Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Perjalanan Karier Sandhy Sandoro, Jualan Koran dan Mengamen Selama 13 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA
Sandhy Sondoro saat ditemui di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2020).
Penulis: Cynthia Lova
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com -  Siapa yang tak kenal musisi Sandhy Sondoro? Dia adalah pria 47 tahun yang memulai karier musiknya di Jerman.

Sandhy terkenal dengan menyanyikan lagu-lagu bergenre soul, blues, dan akustik.

Dia banyak menerima penghargaan dari dalam negeri maupun luar negeri karena lagunya yang luar biasa.

Baca juga: Cerita Sandhy Sondoro 13 Tahun Ngamen dan Jual Koran di Jerman

Sandhy bahkan tergabung dalam Trio Lestari bersama mendiang Glenn Fredly dan Tompi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di balik kesuksesannya saat ini, Sandhy ternyata pernah berada dalam masa-masa sulit.

Berikut Kompas.com merangkum cerita Sandhy:

1. Mengamen dan jual koran

Sandhy Sondoro mengaku pernah menjadi pengamen di Berlin, Jerman. Saat itu, ia sedang menempuh pendidikan di sana.

Baca juga: Sandhy Sondoro: Saya Dulu Hancur dan Benci Pelajaran Musik

Tak hanya mengamen, pelantun “Malam Biru” ini juga berjualan koran demi bertahan hidup.

"Iya jadi waktu kuliah dulu kerja macam-macam buruh gitu. Sambil kuliah jualan koran, apa pun gue pernah kerjain," kata Sandhy dikutip Kompas.com di kanal YouTube Trans TV, Senin (14/6/2021).

Sandhy pernah pula tergabung dalam sebuah grup band di kampusnya.

Setelah melihat pengamen di sekitaran jalan Berlin, ia pun tergiur.

Baca juga: Alasan Sandhy Sondoro Bentuk Double Dobol Bersama Narji

Akhirnya, ia memutuskan untuk jadi pengamen di Berlin.

2. Diusir petugas

Sandhy Sondoro tak hanya ngamen di pinggiran jalan Berlin, dia juga mengamen di kereta.

Namun, ia sering diusir petugas karena mengamen di sana.

“Di Berlin, kayak MRT gitu, ternyata ada banyak pengamen, gue gabung. Itu kita masuk dalam train dan nyanyi di dalamnya. Orang Indonesia soalnya ribet cari pekerjaan sampingan di sana,” tuturnya.

Baca juga: Double Dobol, Duo Sandhy Sondoro dan Narji Rilis Singel Genjot Nikmat

Dengan mengamen, Sandhy memperoleh hasil yang cukup menggiurkan.

Per jamnya, ia bisa memperoleh 25 Euro atau setara dengan Rp 250.000.

Sandhy mengamen di Berlin selama 13 tahun.

3. Ikut ajang pencarian bakat di Jerman

Karena suaranya bagus dan berkarakter, Sandhy kerap kali diajak tampil di bar serta bertemu dengan orang-orang yang tentunya jauh lebih berkelas.

Baca juga: Sandhy Sondoro Punya Proyek Bareng Narji, Apa Itu?

Koneksi yang kian luas membuat Sandhy dipercaya untuk menjadi headliner di beberapa festival musik Jerman, termasuk Bode Museum Isle Festival.

Pada 2007, ia memberanikan diri untuk ikut di ajang kompetisi bernyanyi serupa American Idol di Jerman.

Meski hanya berhasil menembus lima besar, nama Sandhy sudah terlanjur tersohor.

Baca juga: Sandhy Sondoro: Glenn Fredly Tak Tergantikan di Trio Lestari

Karena semakin sering tampil di televisi, Sandhy mampu mempromosikan single buatannya sendiri yang bertajuk “Down on the Streets".

Setelah lagunya melambung tinggi, Sandhy memberanikan diri untuk merilis album perdana bertajuk Why Don't We (2008).

Bahkan dari sana, nama Sandhy sudah tak asing terdengar di dunia hiburan Eropa.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu End of the Rainbow dari Sandhy Sondoro

4. Lebarkan sayap di Tanah Air

Kisah kesuksesan Sandhy juga sampai ke telinga penikmat musik jazz dan soul di Indonesia.

Dia kemudian melebarkan sayapnya untuk bernyanyi di Indonesia.

Dua lagu karyanya, “End of the Rainbow”dan “Malam Biru” masuk dalam album kompilasi Jazz in The City keluaran Sony Music.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Ku Tak Mau Tergesa-gesa dari Sandhy Sondoro

Sandhy lalu merilis album perdana di Indonesia pada 2010.

Single “Malam Biru” menjadi hit andalan yang melambungkan namanya begitu tinggi di industri musik Indonesia.

Satu tahun setelahnya, ia merilis album Find the Way dengan hit single bertajuk “Tak Pernah Padam.”

Berkat lagu itu, ia sukses membawa pulang tiga piala di ajang AMI Awards 2011. Hingga saat ini, Sandhy telah merilis total enam album.

Baca juga: Sandhy Sondoro, dari Mengamen hingga Sukses karena Perhitungan

5. Tergabung dalam Trio Lestari

Tidak hanya sibuk bersolo karier, ia juga membentuk supergroup bernama Trio Lestari bersama mendiang Glenn Fredly dan Tompi pada 2013.

Bersama Trio Lestari, Sandhy sempat merilis satu album bertajuk Wangi yang berisikan total sembilan lagu pada 2014.

“Gelora Cinta” adalah singel andalan dari lagu itu dan ada pula satu karya aransemen ulang “Nurlela” ciptaan Bing Slamet.

Baca juga: Sandhy Sondoro Kenang Masa Lalu, Ngamen di Kereta hingga Diusir Petugas Keamanan

Trio Lestari juga sempat memiliki acara musik sendiri di salah satu televisi swasta di Indonesia.

Di acara itu, Trio Lestari biasa berkolaborasi dengan banyak artis ternama.

Hingga kini Sandhy Sandoro terus mengeluarkan karya-karya musiknya dan banyak mendapat beragam penghargaan dari dalam hingga luar negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi