KOMPAS.com – Peristiwa pilu yang dialami presenter Medina Kamil dan tim produksi acara televisi Jejak Petualang mengundang simpati banyak orang.
Peristiwa ini terjadi 17 tahun lalu, tepatnya pada 6 Juni 2006.
Mulanya, tim produksi Jejak Petualang berangkat dari Kota Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat menuju Kabupaten Timika Papua naik longboat melalui jalur laut Arafuru.
Tim produksi Jejak Petualang berjumlah lima orang, kelimanya adalah Dody Johanjaya (produser), Budi Kurniawan (kamerawan), Wendy Muhamad Firman (asisten produser), Bagus Dwi (kamerawan) dan Medina Kamil (presenter).
Tim Jejak Petualang berangkat dari Agats pada hari Selasa (6/6/2006) pukul 08.00. Dijadwalkan paling lambat tiba di Timika, Rabu esoknya.
Dalam perjalanannya tim produksi Jejak Petualang ditemani tiga penduduk lokal, sehingga total berjumlah delapan orang.
Perahu terbalik
Di tengah perjalanan tiba-tiba cuaca memburuk dan gelombang laut pun meninggi.
Longboat tersebut akhirnya terbalik dihantam gelombang tinggi.
Semua peralatan seperti kamera, laptop, dan ponsel hilang saat disapu gelombang.
Mereka kemudian berusaha untuk kembali lagi menaiki perahu yang ditumpangi.
Baca juga: Perjuangan Medina Kamil Bertahan Hidup Saat Terombang-ambing di Laut, Makan Keong dan Kepiting
Bagus Dwi dan tiga penduduk lokal berhasil kembali naik ke perahu.
Sementara, Medina Kamil dan tiga orang lainnya tak bisa kembali naik ke perahu dan terombang-ambing di laut Arafuru.
Terpisah dari Bagus
Setelahnya, karena kondisi gelombang yang tinggi, Bagus Dwi dan tiga penduduk lokal yang sudah kembali naik ke perahu tak bisa mendekat ke Medina Kamil dan tim yang terapung.
Sementara itu, Medina Kamil dan tim juga melihat Bagus Dwi bersama tiga penduduk lokal terpisah menjauh karena hempasan gelombang.
Saat itu, Medina Kamil dan tim tak sempat berkomunikasi dengan Bagus Dwi dan tiga penduduk lokal.
Medina Kamil dan tim hanya melihat perahu yang dinaiki Bagus Dwi semakin menjauh hingga tak terlihat lagi.
Medina dan 3 kru terombang-ambing 24 jam di laut
Saat itu, Dody sang produser berhasil menarik Medina, Wendy, dan Budi untuk bersama-sama berpegangan tangan agar tidak terpisahkan gelombang.
Dody meraih dry box yang mengapung untuk pegangan mereka.
Mereka semua berpegangan dengan kotak yang mengapung tersebut agar tidak terpisahkan.
Selama 24 jam mereka terombang-ambing di lautan. Tak jarang mereka terdorong ke dalam laut karena gelombang tinggi itu.
Mereka saat itu berharap segera menemukan daratan.
Lihat Foto
Keempat tim Jejak Petualangan yang selamat foto bersama tim SAR yang menemukan mereka di sebuah pulau kosong di Agats, Papua, pada 10 Juni 2006. Sementara itu, seorang kamerawan hilang hingga saat ini.
Terdampar di pulau tak berpenghuni
Keesokan paginya, yaitu pada 7 Juni 2006, Medina, Dody, Budi, dan Wendy akhirnya menemukan daratan.
Mereka berusaha berenang dan mendorong dry box untuk mencapai daratan.
Pulau itu ternyata tak berpenghuni.
Medina Kamil dan tim bertahan hidup dengan memakan siput dan kepiting yang ada di hutan mangrove dalam pulau kecil tersebut.
Mereka menyalakan api unggun untuk membuat siput dan kepiting bakar.
Keempatnya juga bertahan hidup dengan minum air hujan.
Ditemukan Tim SAR
Pada hari keempat terdampar, mereka akhirnya ditemukan oleh tim SAR.
Medina, Dody, Wendy, dan Budi dievakuasi mengenakan speedboat.
Mereka kemudian mendapat perawatan lebih lanjut.
Bagus hilang
Namun, ternyata Bagus Dwi dan tiga penduduk lokal yang sempat kembali naik perahu tak ditemukan.
Setelah pencarian berbulan-bulan tetap tak kunjung ditemukan hingga kini, genap sudah 17 tahun Bagus Dwi dan tiga penduduk lokal masih hilang sejak 6 Juni 2006.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.