Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Chris Ryan Korban Robot Trading Di-bully Usai Laporkan CEO Fahrenheit: Kalau Cuan Diam, Rugi Koar-koar

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Bidik layar YouTube/PANTENGING TV
Aktor Chris Ryan saat hadir di Pantengin Podcast yang dipandu Gita Sinaga.
|
Editor: Fitri Nursaniyah

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor Chris Ryan menjadi salah satu korban investasi bodong berkedok robot trading Fahrenheit dengan kerugian Rp 82,5 juta.

Baru-baru ini, Chris Ryan bekerja sama dengan 97 orang korban lain melaporkan CEO Fahrenheit Hendry Susanto ke Bareksrim Polri.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (9/4/2022), atas laporan tersebut Hendry Susanto ditangkap di Jakarta pada Selasa (22/3/2022).

Tiga pelaku lain yang bertugas jadi admin, pengajak, serta pengelola website Fahrenheit juga ditangkap polisi di bulan yang sama.

Baca juga: Sejumlah Figur Publik Akan Diperiksa Terkait Kasus Robot Trading DNA Pro

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chris Ryan yang mengklaim dirinya sebagai korban berharap uangnya bisa kembali. Meskipun ia juga telah menyiapkan diri jika tidak mendapatkan ganti rugi.

Kata Chris, dia menyaksikan sendiri kejahatan robot trading dalam waktu 90 menit.

"Mereka melakukan 60 open posisi yang di mana setiap open posisi dibuat loss. Jadi seakan-seakan dibuat market kita loss, kita kehilangan modal kita," ucap Chris Ryan dikutip Kompas.com dari YouTube PANTENGIN TV, Jumat.

Aksi Chris dan tim melaporkan CEO Fahrenheit ke polisi membuat namanya disorot publik. Ia mengaku sampai jadi sasaran bullying karena kasus itu.

Baca juga: Tampar Chris Rock, Will Smith Di-blacklist dari Oscar Selama 10 Tahun

"Gue juga di-bully banyak orang, 'bego lu kalau cuan lu diam, begitu rugi lu koar-koar'," ujar Chris.

Chris mengaku tak setuju dengan pernyataan demikian karena baginya mendapatkan keuntungan atau provit saat melakukan investasi adalah hal yang wajar.

Dalam trading, kata Chris, selalu ada dua kemungkinan yaitu untung dan rugi.

Tapi kerugian bisa diminimalisasi dengan manajemen risiko. Berbeda dengan robot trading yang sengaja membuat para investor rugi secara serentak.

Baca juga: Lirik Lagu dan Chord To Old My Self - Chris Miles

"Trading itu risikonya sama besar, kalau mau trading harus siap provit, harus siap loss, itu benar gue setuju. Tapi trading itu dengan manajemen risiko, enggak cuma 1,5 jam langsung disikat semua duit lo dan trading yang benar itu kita bisa WD (withdrawal) kapanpun kita mau," tuturnya.

Chris tak sangka terjebak skema ponzi lewat robot trading Fahrenheit karena sebelum bergabung ia melakukan observasi terkait robot itu.

Kata Chris, saat ini kerugian yang dialami gara-gara robot trading mengguncang kondisi mentalnya.

"Gue belum pernah kena ponzi, begitu gue sekarang kena ponzi, kenap mentanya sampai fundamental," ujarnya sambil tertawa.

Baca juga: Berkas Kasus Indra Kenz Sudah Dilimpahkan ke Kejaksaan

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Sabtu, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigadir Jenderal (Brigjen) Whisnu Hermawan mengungkap total kerugian korban robot trading Fahrenheit mencapai Rp 480 miliar.

Setelah didalami, Fahrenheit beroperasi tanpa izin dan menggunakan skema ponzi untuk mendapatkan keuntungan.

"Ternyata, setelah didalami tidak berizin. Lalu ada keuntungan tetap 1 hari 1 persen maksimal 25 persen. Yang ketiga, ternyata setelah kami dalami skemanya adalah skema ponzi," ucap Whisnu dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (7/4/2022).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi