Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Silampukau Luncurkan Single "Lantun Mustahil" di Panggung Intim

Baca di App
Lihat Foto
Silampukau/Muhammad Iqbal Tawakkal
Silampukau di acara peluncuran single terbaru Lantun Mustahil, Minggu (5/6/2022).
|
Editor: Kistyarini

SURABAYA, KOMPAS.com - Pencapaian Silampukau dengan album Dosa, Kota, & Kenangan (2015) membuat penggemarnya menantikan karya baru dari grup musik asal Surabaya tersebut.

Setelah merilis single "Dendang Sanksi", duo beranggota Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening ini tak butuh waktu lama untuk melempar karya berikutnya.

Pada Minggu (5/6/2022) malam, bertempat di Kedai Jokopi, Jalan Dinoyo, Keputran, Surabaya, mereka menggelar release party single terbaru mereka dalam balutan panggung intim.

Baca juga: Lewat Doa 1, Grup Silampukau Kritik Industri Hiburan

Dekat dan hangat. Memukau seperti biasa. Sederhana namun mencairkan suasana. Begitulah suasana yang tergambar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak perlu banyak orang, hanya sekitar 100-an orang dan Silampukau pun melakukan tugasnya dengan baik.

Selain "Lantun Mustahil" yang pertama kali dimainkan, duo yang terbentuk kisaran tahun 2009 ini juga menggeber dengan lagu-lagu "kesayangan arek-arek Suroboyo" yang menimbulkan koor massal, dari Puan Kelana hingga Doa 1.

Hujan deras sebelum pertunjukkan sempat membuat udara kian menggigit, namun Silampukau, yang bermain di kandang sendiri, seperti biasa, mampu membius dan memanaskan suasana.

Terkait single barunya, Kharis dan Eki yang ditemui Kompas.com selepas acara, menegaskan bahwa Silampukau sengaja membuat hal yang berbeda dari karya-karya mereka sebelumnya.

"Tapi tetap ada kegelisahan yang ingin kami sampaikan," ujar Kharis.

"Di 'Lantun Mustahil', kami menyorot nelayan atau pekerja lautan di wilayah utara Surabaya, beserta ketidakpastian yang harus mereka hadapi," tambahnya.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Rantau (Sambat Omah) - Silampukau

"Lantun Mustahil", menurut Silampukau, adalah nyanyian tentang kehidupan itu sendiri.

Serba tidak pasti, hal buruk yang tak bisa diprediksi, dan segala hal yang tak bisa sepenuhnya dikendalikan.

"Single ini kami rilis juga untuk menyambut datangnya angin muson timur ke wilayah Indonesia. Cuaca baru, risiko dan tantangannya pun juga berbeda. Kami terinspirasi dari para nelayan dan hal-hal celaka yang bisa saja mereka hadapi," ungkap Kharis.

Terkait album baru yang amat dinantikan penggemar, Silampukau mengaku masih terus berproses. Tetapi, baik konsep mau pun waktu perilisan masih dirahasiakan.

"Ya ditunggu saja. Tetapi intinya kami sengaja mengeksplorasi hal-hal baru, tak hanya dari segi lirik, tapi juga segi musik. Misalnya di Dendang Sanksi, ada selipan warna dangdut di dalamnya," ujar Eki.

Baca juga: Silampukau Bius Penggemar Dengan Lirik Unik

Dalam album Dosa, Kota & Kenangan, Silampukau banyak merekam sisi lain Kota Pahlawan. Tak melulu manis dan nostagia, tetapi juga menyorot sisi pahit yang bahkan sudah terasa biasa saja.

Hal ini bisa disimak dalam lagu seperti "Si Pelanggan" yang bercerita tentang Gang Dolly beserta pernak-perniknya, juga "Malam Jatuh" di Surabaya yang menyorot kemacetan gila-gilaan di senja hari Jalan Raya Ahmad Yani.

Namun dengan kesuksesan album perdananya, Silampukau tak merasa terbebani. Justru mereka malah ingin terus berkarya sebebas mungkin, tanpa ada tekanan.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Malam Jatuh di Surabaya dari Silampukau

"Los ae pokoke (lanjut terus, red.). Enggak ada beban. Intinya tetap eksplor, suarakan kegelisahan, dan berkarya," pungkas Kharis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi