Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Nano Riantiarno Meninggal Dunia dan Duka Para Sahabat

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Nano Riantiarno saat berada di rumahnya ketika ditemui Kompas pada 2 April 2008.
Penulis: Firda Janati
|
Editor: Kistyarini

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor sekaligus pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno atau Nano, meninggal dunia pada Jumat (20/1/2023) pukul 06.38 WIB.

Kepergian pria bernama lengkap Norbertus Riantiarno tersebut tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga dunia seni peran Indonesia.

Berikut ini rangkuman Kompas.com:

• Sakit kanker paru-paru

Nano Riantiarno meninggal dunia dalam usia 73 tahun. Ia sempat dirawat karena penyakit kanker paru-paru.

Anak Nano, Rangga Bhuana kanker paru-paru itu membuat sang ayah kesulitan untuk bernafas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pendiri Teater Koma Nano Riantiarno Meninggal Dunia

"Boleh pulang ke rumah, tapi tetap membawa selang untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru. Itu sedikit membantu. Ya, pada akhirnya napasnya deg-degan sampai ke paru-paru masih jelek," ujar Rangga, di kawasan Bintaro, Jumat (20/1/2023).

Selain sesak napas, Nano juga kerap merasakan gejala batuk tidak berdahak.

"Kami sempat bawa ke ICU Fatmawati. Pada 27 Desember, pindah ke ICU Dharmais. Dari 27 Desember kami gantian berjaga sampai akhirnya pulang Senin kemarin," tutur Rangga.

Rangga mengatakan, ayahnya meninggal dunia di rumah karena sejak Senin, Nano sudah dirawat di rumah bersama keluarga.

Baca juga: Profil Norbertus Riantiarno atau Nano, Pendiri Teater Koma

• Karya terakhir

Meski dalam keadaan sakit, semangat berkarya Nano Riantiarno untuk berkarya masih membara, bahkan menjelang kepergiannya.

Rangga mengatakan, ayahnya masih ingin membuat pementasan dari naskah berjudul Matahari dari Papua di akhir kepergiannya.

"Desember 2022 kemarin baru memang sayembara naskah, ada naskah berjudul Matahari dari Papua. Sebenarnya rencana beliau ingin memanggungkan itu. Mungkin nanti kita lihat dari Teater Koma ke depannya gimana," jelas Rangga.

Baca juga: Karya Terakhir Nano Riantiarno untuk Teater Koma, Naskah Matahari dari Papua

• Duka para sahabat

Pada Jumat (20/1/2023), puluhan pelayat silih berganti mendatangi rumah duka tempat Nano disemayamkan, tak terkecuali aktor Deddy Mizwar dan Mathias Muchus.

Deddy Mizwar dan Nano pernah bersama dalam satu kelompok teater bernama Teater Populer yang aktif pada era 1980-an.

Mengenang pertemuan pertamanya itu, Deddy Deddy berharap, perjuangan Nano mendirikan Teater Koma bisa diteruskan oleh generasi saat ini.

Baca juga: Kronologi Nano Riantiarno Meninggal Dunia, Sempat Sesak Napas

Sementara itu Mathias Muchus mengaku syok ketika mendengar kabar kepergian Nano dari istrinya pada Jumat pagi.

Mathias mengenang Nano sebagai salah satu sosok yang sangat konsisten dan patut diteladani.

"Sosok Nano di mata saya adalah orang yang patut diteladani, orang yang konsisten, orang yang selalu menjawab semua persoalan dengan karya. Itu yang membuat saya kagum dengan beliau," ujar Mathias.

Bagi Mathias, karya-karya Nano memiliki arti tersendiri dalam hidupnya.

Baca juga: Kenang Nano Riantiarno, Mathias Muchus: Dia Punya Arti Tersendiri bagi Saya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi