Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Begini Cara LSF Membedakan Film Kategori 13+ dan 17+

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar YouTube Lola Amaria Production
LSF menggunakan iklan animasi yang dibuat oleh Tahilalats.
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Sensor Film (LSF) terus mengimbau masyarakat Indonesia agar menerapkan budaya sensor mandiri.

Budaya sensor mandiri adalah memilah dan memilih film yang tepat sesuai klasifikasi usia sebelum membeli tiket menonton di bioskop.

Rommy Fibri Hardiyanto selaku Ketua LSF juga menjelaskan cara mudah membedakan film kategori 13+ dan 17+, dua klasifikasi yang kerap digunakan untuk film-film di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Klasifikasi Ciuman Informatif dan Eksploitatif dari Sudut Pandang LSF

"Jadi kalau misalnya yang membedakan 13 atau 17 itu dari aspek berlebihan atau tidak," kata Rommy saat ditemui di kantornya, Senin (18/7/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Misalnya ada aksi kejar-kejaran atau perkelahian, kalau perkelahian itu intensinya masih batas normal biasa aja bisa 13. Tapi kalau sudah intensif, berdarah-darah di situ, itu tentu akan naik klasifikasinya," tuturnya.

Untuk kategori 13 tahun, LSF sendiri sebenarnya tak melarang adegan berdarah atau bahkan ciuman.

Baca juga: Alasan LSF Labeli Ivanna sebagai Tontonan untuk 17 Tahun ke Atas

Namun, LSF memiliki penilaian khusus untuk adegan darah dalam film kategori 13+ dan 17+.

"Kalau berdarah-darah ya, bukan hanya berdarah, berdarah 13 pun bisa ya," kata Rommy.

Sementara untuk adegan ciuman, LSF juga membedakannya dengan istilah informatif dan eksploitatif.

Ciuman informatif tetap dibiarkan lolos sensor untuk kategori usia 13+.

Baca juga: Alasan LSF Bikin Iklan Animasi Bersama Tahilalats

Namun jika adegan ciuman itu sudah masuk eksploitatif, maka LSF akan mengubahnya ke kategori usia 17+.

"Ciuman diklasifikasi 13 boleh kok asal informatif aja, tapi kalau sudah eksploitatif sampai bergumul gitu maka akan ditingkatkan jadi dewasa," tutup Rommy.

Lewat penjelasan itu, Rommy Fibri Hardiyanto berharap masyarakat bisa semakin pintar memilih tontonan sesuai klasifikasi usianya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi