KOMPAS.com- Olivia Rodrigo menjawab spekulasi bahwa singelnya "Vampire" bercerita tentang Taylor Swift.
Penyanyi berusia 20 tahun itu mengaku terkejut saat tahu orang-orang mengaitkan lagu barunya dengan Taylor Swift.
"Saya sangat terkejut ketika orang-orang berpikir seperti itu," katanya pada The Guardian.
"Saya tidak pernah ingin mengatakan lagu-lagu saya tentang siapa?" ujar Rodrigo.
Olivia juga mengatakan, tidak akan dan tidak pernah dalam kariernya mengaitkan orang lain sebagai inspirasi dalam membuat musik.
Baca juga: Serba-serbi Billboard Music Awards 2022, Olivia Rodrigo Raih 7 Penghargaan hingga BTS Pecahkan Rekor
"Saya tidak pernah melakukan hal itu sebelumnya dalam karier saya dan mungkin tidak akan pernah melakukannya lagi," kata Rodrigo.
"Saya pikir lebih baik untuk tidak mengaitkan sebuah lagu dengan satu hal saja," imbuhnya.
Spekulasi seputar "Vampire" yang dikaitkan dengan Swift bermula dari klaim plagiarisme yang terkait dengan lagu-lagu dari album debut Rodrigo, "Sour".
Setelah para penggemar menyadari bahwa lagu "Deja Vu" miliknya memiliki kemiripan dengan lagu "Cruel Summer" milik Swift, ia akhirnya memberikan 50 persen kredit dan royalti untuk lagu tersebut kepada Swift.
Dia juga menghadapi klaim plagiarisme terhadap lagu "Good 4 U" miliknya yang terkenal dengan lagu "Misery Business" milik Paramore, di mana dia juga memberikan kredit dan royalti kepada band tersebut.
Baca juga: Mengenal Sosok Olivia Rodrigo, Penyanyi yang Tertangkap Kamera Bisik-bisik dengan V BTS
Lirik "Vampire" membuat para penggemar percaya bahwa lagu ini bercerita tentang masalah kredit/royalti antara kedua artis tersebut karena lirik Rodrigo merujuk pada lirik yang menguras darah demi ketenaran dan status "Bloodsucker, famef*cker/Bleeding me dry like a godd*mn vampire."
Ketika klaim plagiarisme pertama kali menghampirinya, Rodrigo mengungkapkan kekecewaannya.
"Sangat mengecewakan melihat orang-orang mengambil sesuatu di luar konteks dan mendiskreditkan karya wanita muda mana pun," ujarnya.
Namun, sekarang, ia mengatakan bahwa ia memiliki pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja industri musik secara penuh.
"Saya masih sangat awam tentang bagaimana industri musik bekerja, sisi hukumnya," katanya.
"Saya merasa sekarang saya tahu lebih banyak tentang industri ini dan saya merasa... lebih siap dalam hal itu. Itu bukanlah sesuatu yang saya pikirkan terlalu banyak," imbuhnya.
Sebelumnya, Rodrigo mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Audacy's The Julia Show bulan lalu bahwa "Vampire" tidak selalu tentang seseorang yang menggunakan ketenarannya untuk menaiki tangga sosial.
"Saya pikir lagu ini bukan tentang ketenaran atau apa pun itu, saya pikir ini lebih tentang seseorang yang manipulatif dan menghisap Anda hingga kering, menggunakan Anda untuk semua nilai Anda," katanya pada saat itu.
"Saya pikir itu adalah tema yang universal, dan saya juga berpikir bahwa ketenaran sekarang lebih mudah diakses daripada sebelumnya. Bukan hanya orang-orang di L.A. dan Hollywood yang harus berurusan dengan hal itu," sambungnya.
Lagu "Vampire" dirilis pada Jumat tengah malam (30 Juni 2023), lagu yang terinspirasi dari opera rock ini - yang merupakan singel utama dari album kedua Rodrigo yang akan datang, Guts.
"Vampire" mengisahkan hubungan bintang pop berusia 20 tahun ini dengan seseorang yang ia ibaratkan sebagai "penghisap darah" yang "menjualnya".
Dia juga menyinggung tentang perbedaan usia serta lama hubungan ("Enam bulan penyiksaan yang kamu jual sebagai surga terlarang") dalam liriknya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.