Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Kunto Aji soal Album Mantra Mantra, Bukan Obat tapi Menguatkan

Baca di App
Lihat Foto
YouTube Daniel Mananta Network
Penyanyi Kunto Aji saat berbincang dengan Daniel Mananta
Penulis: Cynthia Lova
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi Kunto Aji menjadi bintang tamu di kanal YouTube Daniel Mananta.

Berbincang dengan Daniel Mananta, Kunto Aji bercerita mengenai album keduanya, Mantra Mantra.

Album Mantra Mantra yang dirilis pada 14 September 2018 lalu meledak di pasaran.

Dalam album ini, Kunto Aji mengangkat isu kesehatan mental, tetapi fokus mengenai overthinking

Album dengan sembilan lagu ini diramu dari pengalaman jatuh bangun Kunto Aji.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com merangkumnya sebagai berikut.

Memiliki unsur meditasi

Kunto Aji sempat berkonsultasi dengan psikolog sebelum membuat lagu-lagu di album Mantra Mantra.

Album tersebut dinilai memiliki unsur meditasi dan terapi proses penyembuhan mental yang efektif.

Baca juga: Profil Kunto Aji, Lulusan Akuntansi yang Jadi Penyanyi Lewat Indonesian Idol

Tak heran yang mendengarkan lagu tersebut merasakan efeknya, seperti menangis, mengingat sesuatu yang terjadi di masa lalu mereka.

“Karena musik gue di album Mantra Mantra ini kan bukan yang bukan sekadar nyanyi-nyanyi, tapi memang mereka membawa masalahnya masing-masing dari rumah untuk nonton konser Mantra Mantra. Jadi gue provide dengan itu,” kata Kunto Aji.

Masukkan frekuensi

“Rehat” adalah lagu paling menarik dalam album Mantra Mantra.

Dalam lagu itu, Kunto Aji memasukkan frekuensi suara 396 Hz yang menurut penelitian dapat membuat pendengarnya merasa lebih baik.

Penelitian tentang frekuensi itu dikenal dengan nama Solfeggio Frequencies milik Dr. Joseph Pulio, seorang psikolog asal Amerika Serikat.

Dalam penelitian Solfeggio Frequencies dijelaskan ada enam macam frekuensi.

Baca juga: Kunto Aji Ceritakan Sisi Meditasi dan Terapi Penyembuhan Mental dalam Album Mantra Mantra

Enam frekuensi itu merupakan notasi lagu religi bernuansa keagungan sekaligus kepasrahan, yang kerap digunakan oleh Vatikan sejak abad kelima.

Frekuensi 396 Hz berada diurutan pertama yang dianggap bisa mengeluarkan pikiran negatif atau liberating guilt and fear.

Bukan obat

Melalui lagunya ini, Kunto Aji ingin pendengarnya bisa sharing mengenai spiritual journey (perjalanan spiritual) yang dialaminya.

Setelah mendengarkan lagunya diharapkan bisa punya kedewasaan yang sama dengannya untuk bangkit.

Namun, Kunto Aji mengingatkan bahwa lagu di album Mantra Mantra tidak bisa menyembuhkan penyakit mental.

Baca juga: Kunto Aji: Album Mantra Mantra Gue Bukan Obat, Cuma Ngebantu

Meski begitu, ia bersyukur apabila lagu tersebut bisa membantu proses healing penderita kesehatan mental.

“Jadi ini adalah upaya yang gue lakuin untuk musik gue untuk sejauh apa sih distract,” ujar Kunto Aji.

“Ternyata bisa memberi manfaat segala macam. Sekali lagi lu enggak akan sembuh. Walau banyak yang bilang banyak yang ngebantu, cuma ngebantu, membantu proses lu,” lanjut Aji.

Cegah bunuh diri

Walau tak sembuh dengan mendengarkan lagu di album Mantra Mantra, tetapi ada sejumlah pendengar yang merasa dikuatkan.

Buktinya, ada pendengarnya yang menahan untuk bunuh diri setelah mendengar lagunya di album Mantra Mantra.


Ia sangat bersyukur lagunya dapat mengambil peran penting untuk kehidupan seseorang.

“Menurut gue itu titik tertinggi dari kehidupan gue bisa menolong orang. Profesi gue sebagai musisi itu bisa di situ. Itu yang tadinya gue enggak ngebayangin," ujar Kunto.

"Yang tadinya cuma bisa enggak ya, tapi ini niat baik gue buat bikin musik itu tadi,” kata Kunto Aji lagi.

Kunto Aji itu merasakan sesuatu yang besar ketika karyanya bisa berguna buat banyak jiwa. Ia merasa ikut berguna sebagai manusia.

Baca juga: Kunto Aji Bersyukur Album Mantra Mantra Bisa Mencegah Tindakan Bunuh Diri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi