Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Bakal Gelar Sound of Borobudur, Kemenparekraf Gairahkan Lagi Pariwisata

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/IKA FITRIANA
Taman Wisata Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibuka lagi Selasa (18/5/2021), setelah ditutup pada libur Lebaran 8-17 Mei 2021.
Penulis: Cynthia Lova
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Yayasan Padma Sada Svargantara dan Harian Kompas menggelar Internasional Conference Sound of Borobudur pada 24 hingga 25 Juni 2021 mendatang.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan internasional lima destinasi super prioritas yang diinisiasi Kemenparekraf dari bulan Juni hingga November 2021.

Rizki Handayani Mustafa juga mengatakan, Sound of Borobudur adalah sumber pengetahuan lewat musik.

"Musik merupakan bahasa universal yang menggali nilai-nilai di dalam Candi Borobudur. Dengan musik pula kita mendorong pariwisata berbasis budaya sebagai upaya pelestarian warisan yang berkelanjutan," ucap Rizki dalam konferensi pers pre-event Sound of Borobudur, Senin (7/6/2021).

Baca juga: Kemenparekraf Gelar Sound of Borobudur untuk Dorong Pariwisata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nantinya, kegiatan Internasional Conference ini akan diisi oleh musisi dalam negeri dan 10 negara di Asia.

Para musisi ini akan berkolaborasi membunyikan alat-alat musik yang terdapat pada relief candi Borobudur.

Kemudian, ada juga seminar dengan para pakar untuk menggali kolaborasi bersama, mini eksebisi dari 10 UMKM di kawasan Borobudur untuk memamerkan dan menawarkan keunikan, kekhasan, dan produk unggulan lokal.

“Dengan adanya acara International Conference diharapkan bisa kembali membangkitkan daya tarik pariwisata yang ada di kawasan Candi Borobudur,” kata Rizki.

Rizki menambahkan, acara ini juga bisa memberikan rasa percaya diri kepada pelaku wisata.

Hal itu penting untuk membangkitkan kembali kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE, khususnya di lima destinasi (Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo).

Baca juga: 10 Tempat Makan Murah Sekitar Candi Borobudur, Harganya Mulai Rp 5.000

Dewan Pakar Sound of Borobudur yang juga guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) Prof Melani Budianta Ph.D mengatakan, Candi Borobudur tak hanya sekadar batu atau tempat untuk swafoto.

Namun, katanya, Candi Borobudur adalah sebuah lumbung ilmu pengetahuan dan lumbung budaya yang bisa digali dari relief-relief Candi Borobudur.

“Dengan masuk di satu dimensi saja sudah begitu banyak pengetahuan dan gerak yang bisa dilakukan, multi dimensi dari segi penggalian musiknya, jejaringnya, ajakannya memanggil orang untuk mengeksplorasi," kata Melani Budianta.

Pada seminar Borobudur sebagai Pusat Musik Dunia 7-9 April 2021 tersebut, Melani Budianta menjelaskan, ada beberapa temuan. Salah satunya temuan 200 jenis alat musik.

Hal itu membuktikan, Borobudur adalah sumber data artefaktual tertua yang terbanyak menggambarkan orkestrasi musik yang beragam.

Lalu, ditemukan 44 panel di Candi Borobudur yang menunjukkan aspek-aspek musik.

Baca juga: Tradisi Perayaan Waisak di Borobudur Sebelum Pandemi Covid-19

Pemusik Purwacaraka mengatakan, dengan berbagai temuan alat musik di Candi Borobudur harusnya bisa mempertahankan aset tersebut.

“Sekarang waktunya semua sadar aset-aset ini dapat dipertahankan dan dikembangkan melalui kajian sejarah, antropologi, seni tradisi, sosial budaya hingga tentunya dari aspek pariwisata harus bisa bersinergi," kata Purwacaraka.

"Sudah saatnya juga fakta peradaban ini dikenalkan ke dalam dunia pendidikan sebagai suatu aset bangsa," ucap Purwacaraka lagi.

Terakhir, ia berharap Konferensi Internasional Sound Of Borobudur ini bisa mengubah sudut pandang masyarakat terhadap Candi Borobudur.

“Sudah waktunya juga kita mengubah cara perilaku pengunjung Candi Borobudur dari hanya sekadar selfie menjadi sebuah perilaku yang lebih maju bagaimana kita mamaknai pariwisata candi," tutur Purwacaraka.

Baca juga: Lika-liku Purwacaraka Dirikan Sekolah Musik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi