Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tumbuh bersama kekuatan mimpi perempuan Indonesia

Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Haji Faisal Ayah Fuji Kini Hadapi Risiko Pembayaran Macet

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Cynthia Lova
Haji Faisal di kawasan Srengseng, Jakarta Barat, Senin (2/5/2022).
Penulis: Andika Aditia
|
Editor: Andika Aditia

KOMPAS.com - Ayah Fuji An, Haji Faisal, kini merasakan langsung risiko imbas dari sepinya pembeli di pasar Tanah Abang yang terjadi belakangan ini.

Haji Faisal menyebut, tren penurunan pembeli yang dirasakan para pedagang pasar Tanah Abang membuat banyak risiko terjadi.

Salah satunya, kata Haji Faisal, adalah kredit macet atau pembayaran yang tersendat dari para pelanggan atau pembeli.

Baca juga: Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Haji Faisal Ayah Fuji: Sekarang Kacau Sepinya

“Ya otomatis orang dagang grosir bahan seperti saya dan teman-teman saya itu kena imbasnya karena sistem kami di Tanah Abang ini menjual kepada pedagang yang jual baju jadi di kios bagian dalam, yang menjual baju jadi dengan sistem kredit, sebagian,” ucap Haji Faisal seperti dikutip dari kanal YouTube Grid ID, Rabu (20/9/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak bisa dipungkiri, Haji Faisal mengaku, kini banyak pedagang yang kredit bahan grosir kepadanya menjadi sulit membayar tepat waktu.

Kata Haji Faisal, kebetulan pelanggannya adalah sesama pedagang di pasar Tanah Abang yang menjual lagi barang grosir darinya untuk dijual dalam bentuk barang jadi.

Baca juga: Namanya Terseret Kasus Robot Trading, Haji Faisal: Saya Siap Ganti

“Jadi jual kami dengan waktu seumpama satu setengah bulan, satu bulan, baru pembayaran dari orang-orang yang sudah jadi langganan kami. Terus dengan kondisi seperti sekarang kadang laris kadang enggak itu risikonya macet pembayaran, jadi yang berasa risikonya kita yang dagang grosir ini, terhambat pembayarannya,” tutur Haji Faisal.

Haji Faisal berharap para pedagang di pasar Tanah Abang bisa bertahan menghadapi kondisi sulit seperti sekarang.

Bukannya apa, kata Haji Faisal, karena para pedagang di pasar Tanah Abang sudah memiliki rantai penjualannya sendiri, sehingga jika satu merasakan sepi pembeli, maka semuanya akan merasakan imbasnya.

Baca juga: Tahu Crazy Rich Pemberi Donasi Gala Ditangkap karena Terlibat Pencucian Uang, Haji Faisal: Duitnya Bukan ke Rekening Saya

“Syukur-syukur dia bisa bertahan, kalau tidak bisa bertahan ya kita yang rugi,” ucap Haji Faisal.

Ada pun, Haji Faisal yang merupakan ayah Fuji An, Fadly Faisal, dan mendiang Bibi Ardiansyah ini sudah berdagang di pasar Tanah Abang sejak tahun 1992.

Haji Faisal menjadi pengusaha tekstil grosiran, sebagian besar barang dagangannya adalah kain tekstil.

Baca juga: Ketika Haji Faisal Berharap Fuji dan Thariq Halilintar Balikan...

Diketahui, kondisi pasar Tanah Abang belakangan menjadi perhatian karena kondisinya yang terus sepi dalam beberapa waktu terakhir.

Kondisi sepi ini pun membuat banyak pedagang berteriak karena khawatir usahanya tak bisa bertahan.

Kondisi sepinya pasar Tanah Abang juga sampai menarik perhatian Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki.

Baca juga: Fuji dan Thariq Putus Terkendala Restu, Haji Faisal: Enggak Ada Masalah

Teten Masduki sudah melihat dan mendengar sendiri kondisi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang lengang.

Teten menyebut, salah satu penyebabnya adalah produk dalam negeri tak bisa bersaing dengan produk impor yang dijual jauh lebih murah di platform e-commerce dan social commerce.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi