Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Cerita Rhoma Irama Terinspirasi Deep Purple untuk Merevolusi Musik Dangdut

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR
Roma Irama dan Soneta Band dalam membawakan lagu di panggung utama Bunderan HI, Selasa (31/12/2019)
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Andika Aditia

JAKARTA, KOMPAS.com – Musik dangdut punya sejarah panjang di Indonesia. Musik yang memiliki unsur-unsur India, Melayu, dan Arab ini hadir di berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

Perjalanan musik dangdut yang mulai mengorbit pada dekade 60an tentu tak bisa dilepaskan dari nama musisi legendaris Rhoma Irama bersama super grup dangdutnya, yakni Soneta.

Rhoma Irama melakukan banyak gebrakan untuk mengenalkan musik dangdut secara luas dengan pakem yang sudah lebih matang sebagai sebuah genre.

Rhoma Irama membuat citra dangdut naik kelas, bukan lagi hanya sekadar musik orkes biasa.

Di balik semua itu, siapa sangka jika Rhoma Irama ternyata terinspirasi dari grup band rock legendaris asal Inggris, yakni Deep Purple.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Profil Abdul Hadi, Pemain Suling Soneta Group yang Meninggal Dunia

Adapun, Deep Purple, bersama dengan Led Zeppelin dan Black Sabbath, telah disebut sebagai "trinitas suci dari hard rock dan heavy metal Inggris di awal hingga pertengahan 70an".

Mereka terdaftar dalam Guinness Book of World Records tahun 1975 sebagai "band paling keras di dunia" untuk konser tahun 1972 di Rainbow Theatre London dan telah menjual lebih dari 100 juta album di seluruh dunia.

Deep Purple sendiri pernah tampil di Indonesia pada tahun 1975. Mereka tampil dalam dua hari, yakni tanggal 4 dan 5 Desember.

Saat itu, Deep Purple digawangi David Coverdale (vokal), Ritchie Blackmore (gitar), Jon Lord (keyboards), Glenn Hughes (bas, vokal), dan Ian Paice (drum).

Baca juga: Rhoma Irama hingga Elvy Sukaesih Berduka, Abdul Hadi Pemain Suling Soneta Meninggal Dunia

Tujuan Deep Purple saat itu untuk tur promosi album terbaru mereka, Come Taste the Band.

Menurut Rhoma, kedatangan Deep Purple ke Indonesia saat itu menjadi ilham tersendiri bagi banyak band di Indonesia, tak terkecuali super grup dangdut Soneta yang ia bentuk.

Menurut Rhoma, konsep, fasilitas, peralatan, dan persiapan yang ditunjukkan Deep Purple ketika mengentak stadion Gelora Bung Karno kala itu membuatnya belajar bagaimana membentuk band yang matang.

“Nah jadi karena saya terinspirasi dari band rock luar yang datang ke Indonesia saat itu, Deep Purple tahun 75, kebetulan saya juga melakukan revolusi musik yang namanya sound system, lighting system, sama dengan Deep Purple,” ucap Rhoma seperti dikutip di kanal YouTube Rhoma Irama Official, Rabu (4/8/2021).

Baca juga: Rhoma Irama Akui Soneta Terpengaruh Deep Purple

Kata Rhoma, Soneta akhirnya melakukan hal yang sama dengan membawa berbagai keperluan dan kelengkapan alat agar bisa tampil maksimal untuk menghibur para penggemar musik dangdut.

“Itu kapasitasnya kira-kira 100.000 watt, nah sebelumnya orkes melayu kan biasanya cuma 50 watt. Nah ini semua bawaan pentas kita bawa sendiri,” kata Rhoma.

Apa yang dilakukan Rhoma Irama tak sia-sia, Soneta lantas dikenal sebagai super grup dangdut pertama dan satu-satunya yang dikenal megah dan matang saat tampil.

“Masa itu luar biasa penampilan Soneta saat itu, panggung raksasa, sound system yang ratusan ribu (watt). Nah kira-kira Soneta ingin equal (setara) lah sama Deep Purple band rock saat itu,” ucap Rhoma.

Baca juga: Sinopsis Film Berkelana II, Pembentukan Soneta Grup dari Rhoma Irama

Sejalan dengan pendapat Rhoma, pengamat musik Bens Leo juga kagum dengan langkah yang diambil Rhoma.

Menurut Bens, langkah Rhoma membuat Soneta bisa disejajarkan dengan band rock Indonesia yang saat itu sangat besar, seperti A.K.A yang digawangi Ucok Harahap, Arthur Kaunang dkk dan Godbless yang digawangi Ahmad Albar, Ian Antono dkk.

“Tapi yang unik adalah Soneta ada yang pertama dan satu-satunya grup dangdut yang melakukan hal yang sama. Jadi revolusi dangdut saat itu terjadi.

Jadi banyak yang berat menyewa Soneta karena riders-nya, melebihi Godbless dan AKA. Jadi Hikmah dari datangnya Deep Purple itu besar sekali,” tutur Bens Leo.

Baca juga: Pengorbanan Buka Musik Amal dari Rumah Bersama Rhoma Irama dan Soneta

Kata Bens, formasi Soneta bahkan bisa disamakan seperti band-band luar negeri lengkap dengan konsepnya.

“Penampilan di panggung itu drastis sekali perubahannya. Ini jadi catatan revolusi musik di dangdut di mana grup dangdut punya alat sound system, lighting, brace section dll secara sendiri. Sama kayak band Earth, Wind, & Fire,” ucap Bens.

Adapun, Soneta dibentuk Rhoma Irama pada akhir tahun 1970. Nama soneta berasal dari nama puisi Italia kuno yang berisi 14 baris, yang kemudian sejarah namanya difilmkan dalam adegan film Rhoma Irama Berkelana II.

Baca juga: Lyla Terinspirasi Soneta

Meski telah berkali-kali berganti personel dan formasi, tetapi Soneta tetap eksis sampai kini.

Banyak lagu yang menjadi legenda yang dicetak Soneta, di antaranya adalah “Begadang”, “Mirasantika”, “Judi”, “135 Juta”, dan “Penasaran”.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi