Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Gapai Cita-cita Jadi Sutradara, Joko Anwar Pernah Jadi Wartawan, tapi...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA
Joko Anwar saat ditemui dalam acara peluncuran Samsung Galaxy S20 di Ballroom Ritz Calton, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2020).
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum menjadi sutradara terkenal, Joko Anwar pernah bekerja sebagai wartawan di salah satu media besar di Jakarta.

Di sana, Joko Anwar pernah ditempatkan untuk meliput berita seputar isu nasional hingga metropolitan.

Saat berbincang bersama Vincent Rompies dan Desta, Joko Anwar mengungkap cerita tersebut.

Semua berawal dari keinginannya menjadi sutradara. Lulus dari ITB, Joko Anwar hijrah ke Jakarta.

Namun, ia gagal mendapatkan pekerjaan di sejumlah Production House (PH).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Joko Anwar Bicara soal Film Baru dan Masa Depan Jagat Sinema Bumilangit

Oleh karenanya, Joko Anwar mencoba jadi wartawan dengan tujuan lebih dekat dengan dunia perfilman.

Sayangnya, bayangnya tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Pasalnya, ia ditempatkan di desk nasional hingga metropolitan.

"Gue kira jadi wartawan itu bisa meliput apa saja. Ternyata, jadi wartawan itu ada desknya," kata Joko Anwar dikutip dari kanal YouTube VINDES, Selasa (15/6/2021).

"Desk pertama gue adalah nasional, termasuk politik. Akhirnya, gue sering nongkrongnya di Ciganjur," ujarnya melanjutkan.

Baca juga: Awal Mula Joko Anwar Ingin Jadi Sutradara, karena Kerap Nonton di Bioskop

Padahal, sutradara berusia 45 tahun ini berseloroh, menjadi wartawan karena ingin dekat dengan dunia perfilman.

Bahkan, kata Joko Anwar, usahanya untuk dapat meliput tentang perfilman kerap menemui jalan buntu.

"Waktu itu gue minta liputan soal film. Tapi editor gue bilang 'kalau liput tentang film itu desk feature. Untuk jadi reporternya harus belajar lagi'," ungkap Joko Anwar.

Tiga bulan berkarier di desk Nasional, Joko Anwar dipindahkan ke desk Metropolitan.

Baca juga: Terlanjur Janji, Joko Anwar Pernah Nekat Bugil ke Minimarket

"Tiga bulan kemudian gue ditempatkan di desk metro. Gue tiap hari di Polda Metro Jaya. Gue nunggu berita, ada rampok, pembunuhan dan segala macam gitu," tutur Joko Anwar.

Merasa tak mencapai tujuannya, Joko Anwar mulai membuat review film yang diterbitkan di medianya.

Sayangnya, Joko Anwar mengatakan banyak dibenci karena kritik dalam review filmnya.

Hingga akhirnya, ia mewawancarai Nia Dinata. Mulai saat itulah, jalannya di industri perfilman mulai terbuka.

Kini, nama Joko Anwar dikenal sebagai salah satu sutradara horor ternama yang dimiliki Tanah Air.

Beberapa film karyanya mendapat penghargaan bergengsi baik di dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Sempat Frustrasi, Hidup Joko Anwar Diselamatkan Musik Elvis Costello

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi