JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi Tompi prihatin melihat bertambahnya kasus positif Covid-19 di Tanah Air
Tompi menilai kurangnya pengawasan dari Pemerintah dan kesadaran masyarakat membuat angka positif Covid-19 terus meningkat.
Dokter Tompi juga bicara soal masih ada segelintir orang yang tak percaya Covid-19 meski melihat dampaknya sangat merugikan sepanjang 1,5 tahun.
Berikut Kompas.com rangkum pernyataan Tompi soal Covid-19.
Khawatir nakes dan faskes collabs
Tompi meminta masyarakat membantu Pemerintah memutus mata rantai penularan Covid-19.
Menurut Tompi, memang angka kesembuhan Covid-19 lebih besar dibanding angka positif dan angka kematian karena Covid-19 saat ini.
Namun, ia khawatir apabila masyarakat banyak yang tidak mengikuti aturan protokol kesehatan, menyebabkan angka penularan makin tinggi.
Kemudian, angka penularan yang tinggi, otomatis makin banyak pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit.
Tompi mengkhawatirkan bertambahnya pasien Covid-19 tak seimbang dengan kemampuan fasilitas kesehatan (faskes) dan tenaga kesehatan (nakes).
Baca juga: Tompi: Kita Enggak Boleh Main-main untuk Memutus Rantai Penularan Covid-19
Akibatnya, banyak pasien yang harusnya bisa ditangani dengan baik malah jadi tak tertolong karena penuhnya rumah sakit.
"Ini baru berbahaya, itu yang jadi bahaya. Pada saat rumah sakit enggak sanggup meng-handle jumlah orang yang sakit yang seharusnya banyak yang sembuh menjadi enggak ketolong,” kata Tompi dikutip dari unggahan video di akun Instagram miliknya.
Hal itu, kata Tompi, adalah masalah yang sangat krusial dan harus menjadi perhatian banyak pihak.
Kesadaran masyarakat kurang
Pasalnya, menurut Tompi, selama ini masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya protokol kesehatan (prokes).
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk kerja sama memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan taat menerapkan protokol kesehatan.
“Kita enggak boleh main-main memutus rantai penularan,” ujar Tompi.
Baca juga: Tompi Beberkan Kronologi Ibunya Meninggal Dunia hingga Sesalkan Penanganan Covid-19 di Lhokseumawe
Lemahnya pengawasan Pemerintah
Tompi kemudian mengapresiasi kerja Menteri Kesehatan yang baru, Budi Gunadi Sadikin.
Namun, ia juga mengkritik lemahnya pengawasan Pemerintah terhadap masyarakat dalam upaya menangani Covid-19 di Indonesia.
Musisi sekaligus dokter ini menilai pemerintah masih belum tegas membuat aturan penanganan Covid-19. Salah satunya, kepatuhan masyarakat yang kerap melanggar prokes.
Namun, sebagai masyarakat, ia bersyukur karena Pemerintah masih membolehkan aktivitas berlangsung di tengah bertambahnya angka Covid-19.
Sayangnya, kata Tompi, kelonggaran tersebut tidak dibarengi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah perihal penerapan prokes di masyarakat.
Akibatnya, angka positif Covid-19 yang terus meningkat tajam dari hari ke hari.
Baca juga: Tompi Kritisi Lemahnya Pengawasan Pemerintah Tangani Covid-19
Misalnya, seperti yang terjadi pada Kamis (25/6/2021), pemerintah melaporkan penambahan 20.574 kasus baru Covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
Jumlah ini memperlihatkan kondisi pandemi memburuk di Tanah Air.
Angka tersebut merupakan penambahan kasus harian tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi pada 2 Maret 2020.
Dengan penambahan tersebut, hingga Kamis, tercatat ada 2.053.995 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Dalam data yang sama juga dilaporkan penambahan 355 kasus kematian akibat Covid-19. Dengan demikian, pasien Covid-19 meninggal dunia menjadi 55.949 orang.
Sementara itu, pasien Covid-19 sembuh bertambah 9.201 orang, sehingga jumlahnya menjadi 1.826.504 orang.
Tompi mengatakan, meski pembagian vaksin telah berjalan, seharusnya Pemerintah juga tetap mengawasi masyarakat agar bisa mengendalikan Covid-19 dengan baik.
Menurutnya, aturan yang dibuat Pemerintah akan sia-sia jika tak diikuti pengawasan yang ketat.
Baca juga: Sesalkan Penanganan Covid-19 di Lhokseumawe, Tompi: Cukup Ibu Saya Jadi Korban
Tak ada guna berdebat
Untuk saat ini, Tompi mengatakan, tak ada gunanya berdebat soal ada tidaknya virus corona atau berbahaya atau tidaknya Covid-19.
Tompi mengatakan, semua orang merasakan dampak yang tak enak dari Covid-19 selama 1,5 tahun belakangan ini.
Menurut Tompi, masalah yang terjadi saat ini harus diselesaikan lebih dulu.
“Dan enggak ada gunanya kelompok nantangin. ‘Gue datangi rumah sakit biar sakit. Gue buktiin enggak ada apa-apa. Apa gunanya sih?” ucap Tompi.
“Kalau lu mati gara gara sakit kita jadi happy? Enggak juga. Dokter itu enggak akan menantang orang untuk mati, enggak bakalan,” kata Tompi lagi.
Tompi mengatakan, orang-orang yang menentang adanya Covid-19 itu karena mereka tidak paham. Sementara, dokter paham akan penyakit karena memiliki ilmunya.
Baca juga: Pro Kontra soal Covid-19, Tompi: Enggak Ada Gunanya Kita Berantem
Oleh karena itu, kata Tompi, saat ini yang paling penting bagaimana masyarakat harusnya berperan dalam memutus rantai penularan Covid-19.
Dengan begitu, pandemi Covid-19 bisa segera selesai dan bisa mengurangi beban tugas dari tenaga kesehatan yang selama ini berjuang di rumah sakit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.