Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Ketika Asosiasi Promotor Musik Indonesia Angkat Bicara soal Kisruh Pertunjukan Musik...

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI
Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) menyerukan kekhawatiran jika gelaran konser musik akan semakin sulit mendapat izin pelaksanaan, di Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).
|
Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, pertunjukan musik Tanah Air tengah terguncang.

Hal tersebut dikarenakan terjadinya kisruh dalam penyelenggaraan Berdendang Bergoyang Festival yang berujung pencabutan izin keramaian dari kepolisian.

Imbasnya, konser Dewa 19 yang sedianya berlangsung pada 12 November 2022 ditunda hingga 4 Februari 2023.

Tentunya, dua hal ini membuat penggemar musik meluapkan kekecewaan. 

Baca juga: APMI Berharap Tidak Ada Efek Domino Usai Kisruh Berdendang Bergoyang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) akhirnya buka suara dan memberikan penjelasan agar duduk perkara jelas.

Dalam jumpa pers di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, pada Kamis (3/11/2022), APMI mengutarakan harapan serta pandangan atas hal yang terjadi.

1. Mengapa tiket dijual ketika surat izin belum terbit?

Ketua Umum APMI, Dino Hamid, mengatakan, promotor kerap kali menjadi bulan-bulanan ketika sebuah festival musik berujung batal atau ditunda karena tidak mengantongi izin.

Baca juga: Soundrenaline hingga DWP Terancam Batal, APMI Perjuangkan agar Tetap Terselenggara

Tidak ingin publik salah menanggapi dalam suatu permasalahan, Dino Hamid memberikan penjelasan mengenai dijualnya tiket saat surat izin keramaian belum terbit dari kepolisian.

"Padahal, memang pasti penjualan tiket itu berjalan berbarengan secara paralel dengan pengurusan izin," ucap Dino Hamid.

2. Harapan promotor

Dino Hamid berharap tidak ada efek domino dari kisruh Berdendang Bergoyang yang membuat polisi harus menghentikan festival tersebut.

Baca juga: Konser Dewa 19 Ditunda, APMI: Jangan Lihat 70.000 Penonton sebagai Orang yang Liar atau Berdemo

Dino Hamid melihat bahwa festival musik menjadi salah satu pemasukan ekonomi negara usai Tanah Air dilanda pandemi Covid-19.

"Jadi kami itu ingin yang salah diperbaiki, harapannya jangan dihukum, tapi diperbaiki," ucap Dino Hamid.

"Setiap manusia pasti membuat kesalahan. Tapi, event merupakan salah satu media untuk me-recovery ekonomi secara nasional," tutur Dino Hamid melanjutkan.

Baca juga: APMI: Festival Musik Terancam Batal Digelar

3. Imbas Berdendang Bergoyang

Sekjen APMI Emil Mahyudin mengatakan, festival musik yang akan digelar dalam waktu dekat ini terancam batal.

Hal tersebut imbas dari kisruh pelaksanaan festival Berdendang Bergoyang yang berujung pada pencabutan izin penyelenggaraan oleh kepolisian.

"Iya, betul. Kondisinya kurang lebih seperti itu (festival musik terancam batal). Kita sekarang lagi di dalam situasi penuh ketidakpastian," kata Emil usai jumpa pers.

Baca juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Promotor Musik Indonesia Bersatu Bentuk APMI

Emil mengungkapkan festival musik apa saja di Jabodetabek yang sekitarnya terancam batal dalam waktu dekat ini.

"Tanpa mengecilkan event yang lain, kalau semua event tidak boleh di tahun 2022, kita akan kehilangan tiga event besar, Soundrenaline, HITC (Head in the Clouds), dan DWP," ujarnya.

4. Tetap perjuangkan

Walau begitu, Emil mengatakan pihaknya bakal memperjuangkan agar tiga festival musik tersebut tetap terselenggara.

Baca juga: Kemenparekraf dan APMI Hadirkan Acara Akhir Tahun CMEW

"Kami fight untuk seluruh event. Memang yang jadi head-nya itu Soundrenaline, Head In The Clouds dan DWP. Memang kami sedang menjalankan diskusi agar tiga event itu tetap berjalan," ungkap Emil.

Menurut Emil, tiga nama festival musik tersebut merupakan sebuah acara yang membawa nama Indonesia ke kancah internasional.

Sebab terdapat sejumlah penampil dari musisi internasional yang akan hadir dalam perhelatan tersebut.

"Karena, ketiganya memiliki snowball efek dalam pertumbuhan perekonomian kreatif di Indonesia," ucap Emil.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi