Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Penjelasan Butet Kartaredjasa soal Tarian Petruk yang Dianggap Sindir Presiden Jokowi

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar YouTube Deddy Corbuzier
Seniman Butet Kartaredjasa
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada 10 Maret 2021 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkesempatan datang ke daerah Bantul, Yogyakarta, untuk meninjau vaksinasi Covid-19 terhadap 500 seniman.

Kedatangan Jokowi saat itu disambut oleh kelompok penari Petruk, asuhan seniman Butet Kartaredjasa di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK).

Namun, tarian tersebut ternyata menuai beragam komentar miring. Topeng para penari yang menyerupai pinokio dianggap sebagai sindiran halus bagi Presiden Jokowi.

Saat jadi bintang tamu di Podcast Deddy Corbuzier, Butet Kartaredjasa mengemukakan pendapatnya.

Baca juga: Soal Kebiasaan Merokok, Butet Kartaredjasa: Ada yang Menyerang, Ada yang Memuji

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, yang berkomentar demikian hanyalah orang-orang kurang kerjaan dan butuh panggung.

“Yang mempermasalahkan yang kurang kerjaan. Saking begonya, enggak bisa membedakan Petruk sama Pinokio," kata Butet Kartaredjasa dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Kamis (22/7/2021).

"Saya anggap saja mereka yang mempermasalahkan itu orang-orang butuh panggung, dahaga tepuk tangan,” ujarnya melanjutkan.

Bahkan, Butet mengutuk keras dan menganggap komentar itu hanya sejenis upaya mengompori dirinya dan Presiden Jokowi.

“Ingin ngadu Butet sama Jokowi, 'ini Butet kurang ajar’,” tutur Butet Kartaredjasa.

Baca juga: Butet Kartaredjasa: Aku Ingin Hidup Baik, Menyenangkan Hati dan Kawan-kawan

Menurut seniman berusia 59 tahun itu, tarian tersebut unik dan bagus. Oleh karenanya, Butet Kartaredjasa berani memilihnya sebagai tarian penyambutan untuk Presiden Jokowi.

“Orang itu tari Petruk, tariannya bagus. Koreografinya bagus karya si Anter itu. Saya lihat itu di medsos tiga tahun lalu dan nempel banget. Jadi, ketika ada rencana Pak Jokowi berkunjung ke padepokan (langsung ditampilkan),” ujar Butet.

Penulis buku Republic of Fun (2011) ini menuturkan, para penarinya bukan hanya murid padepokan yang didirikan ayahnya, Bagong Kussudiardjo.

“Dan itu bukan karya dari murid pak Bagong, maksudnya (bukan) karya internal kami. Jadi saya tidak memprioritaskan orang dalem, tapi karena tarian itu bagus,” ucap Butet Kartaredjasa.

Baca juga: Hadapi Pandemi Corona, Butet Kartaredjasa Tanam Singkong dan Lemon

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi