Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Influencer Vegan Zhana D'Art Meninggal Diduga Kelaparan

Baca di App
Lihat Foto
Instagram @rawveganfoodchef
Influencer Zhanna D'Art yang diduga meninggal karena kelaparan
|
Editor: Rintan Puspita Sari

KOMPAS.com- Zhanna Samsonova atau Zhana D'Art, influencer vegan, diduga meninggal karena kelaparan setelah menjalani diet buah-buahan eksotis di Malaysia.

Influencer berusia 39 tahun ini sering mempromosikan makanan mentah di media sosial.

Dia dilaporkan meninggal pada 21 Juli 2023 setelah akhirnya mencari perawatan medis saat tur di Asia Tenggara.

"Beberapa bulan yang lalu, di Sri Lanka, dia sudah terlihat kelelahan, dengan kaki bengkak dan mengeluarkan getah bening," kata seorang teman yang tidak disebutkan namanya kepada Newsflash.

Baca juga: Tak Viral seperti Dulu Lagi, Bonge Citayam Ungkap Sikap Influencer Sekarang Padanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka mengirimnya pulang untuk mendapatkan perawatan. Akan tetapi, ia melarikan diri lagi. Ketika saya melihatnya di Phuket, saya merasa ngeri," lanjutnya.

Temannya itu menambahkan sudah berulangkali menyarankan Zhanna untuk menjalani pengobatan.

"Saya tinggal satu lantai di atasnya dan setiap hari saya takut menemukan tubuhnya yang sudah tidak bernyawa di pagi hari," ujarnya.

"Saya meyakinkannya untuk berobat, tetapi dia tidak berhasil," sambungnya.

Tak hanya teman yang khawatir dengan kondisinya setelah menjalani diet vegan, ibunda Zhanna mengaitkan kematian putrinya dengan infeksi mirip kolera.

Baca juga: Bicara soal Karier, Millen Cyrus: Aku Lebih ke Beauty Influencer

Namun, sampai saat ini penyebab resmi kematiannya belum diumumkan.

Keluarga Zhanna sedang menunggu laporan medis dan sertifikat kematian yang akan menentukan penyebab resmi kematiannya.

Sebagai pendukung makanan herbivora mentah, Zhanna mengklaim bahwa ia mengonsumsi makanan vegan yang benar-benar mentah selama empat tahun terakhir.

Dia hanya mengonsumsi buah-buahan, biji bunga matahari, smoothie buah, dan jus.

Seorang teman Zhanna juga menyatakan bahwa selama tujuh tahun terakhir, Zhanna hanya makan nangka dan durian raksasa yang manis.

Baca juga: Profil dan Biodata Abby Choi, Model dan Influencer Hong Kong

Zhanna pernah mengatakan bahwa pola makan makanan mentahnya terinspirasi dari melihat "teman sebayanya" yang terlihat jauh lebih tua dari usia dia. 

Dia mengaitkan itu dengan pola makan "junk food", dan dengan pengaruhnya sebagai influencer, Zhanna menggunakan media sosial untuk menyebarkan doktrin diet mentahnya.

"Saya makan makanan yang sederhana, meskipun saya memiliki banyak pengalaman sebagai koki makanan mentah. Saya senang membuat resep sendiri dan menginspirasi orang untuk makan lebih sehat," kata Zhanna.

Sayangnya, teman-temannya justru percaya bahwa pilihan makanan sehatnya itu sebagai penyebab kematiannya.

Menurut Healthline, meskipun diet makanan mentah dapat memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan, peningkatan kesehatan jantung, dan risiko diabetes yang lebih rendah.

Tapi juga ada beberapa kerugian dari pola makan ini, terutama jika tidak direncanakan dengan baik.

Hal ini termasuk kekurangan kalsium dan Vitamin D, yang dibutuhkan untuk tulang yang kuat.

Ini juga dapat menyebabkan tingkat B12 yang tidak optimal, yang dapat menyebabkan anemia, kerusakan sistem saraf, kemandulan, dan, yang agak paradoks, penyakit jantung.

Sebuah studi yang diterbitkan awal bulan ini di Journal of Nutrition menemukan bahwa 100% partisipan yang menjalani pola makan vegan mentah mengonsumsi kurang dari 2,4 mcg vitamin B12 yang direkomendasikan per hari.

Terlepas dari potensi kerugian dari pola makan Zhanna, banyak pengikutnya yang menolak untuk percaya bahwa pilihan makannya menyebabkan kematiannya.

Mereka justru mengklaim bahwa ia terbunuh oleh bahan kimia dalam buah yang ia makan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: New York Post
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi