Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Mengingat Haji Bokir yang Jadi Nama Jalan di Jakarta: Maestro Betawi, Lakon Jantuk dan Setia Warga

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/Bre Redana
(kiri ke kanan) Kasino, Nasir, Bodong, Mali, Bokir, Indro dan Dono, Sabtu (23/4/1983) di TIM Jakarta.
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Andika Aditia

KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta baru saja mengubah 22 ruas jalan di DKI Jakarta dengan nama-nama tokoh Betawi.

Perubahan ini diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebanyak 22 ruas jalan itu diganti dengan nama-nama tokoh Betawi, baik dari tokoh masyarakat sampai seniman budaya Betawi.

Di antara 22 nama tersebut, terselip nama seniman Betawi Mpok Nori yang namanya disematkan di ruas jalan yang sebelumnya bernama Jalan Raya Bambu Apus.

Lalu, ada pula Haji Bokir Bin Dji’un yang namanya disematkan di ruas jalan yang sebelumnya bernama Jalan Raya Pondok Gede.

Kedua ruas jalan tersebut sama-sama berada di wilayah administrasi Jakarta Timur.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain sebagai bentuk apresiasi, peresmian nama jalan ini juga membuat banyak orang teringat akan sosok Haji Bokir yang bergelut dengan kesenian Betawi sejak lahir hingga akhir hayat.

Dialog macam “Bokir Kecut” sering menghiasi layar lebar dan layar kaca masyarakat Indonesia dari era 80an sampai 90an.

Dialog tersebut sering dilontarkan mendiang Suzanna yang sering disandingkan dengan Bokir dalam berbagai film horor kala itu.

“Lah Coba Itu...” “Kalau Boleh Tahu, Siapa Nama Nona” adalah secuil dari ucapan yang sering dilontarkan Bokir dan menjadi populer.

Jauh sebelum wara wiri di dunia perfilman, Bokir telah menghidupkan dan menjaga eksistensi kesenian Betawi agar tetap bertahan di tengah gempuran modernisasi Jakarta kala itu.

Sejak tahun 1960an, Bokir telah mendirikan dan memimpin sanggar topeng Betawi bernama Setia Warga.

Lewat kesenian topeng Betawi, Bokir menjelma menjadi sosok seniman kebudayaan yang jenius.

Dialek khas Betawi dengan cara penyampaian apa adanya membuat banyak orang menyukai Bokir.

Bokir sukses mencerminkan fenomena sosial lewat kosakata Betawi yang ia tuturkan.

Misal, dalam film Bangunnya Nyi Roro Kidul (1985) yang disutradarai Sisworo Gautama dan dibintangi Suzanna.

Bokir sukses memerankan dukun palsu, tak hanya dalam urusan akting, tetapi juga dalam hal dialog satire yang dibalut dengan komedi dan dialek Betawi.

“Dunia gepeng semangkin peyot... Orang-orang gede pada morot... Yang kaya semangkin gembrot... Yang lemah makanan mat codot... Moral manusia semangkin melorot...”

Begitulah dialog satire yang dikumandangkan Bokir dalam film tersebut.

Dialog ini lucu sekaligus menyentil karena mencerminkan keadaan sosial kala itu.

Dialog macam itu sudah tak asing bagi Bokir, lantaran ia juga menjadi orang yang rajin mengenalkan Lakon Jantuk dalam seni topeng Betawi.

Lakon Jantuk yang kini sudah tak terdengar lagi, dahulu biasa dipertunjukan dalam acara menjelang pernikahan seperti halnya Palang Pintu dari Betawi.

Jantuk sendiri kerap digambarkan dengan sosok pria paruh baya yang memberi nasihat kepada mereka yang hendak menikah. Filosofi hidup, kebijaksanaan, dan kearifan hidup ala Betawi akan disampaikan Lakon Jantuk dalam balut komedi.

Bahkan, banyak yang menganggap Lakon Jantuk yang dulu dimainkan Bokir tak jauh berbeda dengan Stand Up Comedy. Dimana, kesenian sastra lisan atau teater tutur dalam Lakon Jantuk menyajikan monolog yang menghibur sekaligus membuat orang terenyuh.

Bokir sendiri lahir di Cisalak, Bogor pada 25 Desember 1925 dan telah berpulang pada 18 Oktober 2002 di usia 77 tahun.

Semasa hidup, Haji Bokir dikenal ramah dan senang menyapa siapa saja. Persis seperti pantun yang kerap ia lontarkan dalam pertunjukkan Lenong dan topeng Betawi.

“Srampang Srimping, Temu Dalam Selampe, Siapa Itu Di Samping? Tamu Baru Sampe,”

“Ambil Dukdong Dibuat Bale, Saudara Kata Baru Sampe, Duduk Dong Di Bale,”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi