran, atau pemerkosaan atau yang diancam akan dibunuh.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Metro
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi