Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Sutradara Ungkap Pengalaman Tak Biasa di Balik Pembuatan In The Name Of God: A Holy Betrayal

Baca di App
Lihat Foto
Netflix
In the Name of God: A Holy Betrayal
|
Editor: Rintan Puspita Sari

KOMPAS.com- Sutradara serial dokumentar In the Name of God: A Holy Betrayal dari Netflix berbagi cerita menakutkan tentang anggota sekte yang menguntit dirinya dan para korban selama proses pembuatan serial itu.

Cho Sung Hyun, direktur serial dokumenter, mengaku diikuti anggota dari kultus yang dia angkat ceritanya, JMS.

Ada banyak lika-liku selama pembuatan serial dokumenter, tetapi terjadinya kebocoran informasi pribadi diingatnya sebagai pengalaman yang menyeramkan bagi tim produksi.

Dia mengklaim anggota JMS, juga dikenal sebagai Christian Gospel Mission or Providence, menguntit, mengancam, dan meretas dia dan para korban yang berpartisipasi dalam dokumenter tersebut.

Baca juga: Banyak Orang Tak Kuat Nonton In The Name of God: A Holy Betrayal, Sutradara: Itu Hanya 10 Persen dari Kisah Sebenarnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya memiliki tongkat pertahanan diri tiga tingkat dan senjata bius di mobil saya. Ini tidak pernah terjadi dalam 15 tahun saya sebagai produser," ujar Cho Sung Hyun.

Serial ini mencakup empat kultus di Korea, yang pertama tentang JMS dan pemimpin kultusnya Jeong Myeong Seok, yang mengaku sebagai Mesias.

Dalam upaya untuk membela pemimpin dan agama mereka, anggota JMS secara fisik mengganggu para pemeran dan kru tim produksi In the Name of God: A Holy Betrayal.

Faktanya, di awal episode pertama, Maple, seorang korban muda dari Hong Kong, terlihat diikuti dari Bandara Incheon ke hotelnya segera setelah dia mendarat di Korea untuk berbicara menentang JMS.

Dia terus diawasi dari mobil di luar hotelnya.

Dalam sebuah wawancara di MBC Radio's Attention Kim Chong Bae, sutradara Cho Sung Hyun mengatakan bahwa meskipun dia mengganti tiket pesawat Maple tiga kali, anggota JMS akan datang ke bandara dan secara fisik menghentikannya naik pesawat dan meninggalkan Hong Kong.

Dia juga berbagi momen menakutkan anggota JMS yang menguntit seorang korban.

Baca juga: Diangkat dari Kisah Nyata, Serial In The Name of God: A Holy Betrayal Jadi Sorotan, Kenapa?

"Saat kami syuting dengan korban, di luar sedang hujan sehingga korban memandang ke luar jendela," ujar Cho.

"Kemudian, dia mendapat pesan yang mengatakan, 'Kamu juga melihat ke luar jendela? Hujan.’ Sangat menakutkan," imbuhnya.

Bahkan ada saat-saat sutradara Cho Sung Hyun curiga ada pengikut JMS di antara tim produksinya.

"Ada banyak situasi di mana saya bertanya-tanya bagaimana informasi ini diserahkan ke pihak lain," katanya.

"Suatu kali, saat mempersiapkan wawancara video dengan seorang korban dari Australia, kami mendapat teks yang berbunyi, 'Jangan terima untuk melakukan wawancara' lima menit sebelum dimulai, seolah-olah mereka tahu," sambungnya.

Mencurigakan bagaimana anggota JMS tampaknya tahu apa yang terjadi dengan produksi.

Sutradara mencoba berbagai metode untuk mencari tahu siapa yang membocorkan informasi, dia bahkan mencoba membocorkan informasi yang salah dan tidak membagikan detail tentang pembuatan film, tetapi dia tidak menemukan pelakunya.

"Saya berada dalam situasi di mana saya meragukan semua orang," kata Cho.

Namun, produksi akhirnya berakhir dan sutradara Cho Sung Hyun berterima kasih kepada 200 orang yang ditemuinya saat memproduksi serial dokumenter tersebut.

Dia berterima kasih kepada para korban yang berpartisipasi dan membagikan kesaksian mereka dengan rentan dan memuji Pendeta Kim Gyeong Cheon, mantan wakil presiden JMS, karena membagikan semua yang dia bisa tentang situasi tersebut sebagai orang dalam.

Selain itu, dia juga berterima kasih kepada Profesor Kim Do Hyeong, seorang aktivis anti-JMS, karena memainkan peran besar dalam proses mengakhiri JMS.

Dia menambahkan bahwa banyak orang berpartisipasi dalam gugatan terhadap pemimpin aliran sesat tersebut.

Terakhir, ia berpesan kepada mereka yang masih aktif di JMS.

"Diam tidak mengubah apapun. Menutup mata, dan seseorang masih akan mengeksploitasi Anda dalam sepuluh tahun," ujar Cho.

"Tanyakan kepada diri sendiri: 'Apakah dia benar-benar seorang Mesias?' Jika Anda mendengar pikiran Anda mengatakan tidak, inilah waktunya untuk berbicara," lanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Koreaboo
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi