Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Denada Awali dengan Musik Rap hingga Tak Keberatan Disebut Penyanyi Dangdut

Baca di App
Lihat Foto
YouTube DENADA OFFICIAL
Penyanyi Denada
Penulis: Firda Janati
|
Editor: Novianti Setuningsih

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Denada mulanya debut sebagai penyanyi beraliran hip hop dan rap.

Ketika masih usia belia, Denada sudah menggemari lagu-lagu rap. Ia pernah menunjukkan bakat nge-rap di depan sang ibu saat SMP.

Tak dipungkiri, Denada merasa kesibukannya dalam berkarier memengaruhi pendidikannya sehingga ia memilih pergi ke Australia untuk menyelesaikan kuliahnya.

Denada rela menomorduakan kariernya dan memilih untuk merampungkan pendidikannya hingga tingkat sarjana.

Setelah kembali ke Indonesia, Denada menemukan kenyataan baru bahwa tren musik Indonesia sudah tidak seperti dulu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Berpisah 2 Bulan dengan Anak, Denada Pasang CCTV Khusus untuk Berkomunikasi

Berikut rangkuman Kompas.com tentang cerita Denada dalam membangun karier musik rap hingga dikenal sebagai penyanyi dangdut dikutip dari kanal YouTube TonightShowNet.

Alasan suka musik rap

Ada alasan sendiri bagi Denada mengapa ia begitu menyukai musik rap daripada pop seperti sang ibu yang juga merupakan penyanyi, Emilia Contessa.

Alasannya, Denada merasa lagu genre rap menjadi sarana yang tepat untuk menyatukan hobinya yakni, musik, menulis, dan sastra puisi.

"Gila ini kayak dua hal yang gue cintai banget, musik dan puisi. Mereka bisa ngomong apa saja dengan cara berpuitis banget lah," ujar Denada.

Idolakan Queen Latifah

Banyak rapper luar negeri yang diidolakan Denada. Salah satunya ada penyanyi sekaligus aktris berkebangsaan Amerika Serikat, Queen Latifah.

"Banyak sih, Queen Latifah dulu. Dia main film juga," kata Denada.

Baca juga: Denada Ceritakan Awal Mula Suka Musik Rap, Idolakan Queen Latifah

Sewaktu SMP, Denada sering mendengarkan lagu-lagu rap dan hip hop dari penyanyi luar dan dalam negeri.

Kesampingkan karier

Denada mengambil keputusan yang cukup berisiko terhadap kariernya.

Ketika berada di puncak kejayaan, ia memilih untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Alasan pemilihan universitas di luar negeri adalah karena penyanyi berusia 43 tahun itu merasa tidak bisa menyelesaikan kuliah apabila mengambil universitas dalam negeri.

"Gue kayaknya mesti keluar dari sini (Indonesia) supaya gue benar-benar bisa fokus. Gue pengin kuliah gue selesai, itu janji gue sama almarhum bapak gue," ucap Denada.

Denada akhirnya meminta izin sang ibu untuk mengambil pendidikan jenjang sarjana di Australia.

Baca juga: Cerita Denada Pilih Kuliah di Luar Negeri Ketika Berada di Puncak Karier

Tren musik berubah

Pada saat kembali ke Tanah Air setelah menyelesaikan pendidikannya pada 2000-an, Denada merasa tren musik Indonesia tidak sama lagi.

"Berubah banget maksudnya pada saat itu mulai gampang banyak platform. Gue senang lihatnya, kaget enggak terlalu cuma keadaan hiphop dan rap sudah enggak seperti saat gue berangkat," kata Denada.

Akhirnya, Denada berusaha menyesuaikan diri secepat mungkin dengan situasi yang ada. Ia mencoba terjun ke musik dangdut.

Tak keberatan dikenal sebagai penyanyi dangdut

Saat tahun-tahun pertama dikenal sebagai penyanyi dangdut, Denada mengaku sangat bersemangat tiap kali mendapat tawaran.

Ibu anak satu itu sangat menghargai setiap hal yang terjadi dalam hidupnya karena tidak semua orang dapat merasakan hal yang sama.

"Gue bisa diterima di atas panggung dangdut dengan penikmat musik dangdut dan melihat gue sebagai bagian dari musik dangdut Indonesia, buat gue itu suatu keberkahan," ujar Denada.

Meskipun awalnya debut sebagai rapper, Denada mengaku tidak keberatan sama sekali namanya kini dikenal sebagai penyanyi dangdut.

Baca juga: Tak Keberatan Dikenal sebagai Penyanyi Dangdut, Denada: Buat Gue Suatu Keberkahan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi