JAKARTA, KOMPAS.com- Konsisten menjaga kehidupan pribadinya selama puluhan tahun berkarier di dunia hiburan, Nicholas Saputra ungkap pentingnya bisa berkata tidak atau menolak orang lain.
Terjun di dunia hiburan sejak usianya masih remaja, membuat Nicholas Saputra belajar lebih cepat tentang konsekuensi dari popularitas yang didapatnya saat itu bersama film Ada Apa Dengan Cinta?
Mulai dari diikuti di sekolah hingga di rumah, Nicholas Saputra pernah merasakan itu semua.
"Jadi saya tahu apa impact-nya (dari popularitas) bagi saya, keluarga saya, tetangga saya, teman dekat saya, pacar, dan lain-lain," kata Nicholas Saputra dikutip dari YouTube CXO Media.
Baca juga: Nicholas Saputra Ungkap Alasan Bertahun-tahun Menutup Rapat Kehidupan Pribadi
"Saya punya kesempatan mengenali pola-pola ini ketika saya masih sangat muda," ucapnya.
Dia juga tahu bahwa orang-orang dari industri hiburan biasanya sulit untuk bilang tidak atau menolak sesuatu. Apalagi jika itu banyak permintaan, hingga akhirnya mereka mulai mengikuti arus.
"Memang orang di industri hiburan itu mudah sekali terseret arus," ujar Nicholas Saputra.
"Karena kita selalu mengatakan 'ya' di setiap demand, rasanya kok kita harus ikutin," imbuhnya.
Berawal dari pengalaman masa mudanya itu, Nicholas akhirnya mulai belajar untuk bilang tidak.
Baik ketika ditanya soal kehidupan pribadi, tawaran film dan lainnya.
"Power yang sangat powerful sebenarnya dan sulit juga dilakukan 'to say no,'" kata Nicholas Saputra.
Baca juga: Siap Rilis Singel Nyaman Tak Cukup, Raisa Gandeng Nicholas Saputra
"Dengan bilang 'tidak' sebenarnya saya melindungimu," lanjutnya.
Tapi memang, tidak mudah untuk mengatakan tidak. Bintang film Gie ini juga pernah merasa tidak enak dan egois dengan bersikap seperti itu. Namun semua pikiran itu segera dibuang jauh-jauh.
"Pernah (merasa egois), tapi saya cepat runtuhkan ide itu, karena sebenarnya saya enggak egois," ucap Nicholas Saputra.
"Kadang-kadang saya pikir saya egois saya bilang enggak, no. Sebenarnya saya sedang melindungi diri saya, teman saya dan orang yang ngajak juga. Jadi saya gugurkan ide itu, ide egois, enggak (egois kok)," sambungnya.
Untuk akhirnya bisa sampai di titik seperti sekarang ini, Nicholas mengatakan bahwa semuanya butuh proses dan konsistensi.
"Saya terbiasa bukan hanya menolak, (tapi juga) terbiasa untuk menghadapi orang yang kita tolak. Karena enggak semua orang kuat, ada yang merasa bersalah, aduh kasihan," ujar Nicho.
"Bukan soal tega enggak tega, karena sebenarnya keputusan itu dengan berbagai macam pertimbangan, kamu harus bijak tentang ini," imbuhnya.
Namun, tetap ada konsekuensi dari tindakan yang dipilih Nicholas Saputra baik itu menutup kehidupan pribadi ataupun soal menolak hal yang tak dia inginkan.
"Mungkin ini soal mau atau tidak kita mencoba belajar menghadapi orang yang baru saja dikatakan tidak, selalu ada konsekuensi," ucapnya.
"Biasanya finansial kalau urusan kerjaan ya, kalau soal yang lain, mungkin perasaan dikucilkan. Hal-hal kayak gitu juga harus let go, 'yang lain mau kok lo enggak?' itu tekanan yang harus siap kita hadapin (dengan berani bilang tidak)," jelasnya.