Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Menarik untuk Ditonton, Ini 5 Rekomendasi Film tentang Disabilitas

Baca di App
Lihat Foto
imdb.com
Still foto Shazam! (2019).
|
Editor: Mikhael Gewati

KOMPAS.com – Pentingnya film sebagai media representasi kelompok minoritas terus digaungkan berbagai pihak selama beberapa tahun terakhir.

Film merupakan salah satu media yang turut membentuk cara berpikir dan menilai sesuatu. Untuk itu, film juga sangat diperlukan dalam menghapus sekat kecurigaan dan prasangka bagi minoritas. 

Salah satu kelompok minoritas itu adalah kaum disabilitas. Makanya, kehadiran film tentang disabilitas diharapkan dapat membukakan mata penonton tentang sudut pandang, pengalaman, dan identitas penyandang disabilitas.

Sebagai upaya merayakan perbedaan dan memupuk inklusivitas, Kompas.com menghimpun lima film tentang disabilitas dari berbagai sumber yang menarik untuk ditonton.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Theory of Everything (2014)

Theory of Everything adalah film biografi garapan James Marsh tentang fisikawan teoretis Stephen Hawking yang menderita penyakit langka amyotrophic lateral sclerosis (ALS) saat berusia 21 tahun.

Baca juga: Mengenang Stephen Hawking dalam Film The Theory of Everything

Penyakit yang menyerang saraf motorik Hawking itu membuatnya lumpuh, sehingga mengubah seluruh jalan hidupnya sebagai mahasiswa S3 Kosmologi Universitas Cambridge yang energik menjadi pesimistis dan penuh kekecewaan.

Untungnya, kekasih Hawking, Jane Wilde, tetap menerima dan mendukungnya. Wilde bahkan bersedia menikah dengan Hawking yang lumpuh dan punya banyak keterbatasan bergerak.

Film ini pun mengeksplorasi hubungan keduanya serta daya juang Hawkins untuk terus berkarya.

Meski hanya bisa duduk di kursi roda elektrik dan sedikit menggerakkan tangannya, otak Hawking tetap berfungsi dengan baik. Hal ini membuatnya terus menulis teori yang menjelaskan seluruh aspek semesta, Theory of Everything atau Teori Segala Sesuatu.

Eddie Redmayne yang memerankan Hawking tampil sangat luar biasa. Ia berhasil menirukan pembawaan dan ekspresi Hawking secara akurat.

Baca juga: Makalah Terakhir Stephen Hawking Diterbitkan, Apa Isinya?

Berkat perannya itu, Redmayne berhasil membawa pulang piala Oscar 2015 untuk kategori Best Performance by an Actor in a Leading Role.

2. Stronger (2017)

Stronger adalah film biografi yang menceritakan Jeff Bauman, korban pengeboman teroris dalam acara Boston Marathon pada 2013.

Jeff adalah pemuda kurang ajar yang tidak bisa memperlakukan kekasihnya dengan baik. Kekasihnya adalah Erin, seorang pelari maraton yang akan berlaga di Boston Marathon 2013.

Mencoba memperbaiki diri, Jeff hendak membuat kejutan dengan membuat spanduk saat Erin menyelesaikan lomba tersebut.

Sayangnya, tragedi menggagalkan rencana Jeff. Serangan teroris membuatnya meringkuk di rumah sakit dan harus menerima ketika kedua kakinya diamputasi.

Baca juga: 3 Rekomendasi Film Dark Comedy, Ada The Wolf of Wall Street!

Sesaat sebelum ledakan, Jeff sempat melihat wajah pelaku pengeboman sehingga menjadi saksi kunci dari FBI. Kabar itu pun menjadi sorotan media. Jeff bahkan dipuji layaknya pahlawan.

Film ini pun akan mengeksplorasi kondisi fisik Jeff, rasa sakit dan rehabilitasi, serta popularitas instan yang mengancam hubungan Jeff dengan Erin, atau justru membuat keduanya menjadi lebih dekat.

Benjamin Lee dari The Guardian pada Sabtu (9/9/2017) menyebut Stronger sebagai film yang penuh dengan kehangatan dan kemanusiaan, serta tidak melebih-lebihkan keindahan dan kenyataan yang menyertainya.

3. Barfi (2012)

Barfi adalah film India yang menceritakan pemuda tunawicara bernama Barfi dengan tingkah nyentrik. Dia berasal dari keluarga miskin, tetapi mampu menjalani hari dengan energik dan bahagia.

Baca juga: 5 Rekomendasi Film Romantis untuk Temani Pergantian Tahun

Suatu hari, Barfi terpana dengan perempuan cantik dan kaya raya bernama Shruti. Dengan polahnya yang nyentrik dan nekat, Barfi berupaya menarik hati Shruti meski dia telah bertunangan dengan pengusaha sukses.

Di saat bersamaan, Barfi juga bersahabat dengan perempuan autis dan kaya raya bernama Jhilmil. Film ini pun membahas cinta segitia antara ketiganya, dan mengamati hasrat, pengalaman, dan perasaan perempuan autis.

Mengutip The Hollywood Reporter, Jumat (14/9/2012), sutradara Anurag Basu menampilkan ketertarikan yang tumbuh antara Jhilmil dan Barfi dengan sentuhan ringan tetapi menipu, membiarkannya menarik pemirsa saat hubungan keduanya semakin serius.

Begitu pula dengan gambar ambivalensi Shruti yang bimbang antara akan berjuang untuk Barfi atau menyaksikan dia dan Jhilmil menjalani kisah mereka sendiri.

4. Shazam! (2019)

Jagat pahlawan super menjadi sangat menarik ketika salah satu jagoannya adalah bocah kikuk yang mengenakan kruk atau peyangga kaki.

Baca juga: Sinopsis Shazam!, Superhero Pewaris Kekuatan Dewa

Kerap dirundung teman sekolahnya, Freddy Freeman mencoba bersahabat dengan Billy Batson yang tidak sengaja mendapatkan kemampuan super, yakni mampu berubah menjadi orang dewasa, terbang, dan mengeluarkan petir.

Film ini akan membahas gejolak Freddy yang menyaksikan Billy menyia-nyiakan kemampuan luar biasanya, sesuatu yang ingin dia miliki, lebih dari berjalan tanpa bantuan.

David Ehrlich dari Indiewire, Sabtu (23/5/2019), menyebut film ini penuh kesenangan tak terduga. Di saat film superhero lain menampilkan kedigdayaan mereka, Shazam! menampilkan pahlawan super yang manusiawi.

Shazam! adalah upaya membedah “kekuatan” yang tidak setara dalam setiap manusia. Ketika film superhero lain memperlihatkan orang berlarian saat monster atau penjahat menyerang, film ini akan membawa perspektif orang-orang “lemah” tersebut.

5. The King’s Speech (2010)

The King’s Speech merupakan film drama sejarah garapan sutradara Tom Hooper berdasarkan naskah karya David Seidler.

Baca juga: Sinopsis The King’s Speech, Colin Firth Jadi Calon Raja yang Alami Gangguan Bicara

Cerita dimulai ketika King George V meminta sang anak Prince Albert atau Duke of York menyampaikan pidato penutupan di suatu acara kerajaan di Wembley, London.

Namun, Bertie—panggilan akrab Prince Albert—tidak dapat menyampaikan pidato secara lancar karena ia memiliki gangguan berbicara atau gagap.

Film ini pun akan menyelami dinamika seorang pangeran yang memiliki kekurangan fisik, termasuk tekanan mental yang dihadapi saat berlatih berbicara.

The King's Speech mendapat 12 nominasi Oscar 2011 dan memenangi empat penghargaan untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Aktor Terbaik (Colin Firth), dan Naskah Orisinal Terbaik. 

Itulah rekomendasi lima film tentang disabilitas yang patut ditonton. Film mana yang menarik minatmu?

Baca juga: 5 Rekomendasi Film tentang Kesehatan Mental

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Guardian, Hollywood Reporter, IndieWire
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi