Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Bayu Skak dan Cerita Perjuangan Buat Film Berbahasa Daerah

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Cynthia Lova
Bayu Skak di Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa (6/9/2022).
|
Editor: Tri Susanto Setiawan

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan Bayu Skak dalam membuat film berbahasa daerah ternyata tak semudah yang dibayangkan.

Pria bernama asli Bayu Eko Moektito ini harus melewati berbagai rintangan saat ingin mewujudkan Yowis Ben ke dalam medium sinema.

Penolakan dari rumah produksi hingga tak dibayar sampai 500.000 penonton pernah dialaminya.

Baca juga: Bayu Skak Ingin Gerakkan Potensi Daerah di Industri Perfilman Indonesia

Bayu Skak pun membagikan ceritanya dalam webinar Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI), Selasa (15/8/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjudian

Setelah ditolak oleh empat rumah produksi, Bayu Skak akhirnya mendapat secercah harapan ketika naskah Yowis Ben diambil oleh Starvision.

Chand Parwez mau memproduksi film tersebut namun dengan syarat Bayu Skak harus mengubah dialognya ke dalam Bahasa Indonesia.

Bayu Skak lalu berjuang meyakinkan Parwez agar filmnya tetap mengusung bahasa Jawa penuh.

Baca juga: Setelah Malang dan Surabaya, Bayu Skak Akan Buat Film dengan Latar Solo

"Karena saya enggak ada track record-nya di film, akhirnya saya bilang ke Pak Parwez, 'sebelum 500.000 penonton saya berani enggak dibayar asal tetap berbahasa daerah!'" kenang Bayu Skak.

Perjudian itu terbayar ketika Yowis Ben mendapatkan lebih dari 900.000 penonton.

Film tersebut akhirnya dilanjutkan hingga menjadi sebuah trilogi.

Proyek selanjutnya

Setelah Yowis Ben di Malang dan Loro Ati di Surabaya, Bayu Skak sudah memikirkan lokasi untuk proyek film selanjutnya.

Pria kelahiran Malang ini ingin menggarap film dengan latar tempat Solo.

Baca juga: Perjudian Bayu Skak, Berani Tak Dibayar Sampai Yowis Ben Tembus 500.000 Penonton

"Saya tertantang untuk next-nya di Solo," kata Bayu Skak.

Desentralisasi

Bayu Skak ingin ke depannya industri kreatif tak selalu berpusat di Jakarta.

Dengan pengalamannya sekarang, Bayu Skak ingin menggerakkan potensi besar dari setiap daerah untuk berkarya dan meramaikan industri hiburan Indonesia.

"Jadi yang pengin saya lakukan adalah desentralisasi agar tak di Jakarta saja perputarannya. Karena dari dulu panggungnya selalu di Jakarta," kata Bayu Skak.

Salah satu cara yang ditempuh oleh Bayu Skak adalah dengan melibatkan banyak aktor dan kru dari daerah ketika sedang menggarap sebuah produksi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi