JAKARTA, KOMPAS.com - Masih ingat dengan kisah tragis tokoh Mak yang diperankan oleh aktor Mario Maurer lewat film Thailand Pee Mak (2013)?
Di sana, tersaji kisah cinta antara manusia dengan hantu legendaris yang diambil dari cerita rakyat Thailand, yaitu Mae Nak.
Pada pertengahan 2022 ini, konsep yang sama kembali diangkat lewat film Thailand berjudul Daeng.
Film ini mulai tayang di bioskop Tanah Air, tepatnya di CGV seluruh Indonesia, pada hari ini Jumat (22/7/2022).
Baca juga: Sinopsis Daeng, Anak Hantu yang Ingin Jadi Manusia
Daeng berfokus pada kisah anaknya Pee Mak dan Mae Nak, yaitu Daeng.
Namun, perlu ditekankan bahwa film Daeng bukanlah sekuel dari Pee Mak, melainkan hanya mengambil unsur kisah dari cerita rakyat Mae Nak.
Penokohan yang padat
Daeng diceritakan adalah wujud hantu cilik yang tinggal sendiri di wilayah Phra Khanong.
Daeng menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya, sambil berupaya menyembunyikan fakta bahwa ia adalah makhluk halus.
Baca juga: Fakta Menarik Film Ghost Writer 2, Film Horor Berbalut Komedi
Namun, masalah muncul ketika desa tersebut mengalami teror dari sosok hantu cilik yang misterius.
Durasi 96 menit film ini dimanfaatkan oleh sutradara Watcharapong Pattama dengan teliti agar bisa membangun konflik pada awal cerita hingga mengenalkan satu per satu tokoh dengan padat dan jelas.
Kekompakan antar aktor cilik
Selain Daeng, tokoh yang patut diperhitungkan dalam film ini adalah teman-temannya, yaitu Mali, Setlee, Heng, dan juga Sri.
Chemistry para aktor cilik yang memerankan karakter bisa dibilang berhasil menggambarkam hubungan pertemanan seperti anak-anak pada umumnya.
Baca juga: Sutradara Muhadkly Acho Sebut Ghost Writer 2 Bukan Film Horor, Kenapa?
Sayangnya, porsi tampil mereka sering diganggu dengan sejumlah karakter dewasa.
Sebagai contoh, kehadiran seorang pria pemabuk yang selalu bicara melantur atau adanya karakter penakut yang memiliki intonasi aneh sewaktu berbicara.
Tokoh-tokoh itu tak ada dalam unsur utama cerita, tetapi hanya menambahkan porsi komedi yang terkesan kurang dari karakter Daeng dan teman-temannya.
Humor dewasa untuk film anak-anak
Sebagai informasi, Daeng memiliki batasan usia penonton untuk 13 tahun ke atas.
Baca juga: Teaser Poster QODRAT Dirilis, Film Horor Pertama Vino G Bastian
Namun, banyak lelucon dalam film yang sepertinya lebih cocok dinikmati oleh penonton 21 tahun ke atas.
Sejumlah frasa dan adegan seolah tak pantas dimainkan oleh para aktor cilik dalam film tersebut.
Ada juga beberapa lelucon yang terasa sangat sensitif karena membahas ras serta warna kulit dari salah satu karakter.
Horor yang berhasil dan penggambaran cinta melampaui dunia
Film ini bisa dipuji dari segi horornya. Dibandingkan film Pee Mak, elemen horor dalam Daeng lebih jelas terasa.
Baca juga: Sutradara Fajar Bustomi Enggan Garap Film Horor, Kenapa?
Faktor terbesarnya, Daeng adalah sosok hantu cilik. Sifat jail dan suka menakuti orang dewasa tidak lepas dari dirinya.
Sejumlah momen jump scare dan menakutkan tersaji dari kejailan Daeng dalam film ini.
Adapun pesan dalam film ini bisa dipetik lewat perpisahan yang mengharukan antara tokoh Daeng dan Mali.
Daeng yang kembali ke alamnya akhirnya memberikan satu pertanyaan besar kepada Mali: "Jika kita berbeda dunia, apakah kita masih bisa berteman?"
Keduanya menggambarkan definisi cinta yang mengaburkan batas dunia, mengalahkan perbedaan apa saja, dan hal itu kadang tak mampu dideskripsikan lewat kata-kata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.