Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 26 Mar 2023

Pengajar di Universitas Singaperbangsa Karawang, Lulusan Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Terlanjur Beken dengan Nama Panggung

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com
Uya Kuya dan Astrid di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).
Editor: Sandro Gatra

GERAKAN senam Surya Utama, yang populer dengan nama panggung Uya Kuya, dan Astrid Margareta alias Astrid Kuya, begitu bersemangat.

Kamis pagi, saat Hari Lahir Pancasila kemarin, pasangan suami istri itu mengadakan senam bareng warga Kebagusan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sesekali keduanya keduanya berswafoto dengan emak-emak sambil berjoget ria.

Uya Kuya mengabadikan kegiatan kampanyenya itu di reels, salah satu fitur media sosial Instagram dengan akun king_uyakuya.

Tampak Uya Kuya dan Astrid kompak menggunakan baju berwarna biru, simbol warna Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang mengusung mereka menjadi calon anggota legislatif.

Keduanya sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum. Uya Kuya maju menjadi bakal Caleg DPR RI dengan daerah pemilihan DKI Jakarta II. Dapil ini mencakup Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara Astrid maju menjadi bakal Caleg DPRD DKI Jakarta dengan Dapil Jakarta Selatan A. Dapil ini mencakup Kecamatan Setiabudi, Kebayoran Baru, Cilandak, Kebayoran Lama, Pesanggrahan.

Dapil Uya dan istrinya memiliki irisan. Karena warga di dapil Astrid termasuk konstituen Uya. Uya dan Astrid bisa melakukan kampanye bersama di daerah Jakarta Selatan.

Strategi pemilihan dapil untuk pasangan suami istri ini, menguntungkan keduanya. Biaya politik dan waktu kampanye bisa lebih efisien.

Tingkat eksposur tayangan Uya Kuya dan Astrid, baik melalui media massa maupun media sosial, juga tinggi. Efeknya, popularitas atau keterkenalan mereka besar.

Kanal Uya Kuya TV, misalnya, memiliki 4,14 juta subscriber per 2 Juni 2023. Ada 947 unggahan video dan telah ditonton 644.281.817 kali.

Kanal Uya Kuya tadi seringkali kali mengangkat topik dan persoalan yang sedang ramai di publik. Mulai dari kasus Ferdy Sambo, Rafael Alun, praktik jual beli narkoba di penjara, hingga isu intimidasi Tenaga Kerja Wanita di luar negeri.

Dengan modal popularitas ini, Uya Kuya dan Astrid memiliki kans besar lolos menjadi anggota Dewan.

Meski memiliki banyak kekuatan, debut pertama artis ataupun pesohor di Pileg seringkali antiklimaks alias tidak sesuai dengan harapan Si Pesohor.

Sebut saja Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari, pemeran Oneng dalam Sinetron Komedi (Sitkom) Bajaj Bajuri. Sebelum menjadi anggota DPR selama 14 tahun, Rieke pernah gagal sebagai caleg pemula.

Pada Pileg 2004, pertama kali nyaleg, Rieke keok. Perolehan suaranya hanya 9.333 suara di Dapil Jawa Barat IV. Ketika itu Rieke maju lewat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Di Pileg 2009, Rieke mendaftar lagi menjadi Caleg DPR RI. Hasilnya, Rieke menang dan bertahan selama tiga periode berturut-turut, yaitu 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024.

Berdasarkan catatan penulis, ada juga pesohor yang selalu mendaftar menjadi menjadi Caleg, tetapi gagal terus.

Aktor dan presenter Derry Drajat, misalnya, sudah tiga kali maju menjadi caleg dan tak pernah menang. Mulai dari Pileg 2009, Pileg 2014, dan Pileg 2019. Bahkan Derry masih berupaya maju di Pileg 2024.

Selain tantangan menjadi caleg pemula, persoalan lain yang bisa menjadi hambatan Uya Kuya dan Astrid Kuya untuk lolos menjadi anggota DPR RI, adalah nama panggung lebih beken dari nama asli.

Nama panggung Uya Kuya terlanjur beken dibandingkan nama aslinya, yaitu Surya Utama. Sementara nama caleg yang tertera di kertas suara, adalah nama asli, bukan nama panggung. Artinya, konstituennya bisa kesulitan mencoblos Uya Kuya di bilik suara.

Tito Sumarsono, pelantun lagu “Pergilah Kasih”, pernah mengalami pengalaman buruk itu. Pemilik nama asli Muhammad Taufik Hidayat ini gagal ke Senayan pada Pileg DPR RI 2009.

Dikutip dari berita Kompas.com berjudul, “Cerita Tito Sumarsono yang Gagal Nyaleg karena Tak Boleh Pakai Nama Artis” yang diterbitkan 1 November 2020, Tito mengakui kekalahannya karena nama panggungnya lebih ngetop dibandingkan nama asli.

Uya Kuya dan Astrid Kuya ternyata menyadari persoalan ini. Pada 26 Mei lalu, keduanya mendaftarkan permohonan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, agar nama panggung mereka disahkan menjadi nama resmi, yang sama dengan nama lahir. Artinya, mereka ingin memiliki dua nama resmi.

Tak butuh waktu lama, bagi kedua miliarder tersebut untuk mengurusnya. Pada 30 Mei, tak sampai satu minggu, nama Uya Kuya dan Astrid Kuya sah menjadi nama resmi kedua setelah Surya Utama dan Astrid Margareta.

Dengan dikabulkannya permohonan bernomor 451/Pdt.P/2023/PN JKT.SEL dan 452/Pdt.P/2023/PN JKT.SEL itu, nama Uya Kuya dan Astrid Kuya bisa dipakai di kertas suara dan alat peraga kampanye.

Nama Uya Kuya dan Astrid Kuya memang memiliki modal popularitas. Persoalannya popularitas tidak melulu linier dengan elektabilitas atau tingkat keterpilihan, khususnya bagi Caleg pemula dari kalangan pesohor.

Faktanya banyak Caleg petahana menumbangkan caleg pemula dari kalangan pesohor. Salah satu faktor penyebabnya, yaitu para petahan sudah membangun pemilih dan basis konstituen yang loyal lewat program-program pada periode sebelumnya.

Di sisi lain, nama Uya Kuya memang lebih populer dibandingkan Surya Utama. Namun bukan berarti, nama Surya Utama tidak laku untuk dipasarkan ke publik.

Rebranding nama bisa jadi opsi bagi Uya Kuya dan istrinya melepaskan identitasnya sebagai pesohor. Dengan menggunakan nama Surya Utama dan Astrid Kuya, keduanya bisa mentransformasi diri menjadi tulen.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama pernah melakukannya. Basuki melakukan rebranding nama bekennya, Ahok menjadi BTP, singkatan Basuki Tjahaja Purnama.

Lewat media sosial Youtube, Basuki membuat kanal, Panggil Saya BTP. Akun ini berisi tentang video tanya jawab dengan BTP.

Menurut Helen Stuart dan Laurent Muzellec (2004), rebranding tidak hanya mengubah nama, tetapi juga citra.

Citra Uya Kuya yang selama ini lebih dikenal sebagai pesohor, bisa diubah menjadi politisi yang benar-benar peduli dengan rakyat. Dan strategi yang digunakan adalah rebranding ketokohannya dengan nama Surya Utama.

Meskipun, strategi ini tidak bisa dilakukan dengan instan, secepat keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tadi. Karena rebranding memiliki beberapa tahapan, repositioning, renaming, redesign, dan relaunching (Muzellec, dan kawan-kawan: 2003).

Repositioning bertujuan mengubah persepsi masyarakat, sedangkan renaming adalah tahapan mengubah nama atau brand.

Redesign merupakan proses penyesuaian nama baru dengan identitas baru. Dan relaunching adalah tahapan sosialisasi secara luas tentang adanya perubahan nama atau brand.

Uya Kuya dan Astrid Kuya memiliki infrastruktur untuk melakukan rebranding. Dengan kanal Uya Kuya TV, yang memiliki 4,14 juta subscriber, pasutri tersebut bisa mem-branding ulang ketokohannya dengan nama asil.

Kini, nama panggung Uya Kuya dan Astrid Kuya sudah resmi melalui jalur pengadilan. Maka mereka bisa menggunakan nama panggung sebagai nama resmi.

Tuah nama panggung akan diuji pada Pileg 2024 ini, di tengah kondisi masyarakat yang mulai cerdas dalam memilih.

Apakah pilihan menjadikan nama panggung sebagai nama resmi, adalah strategi efektif untuk memenangkan Pileg 2024? Semuanya akan diketahui pada 14 Februari 2024 nanti.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi