Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Tak Selalu Dimanja, Ini 5 Fakta Putri Tanjung yang Memulai Bisnis Sejak Usia 15 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Putri Tanjung; Putri Indahsari Tanjung; Putri Indahsari Tanjung atau Putri Tanjung, Staf Khusus Presiden Joko Widodo, seusai wawancara dengan Kompas.com pada Kamis (18/3/2021).
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Pengusaha muda dan putri dari Chairul Tanjung, Putri Tanjung mendadak ramai dibicarakan di Twitter.

Semua bermula dari twit @danaferdianto yang membagikan kutipan motivasi dari Putri Tanjung untuk berani mengambil risiko.

"Gimana kita bisa tau resikonya kalo engga kita ambil? High risk, high return," demikian kutipan dari Putri Tanjung yang diunggah akun tersebut.

Bukan itu saja, beberapa twit lain yang menyinggung soal privilege Putri sebagai anak dari pengusaha sukses, Chairul Tanjung juga ramai di Twitter.

Baca juga: Bongkar Isi ATM Putri Tanjung, Boy William Terkejut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Termasuk soal pengakuan Putri Tanjung yang pernah rugi hingga Rp 800 juta tapi hanya merasa sedih dan mengurung diri di kamar selama dua tiga hari ikut menjadi sorotan netizen.

Terlepas dari berbagai komentar negatif yang ditujukan pada Putri di Twitter karena pernyataan tersebut, Putri pernah mengakui dia memang memiliki hak istimewa sebagai anak pengusaha sukses.

Tapi bagaimana dia sampai ada di titik seperti sekarang, yuk simak pengakuannya.

Dididik keras sejak kecil

Putri pernah mengakui sejak kecil orang tuanya mengajarkan dia untuk berjuang sendiri. Uang jajannya saat masih sekolah hanya diberikan setengah dibanding teman-teman lainnya.

Untuk bisa menutupi kekurangan itu, akhirnya mau tidak mau Putri harus bisa memutar otak untuk menghasilkan uang.

Baca juga: Putri Tanjung Kesal jika Dianggap Sukses karena Anak Chairul Tanjung

"Tahu enggak Boy gimana caranya gue dapat uang tambahan? Gue bikin pembatas buku dan segala macam," tutur Putri dalam vlog Boy William.

"Walaupun yang beli nyokap bokap gue juga. Tapi kan at least entrepreneurship, kan jalan ya," imbuhnya.

Dia juga diajarkan untuk berusaha lebih dulu sebelum mendapatkan apa yang diinginkan.

Misalnya saja dia harus mendapatkan ranking baru bisa mendapat sesuatu.

Semua orang bisa kaya, asal...

Menurut Putri, ayahnya pernah mengatakan semua orang bisa menjadi kaya, tanpa memandang status, jenis kelamin atau usia.

Namun semua tergantung pada niat dan kemauan masing-masing orang.

"Bapak gue selalu bilang, semua orang punya hak yang sama untuk sukses, mau umur kamu berapa, anaknya siapa, gendernya apa, semua punya hak yang sama untuk sukses. Lo mau apa enggak aja sebenarnya," kata Putri.

Baca juga: Putri Tanjung: Gue Enggak Setuju kalau Nikah Harus Jadi Ibu Rumah Tangga

Sementara itu, menurut Putri, penting bagi orang untuk berani memulai dan tidak takut bermimpi setinggi mungkin.

"Dan jangan enggak mau susah. Karena menurut gue enggak ada yang instan, semua ada prosesnya, nikmati prosesnya dan lo belajar dari proses itu," ucap Putri.

"Dan prosesnya emang susah, tapi nantinya akan worth it kok at the end," sambungnya.

Memulai bisnis tanpa sponsor orang tua

Meskipun memiliki orang tua kaya, Putri ternyata memulai usaha pertamanya tanpa sponsor dari orang tua.

Hal ini karena orang tuanya mendidik Putri untuk mandiri dan bahkan melarangnya mencari sponsor dari perusahaan milik orang tua.

"Mungkin orang merasa 'ah lo gampang bikin event, lo punya all the network, apalagi bapak lo siapa,'" tutur Putri mengingat setiap sindiran yang ditujukan untuknya.

"Gue sangat bersyukur karena didikan orang tua gue mengajarkan gue untuk jadi orang yang sangat mandiri, mereka bener-bener enggak mau ngasih modal, gue enggak boleh nyari sponsor di perusahaan bokap nyokap," sambungnya.

Pernah ditolak saat cari sponsor

Ketika membuat event pertamanya di tahun 2014, Putri berjuang sendiri mencari sponsor di usia 15 tahun.

Dia pernah merasakan ditolak, diabaikan ketika mencari sponsor karena idenya yang tak biasa.

"Gue pas presentasi dulu di tengah-tengah disuruh keluar, ada yang langsung nolak, pas gue masih presentasi udah 'kayaknya enggak deh', ditolak lah, ada yang gue enggak boleh masuk," kata Putri.

"Habis itu dia ngomong gini,'kenapa sih enggak minta sponsor ke perusahaan bapak kamu,' itu menurut gue yang paling sakit," lanjutnya.

Hanya saja penolakan-penolakan itu yang kemudian dijadikan Putri semangat untuk membuktikan diri dia bisa berdiri tanpa sponsor orang tua.

Privilege adalah tanggung jawab besar

Menjadi anak dari seorang pengusaha besar membuat Putri merasakan adanya tekanan besar sejak kecil.

Di usia 15 tahun dia sudah mulai merasa tidak percaya diri karena pandangan orang-orang.

"Gue enggak pede karena enggak merasa pinter apa-apa usia 15 tahun karena gue merasa punya pressure, 'oh bapak gue seorang pengusaha hebat,' selalu ada embel-embel itu," kata Putri.

"The more privilege I have, the more tanggung jawab. Gue ngerasa I need to work harder than anyone else, I need to work smarter than anyone else karena gue punya tanggung jawab itu, harus bikin impact untuk banyak orang," ucap Putri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi