JAKARTA, KOMPAS.com - Lewat tangan dingin penulis novel Ian Fleming, karakter fiksi James Bond tercipta.
Banyak pertanyaan bermunculan tentang seberapa mirip Ian Fleming asli dengan karakter ciptaannya itu? Tak sedikit bahkan yang menanggap Fleming pada dasarnya menulis cerita-cerita Bond dari kehidupannya yang terguncang.
Seperti diketahui, Ian Fleming menghabiskan sebagian besar hidupnya di masa Perang Dunia II meskipun berada jauh dari garis peperangan.
Baca juga: Profil Daniel Craig, Agen Rahasia James Bond Keenam
Pada saat pertama kali ia mulai menulis petualangan Bond, Fleming sedang terbebani masalah akan segera menikah, anak yang akan segera terlahir, dan tingkat finansial yang belum stabil.
Dengan berbagai kepusingan yang ada di kepalanya itu, Fleming lalu ingin menjadi seorang agen mata-mata rahasia yang memiliki gaji besar, berpetualang, menyukai alkohol, dan berjudi.
Gambaran-gambaran di atas lalu muncul dalam karakter James Bond, sosok yang kerap dianggap sebagai wujud dari mimpi-mimpi kecil Ian Fleming.
"Fleming menciptakan Bond menjadi sedikit antitesis dari dirinya sendiri, dalam artian bahwa Bond seharusnya menjadi 'instrumen tumpul' pemerintah, begitu dia biasa menyebutnya," kata Andrew Lycett, penulis biografi Ian Fleming.
Baca juga: 10 Penjahat di Film James Bond yang Paling Ikonik dan Mengesankan
Ian Fleming juga memasukkan sedikit latar belakang Perang Dunia II kepada karakter Bond, yang didapatnya dari pengalaman orang-orang di sekitarnya.
"Dia memberi Bond sedikit karakternya sendiri bahwa Bond pada dasarnya adalah seorang penyuka wanita, peminum berat, perokok, menyukai kehidupan kelas atas, dan tentunya perjudian. Jadi, pada dasarnya, Bond berakhir dengan banyak karakteristik pribadi Ian Fleming," kata Andrew.
Ian Fleming yang lahir pada 28 Mei 1908 jelas merupakan contoh dari kemapaman kehidupan keluarga di Inggris pada masa itu.
Ayahnya, Valentine, adalah seorang anggota parlemen sementara kakaknya, Peter, merupakan lulusan Oxford dan penjelajah yang menikah dengan bintang Brief Encounter Celia Johnson.
Baca juga: Bond Girl, Sosok yang Tak Kalah Penting di Balik Kesuksesan Film James Bond
Ian sendiri mengenyam pendidikan kuliah di Tony Eton College sebelum akhirnya masuk Royal Military College Sandhurst.
Ketika akhirnya ia tertular gonore (kencing nanah) dari seorang pelacur, Ian pun terpaksa harus dipulangkan lebih awal dan tak membela negaranya di medan perang.
Setelah melanjutkan pendidikannya di sebuah universitas di Munich dan Jenewa, Ian Fleming lalu bekerja untuk Reuters dan berpindah menjadi bankir serta pialang saham.
Pada musim semi 1939, Ian Fleming bergabung dengan Divisi Intelijen Angkatan Laut, sebuah sayap penting dari operasi pengumpulan intelijen Inggris yang menjadi semakin penting setelah dimulainya Perang Dunia II.
Baca juga: Sebelum Nonton No Time To Die, Simak Perjalanan James Bond dari Casino Royale hingga Spectre
Fleming dari jarak jauh mengawasi opearsi sabotase klandestin (rahasia) di daratan Eropa dan sempat pergi ke Amerika untuk bertemu Kepala FBI saat itu, J Edgar Hoover.
Pengalaman-pengalaman tersebut kemungkinan besar telah mengilhami Fleming dalam menulis atasan Bond di M16, M.
"Dia melihat semua agen rahasia ini datang dari tugas yang menarik dan dia memutuskan bahwa dia ingin menjadi lebih seperti mereka," kata Andrew.
Ketika Perang Dunia II berakhir, Fleming bekerja sebagai manajer asing untuk The Sunday Times.
Baca juga: Produser Barbara Broccoli Tegaskan Tidak Ada Casting James Bond hingga 2022
Fleming akhirnya mulai menulis novel mata-matanya di GoldenEye, rumah liburannya yang berada di Jamaika pada awal 1952.
Keputusan untuk mengerjakan sebuah novel semakin terdorong dengan alasan tunangannya, Ann, sedang hamil dan Fleming tahu dia akan membutuhkan uang untuk menghidupi keluarganya.
Buku pertama tentang agen mata-mata itu berhasil ditulis dan diberi judul Casino Royale.
Naskah itu akhrinya sampai juga ke tangan Jonathan Cape, seorang pendiri penerbit terkenal.
Baca juga: Deretan Soundtrack Terbaik Film-film James Bond
Cape sebenarnya tidak terkesan ketika pertama kali membaca naskah tulisan Fleming. Namun, ia tetap setuju untuk menerbitkan novel tersebut sebagai 'ucapan terima kasih' atas jasa kakak Fleming.
Tanpa disangka, Casino Royale mendapat sambutan hangat dari para pembaca di Inggris hingga cetakan awalnya terjual sebanyak 4.750 eksemplar dengan cepat.
Beberapa penerbit Amerika sempat menolak untuk menerbitkan Casino Royale sebelum akhirnya Macmillan mencoba peruntungannya pada Maret 1954.
Cerita tentang James Bond ini, setidaknya, mendapat sedikit apresiasi dari para pembaca di Negeri Paman Sam.
Baca juga: Daftar Film James Bond dari yang Terbaik hingga Terburuk Menurut Kritikus Film
Kesuksesan besar novel-novel ini membuat Ian Fleming tak sabar untuk melihat karyanya diadaptasi ke dalam layar lebar.
"Buku-buku itu sukses, tetapi tidak sebesar yang diharapkannya. Dia sangat ingin membuat kesepakatan untuk sebuah film," kata Andrew.
Impian Ian Fleming melihat karakter ciptaannya ada di layar lebar akhirnya baru terwujud di tahun 1962 ketika Dr. No difilmkan.
Film itu meraih kesuksesan masif dan semakin melambungkan agen 007 tersebut.
Baca juga: Deretan Pemeran Film James Bond Sejak 1962 sampai 2021
Namun sayangnya, Fleming hanya menyaksikan sebagian kecil dari kesuksesan James Bond.
Kesehatan Fleming terus menurun selama beberapa tahun setelah didiagnosis menderita serangan jantung pada 1961.
Pada 11 Agustus 1964, Ian Fleming meninggal dunia di rumahnya pada usia 56 tahun.
Tak lama lagi, kita akan kembali menyaksikan petualangan terbaru dari James Bond dalam film No Time To Die.
Baca juga: Asal-usul James Bond, Sang Agen Mata-mata 007
Film ke-25 ini juga akan menandai penampilan terakhir Daniel Craig sebagai agen 007.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.