JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah 20 tahun lebih berkecimpung di industri hiburan, penyanyi Agnez Mo masih terus menelurkan karya-karya yang membanggakan.
Dalam acara Ngopi Daring Bela Negara, ia berbagi kisah perjalanan kariernya yang dimulai sejak kanak-kanak.
Rupanya, Agnez Mo pernah ingin menjadi atlet. Namun bakat menyanyi menonjol pula dari dirinya.
Sayangnya, kemampuan Agnez Mo sempat diremehkan karena ia berasal dari Indonesia. Ikuti kisahnya.
Baca juga: Ungkap Alasan Tinggalkan Dunia Sinetron, Agnez Mo: Bukan Aku Banget
Ingin jadi atlet
Menurut Agnez Mo, ia tumbuh sebagai penyanyi terjadi secara alami. Sementara kedua orangtuanya berlatar belakang olahraga.
Aah Agnez Mo, Ricky Muljoto, dulunya atlet basket. Sedangkan ibunya, Jenny Siswono, adalah atlet tenis meja.
"Karena memang kedua orangtuaku itu kan atlet nasional. Papi atlet basket nasional, Mami juga juara Indonesia tenis meja nasional. Jadi memang dari kecil sebenarnya aku malah kepengin jadi atlet," tutur Agnez Mo, dikutip dari kanal YouTube Kemhan RI, Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Kini Penyanyi Ternama, Agnez Mo Dulu Ingin Jadi Atlet Tenis
Agnez cilik sudah dibawa ke lapangan tenis dan dibelikan peralatan tenis.
"Tapi aku dulu kecil suka banget nyanyi di depan kaca. Jadi nyanyi-nyanyi terus," kata Agnez Mo.
Meniru Desi Anwar
Perempuan kelahiran 1 Juli 1986 itu juga mengaku dulu suka menirukan gaya presenter senior, Desi Anwar ketika memandu acara di televisi.
Ibunya pun melihat ada ketertarikan Agnez pada bidang seni sehingga didaftarkan ke Sanggar Sangrila.
Namun kegiatan di sanggar baru diikutinya setelah pulang sekolah karena keluarganya mengutamakan pendidikan.
Baca juga: Saat Kecil Agnez Mo Suka Menyanyi dan Tirukan Gaya Desi Anwar di Depan Kaca
Pemilik sanggar juga menyadari Agnez punya bakat tersendiri.
Dulu, banyak pencari bakat yang datang ke sanggar untuk mencari bibit-bibit seniman. Akan tetapi ibu Agnez mulanya menolak sang putri direkrut.
"Sampai akhirnya Mami tanya ke aku, 'Agnez mau enggak?'. Sebagai hobi, ya pasti aku bilang iya karena aku suka menyanyi," perempuan bernama lahir Agnes Monica Muljoto itu menuturkan.
Mimpi itu gratis
Agnez Mo punya kutipan andalannya, "Dream, Believe, and Make It Happen".
"Aku rasa dream believe make it happen dream itu gratis kok. Kenapa enggak? Jadi kenapa enggak at least mulai dari situ," ujar Agnez Mo.
Baca juga: Agnez Mo: Dream Gratis Kok, Kenapa Enggak Mulai dari Situ
Agnez juga mementingkan kehidupan rohaninya, selain karena keluarganya religius.
Keyakinan akan mimpi tersebut harus dimiliki pula sembari berusaha mewujudkannya.
Beasiswa 100 persen selama SMP dan SMA
Agnez mengatakan dia selalu menduduki peringkat 1 dari kelas 1 sampai 6 SD.
"Waktu itu dibuka beasiswa di Sekolah Pelita Harapan. Sekolah Pelita Harapan itu bukan cuma salah satu the best school di Indonesia tapi juga the most expensive ya," ujar Agnez Mo.
Baca juga: Cerita Agnez Mo Dapat Beasiswa 100 Persen Selama SMP dan SMA
"Katanya dulu saat aku punya dream itu aku berdoa hampir tiap menit. Jadi, gini, tiba-tiba ingat, berdoa, tiap ini berdoa, supaya aku bisa dapat beasiswanya," ungkap Agnez Mo.
Agnez pun mengikuti tes dengan ratusan ribu pesaing untuk memperebutkan beasiswa.
"Aku masuk dan ternyata aku dapat beasiswa 100 persen selama enam tahun. Jadi dari SMP sampai SMA," ucap Agnez Mo.
Diremehkan
Bagi Agnez tantangan terbesar dalam meniti karier adalah pihak-pihak yang tidak percaya pada mimpinya.
Baca juga: Agnez Mo: Memangnya Kenapa kalau Aku dari Indonesia?
Agnez mengungkapkan, dulu ada sebuah artikel yang menganggap remeh kemampuannya.
"Waktu itu sampai ada artikel dibilang, 'What are you saying? You're just an Indonesian'. Indonesian media. 'Kamu tuh sadar dong, kamu tuh cuma seorang Indonesia'. Kan kurang ajar," ungkap Agnez Mo.
"Di situ aku bilang, memangnya kenapa kalau aku dari Indonesia?" ucap Agnez Mo.
Dengan keyakinan kuat Tuhan sang pemberi talenta, Agnez tetap berusaha meraih mimpi. Cemooh itu juga menjadi cambuk untuknya.
Hasil manis akhirnya mulai terbukti. Agnez bisa mendapatkan penghargaan di Singapura, Korea, Jepang, dan akhirnya sampai ketika ia menembus Amerika.