Oleh: Sherly Hindra Negoro, MIKom
SOSOK public figure merupakan sosok yang dianggap memiliki "sesuatu" untuk dapat diikuti bahkan menjadi panutan bagi sebagian besar orang.
Wujud nyata public figure adalah selebritas, atlet, ilmuwan, tokoh politik, penyanyi, dan kalangan lainnya.
Tokoh publik menjadi representasi atas sesuatu yang dianggap kredibel sesuai dengan keahliannya.
Membangun kredibilitas menjadi perbincangan yang cukup menarik, bahkan muncul pertanyaan yang mungkin menggelitik "apakah penting bagi tokoh publik memiliki kredibilitas, seberapa penting kredibilitas?"
Beberapa waktu belakangan ini, dunia hiburan (entertainment) ramai membincangkan sosok artis-artis yang terlibat skandal.
Akun media yang berkiblat pada dunia hiburan Korea Selatan bahkan media massa ramai memberitakan sosok Kim Seon Ho.
Sosok Kim Seon Ho, aktor Korea yang melejit melalui drama korea Start Up dan Hometown Cha Cha Cha adalah salah satunya.
Kim Seon Ho yang sedang naik daun dan baru saja menamatkan drama Korea yang dibintanginya Hometown Cha Cha Cha, diberitakan terkena skandal aborsi.
Seolah publik tidak percaya atas kepolosan karakter aktor ini di berbagai drama Korea yang dibintanginya. Kepercayaan publik turun drastis!
Publik menyayangkan peristiwa yang menimpa aktor kesayangannya. Dampak kasus ini adalah berkurangnya jumlah pengikut di media sosial. Parahnya, Kim Seon Ho mendapatkan cancel culture di negaranya.
Belum lagi beberapa kontrak iklan, film, drama yang dibatalkan karena khawatir dengan reputasi dari sosok aktor tersebut.
Kasus ini tampaknya menjadi guncangan hebat bagi sang aktor. Kumparan.com memberitakan bahwa Kim Seon Ho dirawat di rumah sakit.
Fenomena cancel culture ini rentan dialami oleh sosok yang dianggap populer. Sills dalam Wahyudiputra (2021) menjelaskan bahwa istilah cancel culture ini merupakan suatu tindakan yang menolak atau memboikot seseorang (umumnya selebritas) yang memiliki tindakan tidak etis, tidak dapat diterima atau ucapan yang tidak pantas.
Dalam konteks kasus Kim Seon Ho ini, tindakan meminta mantan kekasih untuk aborsi dianggap perilaku yang tidak dapat ditolerir.
Public figure sebagai komunikator
Public figure dalam konteks komunikasi berperan sebagai komunikator. Apa pun tindakan komunikasi, baik dalam hal acting, iklan, pidato, dan tindakan lainnya dianggap sebagai sosok yang menjadi representasi konteks tersebut.
Implikasi menjadi seorang komunikator adalah memiliki kredibilitas atau dapat dikatakan kredibel.
Dua hal penting dalam hal kredibilitas adalah keahlian dan kepercayaan. Kasus yang menimpa figur publik hingga berdampak pada kariernya ini akibat hilangnya kepercayaan publik atas public figure yang dikagumi. Seperti yang terjadi pada kasus yang dialami oleh Kim Seon Ho.
Beberapa drama yang dibintanginya menggambarkan karakter dirinya sebagai good boy. Belum lagi, sosoknya yang jauh dari pemberitaan negatif.
Kombinasi karakter dirinya dalam drama serta populer ini akhirnya ditangkap oleh berbagai brand untuk menjadikannya sebagai bintang iklan.
Pengiklan, pembuat drama menganggap bahwa sosok public figure ini memiliki keahlian dalam bidang ini.
Pertanyaan yang umum terjadi adalah bagaimana seorang komunikator dikatakan jujur, memiliki moral yang baik, etis?
Aristoteles (dalam Rakhmat, 2011, h.257) menjawabnya dengan good moral character. Maka, penting bagi seorang public figure membangun kredibilitas yang baik.
Namun, pada akhirnya, kredibilitas tokoh publik ini hanya sekumpulan persepsi manusia yang berbeda dan dapat berubah.
Oleh karena itu, sebaik-baiknya public figure, hanya publik yang dapat menilainya.
Kepercayaan publik bisa runtuh hanya karena satu perilaku yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut pada umumnya.
Sherly Hindra Negoro, MIKom
Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta