JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Ari Lasso mengaku mendapat suntikan semangat dengan cara yang tidak biasa dari presenter Deddy Corbuzier.
Ari Lasso mengaku Deddy Corbuzier mengundangnya karena ingin mengetahui kondisinya pasca-operasi di bagian perut.
"Gue juga ada hal-hal yang pengin gue omongin berkaitan dengan tata bahasa dia kalau WA-an sama gue," ucap Ari Lasso dikutip dari YouTube Ari Lasso TV, Kamis (9/9/2021).
Baca juga: Viral Video Lama Azka Kecil, Menangis Saat Ungkap Alasan Ingin Ikut Deddy Corbuzier Kerja
"Di balik sosoknya yang orang bilang sangat cerdas sangat intelektual itu, bahasanya kadang-kadang enggak layak untuk diungkapkan di muka umum," imbuh Ari Lasso.
Ari Lasso menduga mungkin bahasa Deddy Corbuzier saat chatting dengannya itu merupakan bentuk keakraban.
Begitu tiba di studio Deddy Corbuzier, Ari Lasso dan sang mentalis langsung asyik bertegur sapa.
Baca juga: Dipercaya Simpan Rahasia Kanker Ari Lasso, Deddy Corbuzier: Sulit Buat Pura-pura Tidak Tahu
Ari mengatakan ke Deddy ingin bertanya cara dia dalam memberikan semangat.
"Karena kalau kasih semangat 'Cepat sembuh ya', makin kepikiran bos," ujar Deddy Corbuzier.
Rupanya semangat dari Deddy Corbuzier untuk Ari Lasso itu berupa "ancaman".
Baca juga: Saat Holywings Bisa Buka Tapi Gym Dilarang Beroperasi, Deddy Corbuzier: Tolong Jelaskan!
"Gue masa mau digebukin," ungkap Ari Lasso.
"Dia bilang, 'Lu awas kagak sembuh, gue gamparin'," kata Ari Lasso menuturkan pernyataan Deddy Corbuzier.
Deddy Corbuzier tertawa mendengar Ari Lasso mengungkapkan kalimatnya.
Baca juga: Viral Video Lama Azka Kecil, Menangis Saat Ungkap Alasan Ingin Ikut Deddy Corbuzier Kerja
Di balik keakraban itu, Deddy Corbuzier dan Ari Lasso juga punya janji agar tetap berumur panjang.
Ari Lasso menjalani operasi di perutnya tanggal 20 Agustus untuk mengambil tumor.
Melalui perbincangan yang diunggah di YouTube Deddy Corbuzier, Ari Lasso menuturkan ia mengalami kanker langka bernama DLBCL (Diffuse Large B-cell Lymphoma).
Organ limpa Ari Lasso dihinggapi sel kanker. Kanker ini hanya terjadi pada dua di antara 4.000 penderita kanker limfoma.