Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Pemerintah Ragu Buat Film Identitas seperti G30S/PKI

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/FER GREGORY
Ilustrasi film dan bioskop.
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perfilman, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Ahmad Mahendra menanggapi masukan soal peran pemerintah untuk membangun identitas kebangsaan lewat film.

Masukan itu dikemukakan oleh salah satu anggota Lembaga Sensor Film (LSF) sekaligus sineas Arturo Gunapriatna dalam diskusi Kongres BPI (Badan Perfilman Indonesia) di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Kemendikbud Ristek Ajukan Anggaran Rp 2,5 Miliar per Film untuk Direstorasi

Namun, menurut Ahmad, ada keraguan pemerintah untuk mengabulkan rencana tersebut.

Berkaca dari film G30S PKI, alih-alih menyiarkan identitas kebangsaan, pemerintah justru mendapat kritikan pedas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami ragu sekarang dalam memproduksi film layar lebar atau panjang seperti itu. Karena kejadian kayak film G30S PKI, bilangnya malah rezim. Kami ingin minta masukan," kata Ahmad.

Ahmad menyebut upaya pemerintah untuk menjaga identitas kebangsaan melalui film sebenarnya telah dilakukan melalui cara restorasi film lawas.

Baca juga: Bersama BPI, Netflix Salurkan Dana Bantuan untuk Pekerja Film Indonesia

Rencananya pada 2023, ada beberapa film yang akan dianggarkan oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbud Ristek untuk direstorasi.

"Poin kami tahun depan, kami juga mementingkan kearsipan setelah sebelumnya melakukan restorasi. Kami mengarahkan vitalisasinya. Tidak hanya film, tapi musik. Kami digitalisasi," kata Ahmad Mahendra.

Ahmad menuturkan, anggaran restorasi film itu mencapai Rp 2,5 miliar per film.

"Tahun depan, restorasi lagi. Mudah-mudahan anggaran disetujui. Kami mau restorasi beberapa film. Kemarin saya tanya, satu (film) Rp 2,5 miliar. Setahun cukup 2 atau 3 karena kondisi SDM cuma segitu bisanya," lanjut Ahmad.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi