Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Marcella Zalianty Usul Adanya Dana Pensiun bagi Pekerja Film

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Cynthia Lova
Marcella Zalianty di Perpusnas Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022).
Penulis: Cynthia Lova
|
Editor: Dian Maharani


JAKARTA, KOMPAS.com-Artis peran Marcella Zalianty mengungkap niatnya  mengusulkan adanya dana pensiun untuk pekerja film ke depannya.

Marcella berpikir PARFI ’56 ke depannya bisa mengajukan hal itu dalam bentuk undang-undang.

Marcella juga sudah mengungkapkan hal itu ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim dan Sandiaga Uno, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Baca juga: Marcella Zalianty Kembali Terpilih Menjadi Ketua Parfi 56

“Tadi saya membahas itu sama Pak Nadiem waktu saya mengantarkan Pak Nadiem. Pak Nadiem menanyakan apa sih yang dibutuhkan (untuk pekerja film),” ujar Marcella di Perpusnas RI, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Saya melihat keseriusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendukung perfilman. Jadi apabila kompak untuk merumuskan kebijakan mungkin double diperjuangkan bersama,” lanjut Marcella.

Marcella mengakui bahwa memberikan dana pensiun untuk pekerja film memang sulit diwujudkan oleh negara.

Namun, menurut Ketua PARFI’56 ini, pajak dari penghasilan penonton film bisa dikembalikan ke pelaku film itu sendiri melalui dana pensiun.

“Tapi bisa juga dana penaiun, mislnya pajak dari penghasilan tontonan (film) bisa dikembalikan untuk kepentingan aktor itu sendiri,” kata Marcella.

“Tidak hanya aktor, industrinya ada untuk pembangunan building (bioskop), dana pensiun aktor atau pekerja film yang sudah mendedikasikan dirinya. Aktor itu kan pekerja seni. Film itu untuk kemajuan dan beradapan bangsa,” lanjut Marcella.

Oleh karena itu, Marcella berharap ada aturan atau perundang-undangan yang mengatur soal perfilman serta orang-orang di dalamnya.

“Kalau di India sama Korea kan ada regulasinya tenrang. Bukan regulasi yg mengukung tapi menumbuhkan. Tapi regulasi yang berpihak (pada pekerja film). Berpihak pada sumber daya lokal, dan produk lokal,” ucap Marcella.

“Film bisa jadi tuan tumah di rumahnya sendiri dengan catatan dibahas di Undang-Undang untuk aturan bisnisnya. Pembangunan bioskop (ke daerah-daerah) ini bisa meregenerasi pelaku-pelaku film,” tutur Marcella.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi