JAKARTA, KOMPAS.com - Bermula dari cerita pengalamannya selama dua kali dipenjara karena kasus narkoba, aktor Tyo Pakusadewo mengaku dihubungi petinggi-petinggi negeri ini.
Tyo bercerita ia dimasukkan ke sel yang ada tikusnya hingga mandi dengan sabun colek.
Sementara presenter Uya Kuya yang berbincang dan mengunggah obrolan dengan Tyo Pakusadewo di kanal YouTube-nya juga diminta pihak tertentu untuk take down (menghapus) kontennya.
Dimasukkan sel tikus
Tyo mengatakan peredaran narkoba di dalam penjara itu benar adanya.
Ia mengaku pernah membeli narkoba di sana dan mengonsumsinya.
Karena itu pula ia dimasukkan ke sel yang ada tikusnya selama 10 hari.
"Saya beli, saya pakai, makanya dimasukin ke sel tikus. Namanya juga pecandu," ungkap Tyo Pakusadewo dikutip dari YouTube Pagi Pagi Ambyar Trans TV.
Sel yang gelap sepanjang hari itu seharusnya ditempati satu orang. Tetapi kenyataannya diisi sampai tujuh orang.
Ia hanya bisa mengenal siang dan malam berdasarkan suara kumandang adzan.
Mandi pakai sabun colek
Tyo menuturkan bahwa kualitas air di blok untuk napi narkoba dan kriminal airnya tidak bersih. Berbeda dengan blok tipikor (korupsi) yang ada penyaringnya.
Akibat air kotor tersebut napi sering terkena penyakit kulit.
"Karena kekacauan air, kita sering kena penyakit penjara, namanya rabi. Rabi itu penyakit kulit, jadi gatel tuh, enggak bisa berhenti (gatal), gara-gara air," jelas Tyo.
Mereka pun mandi dengan sabun colek.
Baca juga: Uya Kuya Ikut Pileg 2024, Ingin Perjuangkan Keluhan-keluhan Warga
"Napi itu semua kalau udah kena gituan, pakai sabun cuci, sabun colek mandinya, panas parah," lanjutnya.
Ada pihak yang menghubungi
Setelah ceritanya tersiar ke publik melalui kanal YouTube Uya Kuya, Tyo Pakusadewo mengaku ada pihak yang menghubunginya.
"Ada beberapa orang yang mencoba untuk ngajak ngobrol mengenai hal ini, tapi saya pikir untuk apa," kata Tyo.
Tyo menegaskan ia hanya berbagi pengalaman bukan mau menyerang sebuah instansi.
Uya Kuya juga mengalami hal serupa.
"Yang kemarin ini saya itungin selama tiga hari ada 19 orang penting di negeri ini yang hubungi saya," kata Uya dikutip dari YouTube Pagi Pagi Ambyar Trans TV.
Diminta take down video
Dari 19 pihak yang menghubunginya itu, ada pula yang memintanya untuk take down video viral itu.
"Buat ajak ngobrol, tapi ada juga yang nyuruh take down, ada juga yang ngobrol tapi dia bilang enggak usah di-take down karena ini buat kebaikan," tutur Uya.
"Ada juga yang saya disuruh minta maaf. Saya bilang, minta maaf sama siapa, saya enggak mau," lanjutnya.
Uya mengatakan ia tetap mengunggah konten tersebut meskipun tahu risikonya besar karena menganggap videonya dapat menjadi masukan untuk instansi terkait dalam hal "bersih-bersih".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.