Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Ingat Perjuangan Bertahan Hidup Saat Diterjang Tsunami, Ifan Seventeen: Nangis, Gue Pikir Ini Mimpi

Baca di App
Lihat Foto
YouTube Denny Sumargo
Ifan Seventeen
|
Editor: Rintan Puspita Sari

JAKARTA, KOMPAS.com- Menjadi salah satu korban selamat dari tsuami Anyer, Banten tahun 2018, vokalis grup Seventeen, Riefian Fajarsyah atau Ifan ceritakan bagaimana saat itu dia bertahan hidup di tengah laut.

Ifan yang menyebut selamatnya dia dari tsunami waktu itu sebagai mukjizat, mengaku sempat berpikir kejadian itu sebagai kiamat.

"Gue mimpi apa kiamat nih," ujar Ifan dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.

"Gue mikir, kegulung (ombak), muter-muter, sambil mikir, ini dalam air, gue berarti harus ke atas nih, harus ngambang, instingnya," sambung Ifan.

Sebelum menyadari dirinya tergulung ombak dan ada di tengah laut, Ifan sempat pingsan. Tubuhnya juga terlilit kabel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Lagunya Dinyanyikan Adik Vanessa Angel, Mendadak Ifan Seventeen Unggah Ini

Setelah sadar, dia berusaha bernapas, tapi yang dihirup hanya pasir dan air laut, sehingga Ifan memilih untuk menahan napas sambil berusaha melepaskan diri dari lilitan kabel dan berjuang ke atas permukaan air.

"Gue mikir ini dalam film jagoan enggak boleh panik. Jadi gue enggak boleh panik, jadi gue pelan-pelan (lepasin kabel), masih ditahan (napas)," kata Ifan.

"Akhirnya begitu lepas, gue ke atas, orang teriak tsunami, tsunami, baru tahu ini tsunami, nangis gue. Bukan nangis kejer, nangis mengeluh, karena gue pikir ini mimpi," lanjutnya.

Sesaat arus berhenti dan tenang, tapi kemudian arus air laut tiba-tiba mundur dan menarik tubuh Ifan kembali ke tangah laut.

Ifan melihat ada banyak orang berkumpul di tengah laut, dan ada satu orang yang berusaha memegang tangannya.

Baca juga: Ifan Seventeen dan Citra Monica Resmi Menikah

Instingnya untuk bertahan hidup membuat Ifan yang juga kesusahan di tengah laut akhirnya menyikut orang yang berusaha memegang tangannya dengan panik.

"Gue sikut-sikutin lah, kan gue udah engap, gue reflek, satu orang bapak-bapak pegang sini (siku) gue, gue sikut," ujar Ifan.

"Gue inget banget kata-kata gue 'jangan pegang tangan saya, pegang barang lain, karena kalau pegang tangan saya, kita berdua mati,'" kenang Ifan.

Akhirnya bapak tersebut berpegangan pada meja, begitu juga Ifan, tapi keduanya tenggelam saat ada orang lain yang juga datang ke meja tersebut.

Di situ Ifan kembali tenggelam, dan sempat ingin menyerah karena kelelahan.

"Begitu tenggelam di situ, gue ini udah nyerah lah. Udah cukup lah, Ya Allah cukup deh gue, gue udah capek, udah enggak ada tenaga lagi," ucap Ifan.

Ifan tenggelam dengan tangan ke atas, dia sadar dengan menahan napas sistem tubuh dalam keadaan tenggelam masih bisa bertahan 15 hingga 20 menit.

Baca juga: Ifan Seventeen Terharu Ayah Mendiang Dylan Sahara Hadiri Acara Lamarannya

Pasrah dengan keadaannya, Ifan mulai bisa mendengar denyut nadi.

"Lama-lama gue ngerasa gue harus mengucap dua kalimat syahadat nih sebelum gue pingsan, siapa tahu mati, gue ngucapin dulu dong," ujarnya.

Belum selesai dia mengucap kalimat syahadat, tangan Ifan tiba-tiba menyentuh sebuah kotak, dan itu membuat Ifan terbangun, berusaha berenang ke atas.

Terombang-ambing di laut sekitar dua jam bersama tiga orang lain yang berpegangan pada kotak tersebut, Ifan sadar suara orang minta tolong semakin samar terdengar.

Dia juga melihat mayat mulai melewati tubuhnya yang saat itu berpegangan pada kotak.

"Yang tadinya teriak-teriak tolong, Allahu Akbar, yang nangis-nangis, lama-lama pelan, sepi, tinggal beberapa orang lagi yang teriak," ujar Ifan.

"Dua jam terombang ambing di tengah laut, terus gue baca doa shalawat," sambungnya.

Ifan tahu arah daratan karena melihat setitik cahaya dari kejauhan, saat itu dia yang berusaha mendorong kotak sambil berenang, menyadari kakinya menyentuh karang.

Bersama satu orang karyawan hotel yang saat itu kebetulan dikenalnya dan sama-sama berpegangan pada kotak, Ifan melepas kotak tersebut dan berusaha berdiri di karang.

Tapi saat dia melepas kotak tersebut, dua orang lain ternyata hanyut, sementara Ifan sudah memegang satu karyawan hotel tersebut.

"Tiba-tiba petinya menjauh dari gue, keseret ke tengah laut lagi," ucap Ifan.

Setelah akhirnya sampai di daratan, Ifan sempat tak sadarkan diri dan dibawa ke klinik, di mana ternyata banyak korban yang lebih parah kondisinya.

Sehingga Ifan meminta agar diantar ke rumah penduduk supaya tidak memenuhi tempat.

Saat itu yang ada di pikirannya hanya mencari orang yang dikenal, mencari istrinya, teman satu band, manajer, adik dan keluarga adiknya.

Ifan saat itu berhasil menemukan Aa Jimmy dan bassist Seventeen, tapi baru menemukan istrinya tiga hari kemudian di ruang mesin kolam renang.

"Istri gue di ruang mesin kolam renang, itu ada pintu kan, ketimpa pohon kejebak di situ," kata Ifan. 

Menurut Ifan, di vila tempatnya menginap sekitar 250 orang karena sedang ada gathering, dan diketahui meninggal dunia sekitar 165 orang. 

Sebagai informasi, tsunami Anyer terjadi 22 Desember 2018.

Peristiwa itu disebabkan letusan Anak Krakatau di Selat Sunda.

Saat tsunami menerjang, Seventeen sedang tampil di sebuah acara gathering perusahaan PLN.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi