Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Diangkat dari Kisah Nyata, Serial In The Name of God: A Holy Betrayal Jadi Sorotan, Kenapa?

Baca di App
Lihat Foto
Netflix
In the Name of God: A Holy Betrayal
|
Editor: Rintan Puspita Sari

KOMPAS.com- Dokumenter Netflix, In The Name of God: A Holy Betrayal ramai dibicarakan dan banyak yang mengaku tak kuat untuk menonton kelanjutan ceritanya.

Peringatan pemicunya termasuk pelecehan anak, ketelanjangan, kekerasan seksual, dan bunuh diri.

Tetapi bahkan beberapa penonton yang tahu apa yang diharapkan, tetap tidak siap menghadapi keburukan yang mereka lihat.

Tayang perdana pada 3 Maret 2023, serial dengan total 8 episode itu bahkan sempat jadi perdebatan untuk diminta menghentikan penayangannya. 

JMS atau Jeong Myeong-seok (alias Jung Myung-seok) meminta putusan untuk menghentikan penayangan serial dokumenter tersebut, mengklaim bahwa pertunjukan tersebut adalah fiksi, melanggar prinsip praduga tak bersalah dan merusak kebebasan beragama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 5 Rekomendasi Serial dan Film Indonesia tentang Psikopat, Ada Katarsis

Namun, Pengadilan Distrik Barat Seoul mengatakan pada hari Kamis (2/3/2023) bahwa MBC dan Netflix tampaknya telah membuat program tersebut berdasarkan "sejumlah besar" materi objektif dan subjektif.

“Sulit untuk menilai bahwa sebagian besar program yang melibatkan JMS tidak benar, hanya berdasarkan materi yang disampaikan oleh kelompok tersebut,” kata pengadilan, dalam laporan dari kantor berita Yonhap.

In The Name of God: A Holy Betrayal menceritakan kebangkitan dan kejatuhan beberapa pemimpin sekte Korea yang memanipulasi dan mengeksploitasi pengikut mereka dengan cara yang keji.

Tiga episode pertama, khususnya, mengejutkan penonton dengan dramatisasi mengerikan dari peristiwa nyata yang menunjukkan bagaimana Misi Injil Kristen (juga dikenal sebagai JMS).

Ini adalah sebuah gerakan keagamaan yang didirikan pada tahun 1980, menjadi alat kekerasan yang digunakan oleh pendirinya, Jeong Myeong Seok.

Pada 2009, Jeong dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena pemerkosaan.

Sebelum penangkapannya, Jeong melarikan diri dari Korea Selatan dan dilaporkan telah memperkosa hampir seratus mahasiswa di Taiwan.

Pada saat dia dibebaskan dari penjara pada tahun 2018, gerakan JMS telah menyebar ke lebih dari 70 negara.

Baca juga: Sinopsis Fubar, Serial Netflix Tentang Petualangan Mata-Mata

Kini, penonton tidak hanya mengungkapkan rasa jijik dan marah, tetapi juga bersimpati kepada para korban yang masih berjuang hingga saat ini.

"Gue berhenti di eps 1, bener-bener gamau ngelanjutin:( nyeraaahhh," tulis @chaeriinkim.

"Enggak bisa berkata-kata cuma bisa menganga," tulis @juliurluve.

"Sumpah nonton tiap episode tuh enggak abis pikir banget," tulis @layingday.

Selain itu, beberapa penonton menyerukan kepada penggemar K-Pop untuk mengambil tindakan dengan memboikot album yang dijual oleh Synnara Records.

Synnara Records didirikan oleh pemimpin sekte Kim Ki Soon pada tahun 1982.

Dia telah dituduh bertanggung jawab atas beberapa kematian, termasuk seorang anak berusia 7 tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Variety, Koreaboo
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi