Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Ternyata Ini Asal Usul Karakter dan Lagu Si Komo

Baca di App
Lihat Foto
YouTube Trans TV official
Si Komo dan Kak Seto
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Bagi anak-anak generasi 1990-an, kehadiran boneka Si Komo dan lagu berjudul "Si Komo Lewat Jalan Tol" tentu menjadi kenangan indah masa kecil mereka. 

Bukan rahasia juga, di balik sosok ikonik itu ada Kak Seto, presenter dan psikolog anak.

Awalnya, boneka Si Komo hanyalah boneka tangan berukuran kecil, belum sebesar yang dikenal anak-anak selama ini.

Baca juga: Usia 70 Tahun, Kak Seto Ungkap Keinginan Terjun Payung

"Jadi waktu itu dulu boneka kecil, aslinya itu (bukan hijau), tapi kita bikin besar supaya untuk operet," kata Kak Seto dikutip dari tayangan Pagi Pagi Ambyar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu masih hitam, jadi suaranya 'weleh weleh/ macet lagi macet lagi/ gara-gara saya lewat'," lanjut Kak Seto sambil menyanyikan sepenggal lagu populer Si Komo.

Tapi kemudian boneka tangan Si Komo diubah menjadi berukuran besar dengan warna hijau untuk kepentingan operet.

Suatu ketika, Si Komo yang berukuran besar itu akan menggelar pertunjukan di Samarinda.

Baca juga: Tiap 4 April, Kak Seto Jadikan Hari Pengabdiannya untuk Dunia Anak-anak

Sebelum pertunjukan dimulai, Si Komo turun ke jalan untuk melakukan promosi.

Tapi karena banyak yang ingin foto, akhirnya menimbulkan kemacetan.

Dari kejadian itulah kemudian muncul lagu "Si Komo Lewat Tol".

"Setelah dibikin besar, waktu itu ada pertunjukan di Samarinda, kemudian sebelum pertunjukan operet, dia (Si Komo) jalan-jalan sepanjang jalan untuk promosi," ujar Kak Seto.

"Gara-gara banyak yang mau salaman, mau foto, akhirnya jadi macet, lahirlah lagu 'macet lagi gara-gara Si Komo lewat'," jelas Kak Seto.

Mengenai inspirasi karakter Si Komo, Kak Seto mengungkap semuanya bermula dari keprihatinannya atas lagu Si Kancil yang dilabeli sebagai anak nakal.

Padahal Kancil merupakan salah satu hewan khas Indonesia.

"Sebetulnya ini saya ciptakan tepat 1 Agustus 1975. Karena waktu itu saya agak sedih ada lagu 'Si Kancil' kok dibilang /Si Kancil anak nakal// suka mencuri ketimun// ayo lekas dikurung// jangan diberi ampun/," kata Kak Seto.

"Padahal kancil salah satu maskot hewan khas Indonesia," imbuhnya.

Sehingga Kak Seto saat itu mulai mencari-cari hewan lain yang khas dan hanya bisa ditemukan di Indonesia.

"Yang tidak ada di negara lain adalah komodo," ujarnya.

Hanya saja saat itu jika menggunakan nama Komodo dinilai terlalu panjang, dan ahirnya Kak Seto memutuskan menggunakan nama Si Komo.

"Kalau lengkap Si Komodo terlalu panjang, antara Si Komo atau Si Modo, akhirnya saya pilih Si Komo tadi," jelas Kak Seto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi